PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau saat ini terjadi di sejumlah wilayah di Provinsi Riau. Akibat karhutla ini, kabut asap juga mulai menyelimuti sejumlah wilayah di Provinsi Riau beberapa hari terakhir.
"Ada warga bakar lahan buat kebakaran hutan dan lahan [Karhutla] naik drastis."
"Kami harap usulan pelaksanaan TMC di Riau dapat diterima untuk mendukung kegiatan hujan buatan," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, M Edy Afriz, Rabu (4/10).
Ia mengatakan, pihaknya kembali meminta bantuan ke pemerintah pusat untuk dilakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
Dia menyebutkan bahwa TMC masih sangat dibutuhkan. Karena selain untuk membasahi lahan gambut agar tidak terbakar, hujan yang turun juga bisa mengantisipasi kabut asap yang melanda.
Meskipun Riau saat ini tengah berasap, Edy menuturkan Karhutlah di Riau masih bisa dikendalikan. Sebab hari ini titik panas di Riau terpantau hanya 21 titik.
"Karhutla di Riau terkendali. Dari 1.000 lebih hotspot di Sumatera hari ini, di Riau hanya 21 titik. Sementara di Sumsel ada 800 lebih," ujarnya.
Terkait situasi kebakaran hutan dan lahan di Riau, pihaknya menyampaikan bahwa kabut asap yang melanda khususnya Pekanbaru, merupakan asap kiriman dari provinsi tetangga, yaitu Jambi dan Sumatera Selatan (Sumsel).
Sehubungan dengan hal tersebut, pihaknya mengusulkan untuk memberlakukan TMC, hujan di Provinsi Riau dapat menghalau asap masuk ke Riau.
"Kalau di Riau ada hujan, asap bisa tertahan. Ini penting dilakukan karena Riau merupakan benteng terakhir, jika asap terus-menerus masuk ke Riau bisa saja asap mengarah ke negara tetangga," pungkasnya.
34 orang jadi tersangka
Kepolisian telah menetapkan 34 tersangka atas 35 kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau.
Dari 35 kasus itu, terbanyak di Polres Rokan Hilir (Rohil) dengan 10 kasus sepanjang 2023.
"Sepanjang 2023 ada 35 kasus ditangani Polda Riau dan jajaran terkait kebakaran hutan dan lahan. Ada 34 orang tersangka," kata Kasubdit Tipiter Ditreskrimsus Polda Riau Kompol Andrie Setiawan, Rabu (3/10/).
Dari jumlah itu, kasus terbanyak ditangani Polres Rokan Hilir sebanyak 10 kasus dan 11 tersangka. Selanjutnya Polres Indragiri Hilir (Inhil), Dumai dan Bengkalis dengan masing-masing enam kasus dengan 15 tersangka.
"Ada juga Polres Kuansing empat perkara dan empat tersangka. Termasuk Polresta Pekanbaru, Rokan Hulu dan Kuansing dengan masing-masing satu perkara dengan total empat tersangka yang ditangani," kata Andrie.
Mantan Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru itu mencatat sejumlah perkara sudah ada yang dilimpahkan ke kejaksaan. Untuk kasus yang menjerat korporasi sendiri saat ini masih nihil.
Tetapi Edy Afrizal mencatat 1.906 hektare lahan terbakar di Provinsi Riau hingga 30 September ini. Paling luas ada di Bengkalis 393 hektare.
Edy Afrizal menambahkan kemudian Bengkalis ada Indragiri Hulu 308 ha, Indragiri Hilir 255 ha dan Rokan Hilir 236 ha. Selanjutnya disusul daerah lain dengan angka di bawah 200 ha terbakar.
"Lahan terbakar paling sedikit 18 ha yaitu Kuantan Singingi," kata Edy.
Edy menyebut saat ini tersisa dua unit heli pemadaman. Di mana sebelumnya lima unit dan telah dialihkan untuk penanganan di Sumatera Selatan dan Kalimantan Tengah.
Jadi kebakaran lahan dan hutan (Karhutla) di Kota Pekanbaru meningkat drastis sepanjang tahun 2023 ini.
Ada peningkatan mencapai 14,62 hektare dibanding tahun 2022 lalu.
Luas lahan terbakar sejak awal tahun 2023 sudah mencapai 41,72 hektare. Sedangkan tahun lalu sekitar 27,1 hektare. Kebakaran lahan pada tahun ini banyak terjadi dari rentang Juli hingga September.
Separuh dari total lahan yang terbakar berlangsung dalam tiga bulan ini.
"Jadi kebakaran lahan saat ini hampir separuhnya terjadi pada rentang Juli sampai September," sebut Edy Afrizal.
Tercatat ada 77 kali kebakaran lahan yang berlangsung hingga September 2023.
Kebanyakan lahan yang terbakar ada di Kecamatan Bina widya. Satu penyebab kebakaran lahan yakni efek el nino yang masih terjadi.
Ada juga kebakaran lahan yang memang sengaja dilakukan oleh oknum masyarakat ketika membuka lahan.
Pihaknya bersama aparat gabungan sudah memberi imbauan ke lokasi rawan kebakaran lahan. Ia mengajak masyarakat yang hendak membuka lahan jangan dengan cara membakar.
Dirinya menyebut bahwa saat ini Kota Pekanbaru masih berstatus Siaga Karlahut. Status ini bakal berlangsung hingga 31 Oktober 2023 mendatang. (*)
Tags : kebakaran hutan dan lahan, karhutla di riau, ada warga bakar lahan, karhutla naik drastis, pemprov buat modifikasi cuaca untuk tangkal kabut asap,