JAKARTA - Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar mendeklarasikan diri sebagai bakal calon presiden (capres) dan bakal calon wakil presiden (cawapres) untuk menghadapi Pemilu 2024 di Hotel Majapahit, Surabaya, Jawa Timur.
Acara deklarasi dihadiri Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, serta ratusan pengurus dan kader Partai NasDem dan PKB.
Dalam pidatonya, Surya Paloh, mengungkap alasan mengapa dirinya memilih Muhaimin Iskandar, alias Cak Imin, sebagai bakal calon wakil presiden untuk Anies Baswedan.
"Anies adalah cendekiawan intelektual yang diyakini mampu memberi suasana kepemimpinan baru ke depan. Muhaimin seorang piawai, organisatoris ulung, bergerak di dunia pergerakan cukup lama.
"Kedua pasangan ini adalah botol dan tutup botol itu. Selamat tinggal politik cebong dan kampret, politik yang mengadu domba memecah belah dan merusak. Selamat datang politik kebhinnekaan," tutur Surya Paloh didepan media, Sabtu (2/9).
Dalam kesempatan yang sama, Muhaimin bercerita mengenai Surya Paloh yang mendesaknya segera memberi jawaban mengenai kesediaan menjadi cawapres untuk capres Anies Baswedan.
"[Surya Paloh berkata] 'kalau kamu nggak mau salaman, berarti selamanya kita tidak akan ketemu lagi. Tapi kalau kamu oke, saya jamin menang dan Insya Allah Indonesia akan lebih baik'," tutur Cak Imin menirukan perkataan Surya Paloh.
Cak Imin dan partainya kemudian memberi jawaban dalam waktu tiga hari.
"Saya merasa proses ini berjalan cepat dan lancar, sesuai dengan doa saya Indonesia yang lebih baik dan bahagia. Dalam waktu hanya tiga hari kami konsolidasi, dalam waktu singkat juga mendapat restu dari para ulama," katanya.
Anies Baswedan dalam orasi selanjutnya menyatakan, deklarasi ini membawa tanggung jawab moral menuju cita-cita bersama, karena dilaksanakan di tempat bersejarah. Hotel Majapahit, yang dulu bernama Hotel Yamato, adalah lokasi perobekan bendera Belanda menjadi merah-putih pada 19 September 1945.
"Di tempat ini kita membuat sejarah baru untuk kebaikan kita semua," ucap Anies yang dijawab dengan pekikan AMIN - akronim dari "Anies-Muhaimin".
Ketika ditanya soal Partai Demokrat yang tidak lagi berada di dalam Koalisi Perubahan, Anies berkata singkat:
"Kita menghormati langkah dan pilihan dari Partai Demokrat. Insya Allah demokrasi kita semakin maju, semakin mapan."
Pendeklarasian ini merupakan kejutan yang tak terduga menjelang pendaftaran calon presiden dan wakil presiden ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Oktober mendatang.
Partai Demokrat merasa "dikhianati" karena Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar, alias Cak Imin, dipasangkan dengan Anies Baswedan sebagai bakal calon wakil presiden.
"Politik itu memang penuh strategi, penuh siasat, penuh taktik, caranya banyak, tetapi saya tidak menyangka kalau tindakannya sejauh ini," ujar Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Jumat (01/09).
"Menurut saya melebihi batas kepatutan moral dan etika dalam politik," lanjutnya.
Seketika, isu ini membuat banyak pihak tercengang. Musababnya, keutuhan koalisi yang selama ini nampak terpelihara akan pecah kongsi.
Apakah Cak Imin benar-benar bisa mendongkrat elektabilitas Anies? Apakah Kolisi Perubahan yang semula berisi NasDem, Demokrat, dan PKS akan bubar? Apakah elektabilitas Prabowo akan turun? Ke mana Demokrat benar-benar akan berlabuh?
"Partai Demokrat resmi mencabut dukungan ke Anies Baswedan sebagai capres di Pilpres 2024," ujar Sekretaris Majelis Tinggi Demokrat Andi Mallarangeng dalam jumpa pers, Jumat (01/09) malam.
Hal tersebut disampaikan usai petinggi Partai Demokrat rapat bersama Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), merespons kabar merapatnya Muhaimin Iskandar jadi cawapres Anies.
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan bahwa kejutan ini bukan "kiamat" dan "akhir dari perjuangan", melainkan "ujian dan cobaan".
"Memang kita ditelikung dan ditinggalkan, seperti ini, sekarang. Bayangkan kalau ditelikungnya, ditinggalkannya kita ini satu, dua hari sebelum batas pendaftaran ke KPU, bayangkan seperti apa," ujar SBY dalam konferensi pers, Jumat (01/09).
"Kita masih ditolong oleh Allah, kita diselamatkan oleh sejarah," ujar mantan presiden tersebut.
"Kita dikhianati," kata Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Syarief Hasan.
Syarief menyebut bahwa kabar Anies meminang Cak Imin sebagai pendampingnya dalam pilpres 2024 mengemuka pada detik-detik terakhir menjelang deklarasi bakal capres-cawapres Anies-AHY (Agus Harimurti Yudhoyono).
AHY adalah Ketua Umum Partai Demokrat, yang juga putra sulung SBY.
"Di tengah lagi persiapkan akan setuju deklarasi, kemudian tim delapan sudah siap segala sesuatunya, ini berubah," kata Syarief kepada BBC News Indonesia, Jumat (01/09).
"Itulah bentuk tidak transparan, merupakan pengkhianatan kepada kita. Kalau sebagai koalisi segala sesuatunya [semestinya] dibicarakan dengan kita," lanjutnya kemudian.
Syarief juga mengakui telah menyerukan kepada seluruh pengurus cabang Partai Demokrat untuk menurunkan baliho yang memasang wajah Anies-AHY.
Sebelumnya, surat yang disebut dikirim oleh Anies Baswedan kepada AHY beredar di dunia maya. Surat itu memuat tulisan tangan Anies, yang meminta AHY menjadi pendampingnya dalam pilpres mendatang.
Dikutip dari detik.com,surat tersebut ditandatangani oleh Anies pada 25 Agustus silam.
"Melalui pesan singkat ini, kami bermaksud menyampaikan harapan, agar Mas AHY berkenan untuk menjadi pasangan dalam mengikuti Pilpres 2024," tulis surat yang beredar luas di media.
Partai Demokrat resmi mencabut dukungan terhadap bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan pada Jumat (01/09).
Sekretaris Majelis Tinggi Demokrat Andi Mallarangeng dalam jumpa pers mengatakan bahwa Demokrat otomatis keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan.
SBY mengatakan, meski partainya "dibeginikan" oleh Anies dan mitra koalisi, namun justru partainya "diselamatkan oleh Allah".
"Kita tidak diizinkan oleh Allah untuk mendukung seseorang dan untuk bermitra dengan orang lain yang tidak sidiq, tidak jujur, tidak amanah, tidak bisa dipercaya dan mengingkari hal-hal yang telah disepakati," kata SBY.
"Sekarang saja tidak sidiq, tidak amanah, tidak memegang komitmennya, bagaimana nanti kalau jadi pemimpin dengan kekuasaan yang besar? Rakyat akan diapakan?"
Dia menambahkan, pihaknya "dibebaskan dari dosa" yang mungkin akan dipikul jika "masih berada bersama mereka dan mengusung seseorang untuk menjadi pemimpin Indonesia".
Syarief Hasan mengatakan: "Kalau orang dikhianati masa mau sama-sama lagi di situ [Koalisi Perubahan]. Logikanya gitu loh."
Politikus yang duduk sebagai wakil ketua MPR ini juga membantah sikap partainya ini berkaitan dengan wacana memasangkan Ganjar dengan AHY.
Sebelumnya, sempat juga berembus kabar bakal capres dari PDI Perjuangan itu akan dipasangkan dengan ketua umum Partai Demokrat.
Walapun, tak lama sebelumnya wacana menduetkan Ganjar dan Anies juga mengemuka.
"Jadi ini kan khusus internal koalisi perubahan. Gejolaknya ke sana. Dengan pasangan-pasangan yang lain tidak ada kaitannya," tambah Syarief.
Partai Demokrat bersama Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebelumnya membangun Koalisi Perubahan untuk Persatuan dan mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal capres yang didukung maju dalam pilpres 2024.
Pada Kamis (31/08), Demokrat mengeluarkan pernyataan resmi dan menuding Partai Nasdem dan Anies Baswedan berkhianat terhadap koalisi.
Di sisi lain, dalam keterangan tertulis yang diterima BBC News Indonesia, PKS menyatakan tetap mendukung Anies Baswedan sebagai cawapres 2024.
"Kami berpegang kepada kesepakatan sebelumnya di dalam piagam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) bahwa dalam penentuan Calon Wakil Presiden RI ditentukan oleh Calon Presiden RI Anies Rasyid Baswedan," tulis pernyataan tersebut.
Partai NasDem adalah pengawal Koalisi Perubahan yang juga merintis Anies Baswedan menjadi bacapres 2024.
Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh membantah telah menyiapkan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar sebagai pasangan Anies.
"Saya harus jujur menyatakan nggak pernah ada dipersiapkan, jawaban spontan seperti ini agar kalian nilai ada kejujuran atau enggak? Enggak ada mempersiapkan," kata Surya Paloh, Kamis (31/08) kepada media.
Ia juga membantah telah menolak Ketua Umum Partai Demokrat, AHY, sebagai cawapres Anies.
Berdasarkan laporan dari MetroTv News, Anies Baswedan dipastikan menjadikan Cak Imin bakal capresnya. Deklarasi resmi pasangan bakal capres-cawapres akan dilakukan dalam beberapa hari ke depan di Surabaya, Jawa Timur.
PKB merapat ke Partai NasDem untuk mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden dan Ketum PKB Cak Imin sebagai calon wakil presiden.
Sekjen PKB Hasanuddin Wahid menyambut baik tawaran Partai NasDem untuk menduetkan Anies Baswedan dengan Cak Imin.
"Kami menerima tawaran NasDem untuk berkoalisi," kata Hasanudin Wahid seusai rapat pleno gabungan DPP PKB di kantor DPW PKB Jatim, Jumat (01/09) petang.
Bakal calon presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto menanggapi bergabungnya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ke Koalisi Perubahan untuk Persatuan merupakan bagian dari proses demokrasi.
Ketua Umum Partai Gerindra itu berpendapat bahwa pada akhirnya rakyat sebagai pemilih yang akan menilai dan memilih pemimpinnya untuk lima tahun ke depan saat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Demokrasi adalah suatu proses diskusi, bertemu, kadang-kadang berpisah, ya. Santai saja. Kita berbuat yang baik untuk rakyat, rakyat yang menilai. Rakyat menilai setiap perbuatan, setiap ucapan, dan rakyat tidak bodoh. Rakyat tidak bisa dibohongi. Semuanya kami serahkan kepada rakyat," kata Prabowo usai Deklarasi Partai Gelora Indonesia Mendukung Prabowo Subianto sebagai Bakal Calon Presiden RI 2024-2029 di Jakarta, Sabtu.
Prabowo pun menyatakan tidak sepakat jika bergabungnya Partai Gelora Indonesia ke KIM sebagai pelipur lara pengganti PKB yang ke luar dari koalisi yang sebelumnya bernama Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya. "Demokrasi itu tidak ada lara-laraan. Nggak ada lara-laraan. Tidak ada pelipur-pelipuran," tegas Prabowo sebagaimana dikutip kantor berita Antara.
Saat acara deklarasi tersebut, Prabowo juga beberapa kali menyebut istilah "pengkhianatan" yang menurutnya tidak ditujukan ke PKB. Prabowo menegaskan dia tidak masalah jika dia dibohongi dan dikhianati.
"Boleh Prabowo dibohongi, boleh Prabowo dikhianati, asal jangan Prabowo bohong dan berkhianat," katanya.
PKB telah bergabung sejak awal dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) bersama Partai Gerindra. Belakangan, Partai Golkar dan PAN ikut merapat dalam koalisi ini untuk mengusung Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto sebagai bakal capres 2024.
Ketua Harian Partai Gerindra Dasco menyatakan, dengan bergabungnya PKB ke Nasdem dan mendukung Anies Baswedan sebagai capres, "kerja sama politik antara Gerinda dan PKB telah berakhir".
"Dengan dinamika yang terjadi serta terhadap keputusan yang telah diambil oleh PKB yaitu menerima kerja sama politik dengan Partai NasDem, sehingga otomatis menyebabkan kerja sama politik Gerindra dan PKB berakhir," kata Dasco dalam jumpa pers di gedung DPR, Jumat (01/09).
Dia mengatakan setelah Gerindra dan PKB putus hubungan kerja sama politik, maka Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) pun ikut bubar.
Menanggapi duet Anies-Cak Imin, Prabowo Subianto merespons singkat, "Ya, inilah demokrasi kita, demokrasi kita musyawarah," seperti dilansir dari detik.com.
Ketika ditanya siapa yang akan jadi pendampingnya dalam pemilu mendatang, Prabowo dengan singkat mengatakan, "Nanti saatnya ada."
Lembaga Survei Indonesia (LSI) dalam jajak pendapat terbaru merilis pasangan capres yang paling banyak dipilih masyarakat.
Dalam survei yang dilakukan 3-9 Agustus lalu, LSI menempatkan nama AHY pada posisi teratas (22%) yang dianggap "paling pantas" mendampingi Anies Baswedan.
Di posisi berikutnya terdapat Sandiaga Uno (21,4%), Khofifah (9,2%), Susi Pudjiastuti (5,4%), dan Airlangga Hartarto (2,8%).
Nama Muhaimin Iskandar atau Cak Imin berada di posisi ke-6 dalam sigi ini dengan poin 2,6%, sebagaimana dilaporkan kanal YouTube LSI.
Menurut Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic), A. Khoirul Umam yang tidak ikut dalam survei ini, "potensi kemenangan pasangan Anies-Imin agak problematik".
"Karena lemahnya elektabilitas Anies kurang terbantu oleh elektabilitas Cak Imin yang belum optimal," kata Khoirul.
Menurutnya, Anies dan Cak Imin juga jangan berharap banyak akan memperoleh suara dari pengikut Nahdlatul Ulama (NU).
"Karena selama satu tahun terakhir ini, PKB betul-betul menjual habis Prabowo ke para kiai sepuh dan simpul-simpul pesantren di semua jaringan Nahdliyyin [pengikut NU], sembari meyakinkan bahwa Prabowo tokoh pemersatu, dan kelompok Islam kanan-konservatif saat ini berada di kubu Anies Baswedan," kata Khoirul.
Dengan kata lain, menurut Khoirul, para pengikut NU "sudah terlanjur mendukung Prabowo", dan sekarang akan sulit untuk diyakinkan mendukung Anies.
"Artinya, langkah politik Anies agak berat untuk recover elektabilitas," katanya.
Menurut Aisah Putri Budiarti, peneliti dari Pusat Riset Politik BRIN, manuver politik ini justru "bisa mengisi kantong suara yang bolong" di kubu Anies Baswedan.
"Tapi, ini tergantung dari strategi politik yang akan digunakan keduanya," kata Puput, sapaan Aisah Putri Budiarti.
Puput mengatakan manuver politik Anies dan Cak Imin memiliki peluang 'start awal' dibandingkan Prabowo dan Ganjar yang belum menentukan pilihan cawapresnya.
"Paling tidak, mengumumkan bahwa Anies-Imin punya strategi politik. Programnya ABCDE, yang menjadi keunggulan mereka, sehingga orang lekat dengan duet dari kedua calon tadi," tambahnya.
Nama Prabowo selama ini digadang-gadang PKB untuk diusung menjadi bakal capres. Tapi, dengan dinamika politik terbaru ini, PKB yang didirikan oleh NU, kemungkinan membatalkan usungannya tersebut.
Menurut Puput perpecahan suara pengikut NU sudah biasa ada dalam pemilu. Suara Prabowo dari pengikut NU kemungkinan akan berkurang meskipun tidak sepenuhnya. Hal ini, sekali lagi, kata Puput tergantung strategi politik yang akan ia diambil, termasuk jeli memilih pasangan.
"Dari segi person, bisa diisi oleh sosok yang representatif atau paling tidak mewakili NU. Itu bisa menguntungkan untuk Prabowo ke depan," tambahnya.
Menurut pengamatan Direktur Eksekutif Indostrategic, A. Khoirul Umam, ini akan menjadi peluang PDI Perjuangan untuk merangkul Partai Demokrat demi memperkuat dukungan bagi Ganjar Pranowo dalam kontestasi pilpres 2024.
"Di sisi lain, Prabowo yang baru saja kehilangan PKB tentu juga berusaha mendekati Demokrat dan PKS yang jelas-jelas punya sejarah dukungan dalam Pilpres sebelumnya," kata Khoirul.
"Nggak ada dari kita yang bisa menduga, seperti tebak-tebak buah manggis. Semuanya bisa berubah," kata Puput.
Menurut Puput, apapun suara masyarakat dalam konteks pemilihan capres-cawapres tidak akan berkontribusi apa-apa. "Karena itu permainan politiknya elit-elit," katanya.
Apa yang bisa dilakukan masyarakat, kata Puput, adalah menantang semua calon presiden yang akan berlaga di 2024. Menantang dengan isu-isu yang berkembang di tengah masyarakat, dan sejauh mana mereka bisa memberikan solusinya.
"Pada saat ini kita bisa menantang calon-calon itu untuk memikir isu-isu, pada hal programatis, dan visi dan misi," jelas Puput. (*)
Tags : anies-cak imin, deklarasi anies-cak imin, bakal capres-cawapres, pemilu 2024, politik, pilpres 2024,