PEKANBARU - Ketua DPD Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) Riau, Junaidi mengakui ada biaya tambahan berangkat Ibadah Umrah ke Saudi.
"Walau kemungkinan besar jamaah umrah yang akan berangkat ke tanah suci akan menanggung biaya karantina selama 3 hari, namun sebagian jamaah asal Riau menyanggupi," kata Junaidi pada pers, Rabu (1/12).
"Sebagian Jemaah berpendapat asalkan bisa lebih cepat berangkat ke tanah suci."
"Tetapi dalam hal ini pada dasarnya ada dua opsi. Namun Jemaah umrah Riau ikhlas bayar biaya tambahan karantina 3 hari di Saudi ini," sebutnya.
Dua opsi ini menurut Junaidi, jalur pertama untuk vaksin produksi Pfizer BioNtech, AstraZeneca, Covishield, SK Bioscience, Moderna, dan Johnson & Johnson, itu bisa langsung tanpa karantina, karena diakui oleh pemerintah Arab Saudi. Sedangkan bagi jamaah penerima vaksin Sinovac/Sinopharm, itu karantina selama tiga hari, dan biaya ditanggung oleh masing-masing jamaah.
"Untuk jalur pertama, yang empat jenis vaksin tersebut tidak perlu karantina," katanya.
"Sedangkan jamaah pengguna vaksin jenis Sinopharm dan Sinovac, masuk ke dalam jalur kedua," sebutnya.
Menurutnya, jenis vaksin tersebut memang telah disetujui oleh WHO, namun tidak berlaku untuk Kerajaan Arab Saudi. Oleh karenanya, jamaah pengguna vaksin Sinopharm dan Sinovac terpaksa harus karantina tiga hari terlebih dahulu.
Untuk jalur kedua, karantina tiga hari diperlukan pada saat kedatangan, sehingga jamaah untuk sementara tidak dapat melaksanakan ibadah reguler tanah suci, kecuali setelah selesainya masa karantina.
"Aturan itu berlaku bagi jamaah ibadah umrah yang sudah divaksin minimal sebanyak dua kali."
"Jika terdapat jamaah ibadah umrah pengguna vaksin dosis pertama dan kedua yang berbeda, maka belum ada aturan lebih rincinya lagi dari Kerajaan Arab Saudi sejauh ini," ulasnya.
Untuk penambahan biaya karantina tersebut, diperkirakan ada penambahan biaya untuk karantina tersebut adalah sebanyak 200 dolar, atau sekitar Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta.
"Yang pastinya ini membebani jamaah."
"Karena anggaran sebanyak itu bukan biaya yang sedikit. Tapi kita juga sudah bertanya kepada sejumlah jamaah, mereka juga cukup mengikuti pemberitaan, dan menyatakan tetap bersedia. Namun tetap berharap ada perubahan," jelasnya.
Junaidi menilai, setelah 48 jam karantina nantinya, maka jamaah akan dites PCR.
"Kalau sudah negatif, bisa umrah."
"Biaya karantina nantinya akan masuk ke paket umrah yang akan diambil oleh calon jemaah," kata dia.
Penerapan biaya karantina mandiri sama seperti kebijakan yang memang berlaku di banyak negara. Lokasi karantina rencananya akan disiapkan oleh Pemerintah Arab Saudi. (*)
Tags : Jamaah Umrah, Ibadah Umrah ke Saudi, Agama, Jamaah Riau Tanggung Biaya Tambahan ke Tanah Suci,