JAKARTA - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto beberapa waktu lalu sepakat membeli 42 unit pesawat tempur Rafale. Kontrak awal diteken untuk 6 pesawat terlebih dahulu.
Dikutip dari detikcom, Sekjen Kementerian Pertahanan Marsdya TNI Donny Ermawan Taufanto mengatakan pembelian jet tempur Rafale diperlukan mengingat saat ini Indonesia hanya memiliki 49 pesawat tempur, termasuk Sukhoi. Itupun, katanya mayoritas berumur 20-30 tahun.
"Indonesia saat ini hanya mengandalkan 33 pesawat F-16 AM, BM, C dan D yang sudah berusia lebih dari 30 tahun, serta 16 pesawat Sukhoi 27 dan 30 dengan usia hampir 20 tahun sebagai pesawat tempur utama," ujar Donny dalam diskusi virtual, Kamis (17/02/2022).
Pesawat tua tersebut mempengaruhi biaya perawatan. Dibutuhkan biaya ekstra untuk perawatan pesawat-pesawat tersebut.
Maka dari itu, diputuskan membeli pesawat tempur Rafale dari Prancis. Prancis dipilih lantaran kualitas alutsista buatannya tidak kalah dengan alutsista negara maju lainnya, terlebih Prancis mempunyai posisi tawar.
"Posisi tawar Prancis di kancah internasional dan politik luar negerinya yang relatif lebih netral dibandingkan dengan negara Eropa menjadikan Prancis menjadi satu pilihan sumber pengadaan alutsista bagi Indonesia," ujar Donny.
Sementara itu, Mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal (Purn) Chappy Hakim mengatakan pembelian 42 pesawat jet tempur Rafale oleh Kemhan merupakan keputusan yang tepat mengingat situasi pasar pesawat tempur sedang menguntungkan.
Saat ini, menurutnya, para produsen tengah banyak mengobral pesawat. Ini jadi kesempatan untuk beli di situasi yang tepat.
"Pembelian di saat yang tepat, yaitu ketika toko-toko memasang iklan atau berada di tengah musim sale," jelas Chappy.
Ia mengungkapkan seluruh pabrik pesawat tempur di dunia tengah cuci gudang atau bisa dikatakan tengah mengobral pesawatnya.
Dalam perkembangannya di dunia pabrik pesawat tempur terus mengembangkan teknologinya. Yang terbaru ada pesawat tanpa awak atau disebut pesawat drone.
Lebih jauh, Chappy menyebutkan bahwa pembelian pesawat bermanfaat untuk pertahanan Indonesia. "Terutama mengatasi situasi geopolitik di kawasan seperti di situasi di China Selatan dan Natuna," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto baru-baru ini menandatangani kontrak pembelian 42 pesawat tempur Dassault Rafale produksi Dassault Aviation asal Prancis.
Dikutip dari Bloomberg, Sabtu (12/02/2022), Dassault Aviation SA mendapatkan kontrak senilai US$ 8,1 miliar atau Rp 115,8 triliun (kurs Rp 14.300) dari Indonesia untuk penjualan 42 pesawat tempur Rafale. Kontrak ini sudah dikonfirmasi oleh Kementerian Pertahanan Prancis.
Jika dihitung, maka satu unit pesawat tempur Rafale yang dibeli Prabowo harganya sekitar Rp 2,7 triliun. Namun, selain pesawat tempur, pesanan TNI Angkatan Udara (AU) ini juga mencakup pelatihan awak pesawat, dukungan logistik untuk beberapa pangkalan udara, dan pusat pelatihan yang dilengkapi dengan dua simulator misi penuh. (*)
Tags : Jet Tempur Rafale, Indonesia Beli Jet Tempur Buatan Perancis, Pesawat Tempur Indonesia Sudah Berumur 20-30 Tahun,