Batam   2023/09/02 21:4 WIB

Puluhan Warga Negara China Ditangkap di Batam, 'karena Tersangkut Sindikat Penipuan Asmara Daring'

Puluhan Warga Negara China Ditangkap di Batam, 'karena Tersangkut Sindikat Penipuan Asmara Daring'
Sindikat yang ditangkap di Batam menggunakan modus penipuan yang dikenal dengan istilah love scamming. Dalam modus tersebut, para pelaku berpura-pura memiliki ketertarikan pada korban saat melakukan video call.

BATAM - Kepolisian Daerah Kepulauan Riau [Kepri] menangkap 88 warga negara China yang diduga terlibat dalam sindikat penipuan asmara daring yang dikenal dengan sebutan "jagal babi".

"Puluhan warga negara China ditangkap di Batam."

“Penipuan berbau seks melalui daring itu banyak menimpa warga masyarakat yang ada di RRC. Tentu permintaan itu ditindaklanjuti dan kita bekerja sama Polri dengan kepolisian China MPS (Ministry of Public Security),” ungkap Kabid Humas Polda Kepri, Kombes Zahwani Pandra Arsyad, Kamis (31/8).

Zahwani Pandra Arsyad mengatakan pihaknya telah menangkap 83 pria dan lima perempuan di Kompleks Cammo Industrial Park kota Batam, Kepulauan Riau, pada Selasa 29 Agutus 2023 pukul 14:30.

Penggerebekan tersebut dilakukan atas permintaan Kementerian Keamanan Publik Cina yang menemukan indikasi kejahatan love scamming alias penipuan asmara dari wilayah Indonesia.

Pandra menjelaskan bahwa sindikat itu menggunakan modus penipuan yang dikenal dengan istilah love scamming. 

Dalam modus tersebut, para pelaku berpura-pura memiliki ketertarikan seksual pada korban saat melakukan video call.

“Kelima perempuan itu dijadikan seorang yang dieksploitasi untuk melakukan sex-tortion. Kemudian laki-laki yang 83 lainnya berperan untuk membuat suatu narasi-narasi yang nantinya akan menjebak korban.

“Kemudian nanti ada kelompok lain lagi yang melakukan pemerasan kepada korban. Mereka berkelompok dan mengejar target,” kata Pandra.

Hasil rekaman video call tersebut yang kemudian digunakan oleh sindikat untuk memeras korban, dengan mengancam untuk menyebarluaskan rekaman tersebut ke media sosial jika mereka tidak mengirimkan uang.

Pandra mengatakan kelompok itu mengambil untung dari penipuan hingga mencapai 10 juta yuan atau setara dengan Rp20,9 miliar rupiah.

“Saya dapat informasi yang kena itu juga bukan hanya masyarakat atau semua kalangan random, sampai pejabat juga kena. Makanya bisa mengeruk keuntungan bisa segitu banyak,” lanjutnya.

Berdasarkan hasil penyelidikan, Pandra dapat memastikan bahwa sebagian besar dari korban merupakan warga negara China dan tidak ada korban warga negara Indonesia yang ikut terjerat.

Hal itu, menurut Pandra, akibat para pelaku tidak bisa berbahasa Inggris maupun Indonesia.

Oleh karena itu, ia para pelaku akan segera dideportasi ke negara asal mereka secara bertahap.

“Sudah fix [dideportasi], dan kemarin sudah diserah terima berkas perkara dari Kepolisian Negara Indonesia sebagai jurisdiksi Indonesia kepada pihak RRC melalui kepolisian,” tutur Pandra.

Sebanyak 88 warga negara China itu telah berada di Batam selama satu tahun terakhir dengan mengantongi visa pengunjung.

Pihak kepolisian menduga bahwa mereka memilih Batam karena merupakan lokasi strategis untuk melarikan diri jika skema mereka terbongkar.

“Karena Kepulauan Riau itu 96% itu adalah berbentuk daerah lautan atau perairan. Yang kedua, 4% itu baru darat, mereka mempermudah, mereka sengaja lebih senang di wilayah perairan ini untuk mempermudah mereka apabila mereka akan kabur, itu pertimbangannya,” ungkapnya.

Aksi penipuan online love scamming atau yang disebut dengan "jagal babi" diawali dengan pesan ramah dari orang asing di jagat maya. Namun, sosok memikat tersebut adalah penipu yang sejatinya korban perdagangan manusia. Mereka dipaksa melakoni aksi penipuan dari barak-barak mirip penjara di berbagai lokasi di Asia Tenggara.

Dalam sejumlah kasus, para penipu bahkan menggunakan perangkat lunak yang bisa menampilkan wajah palsu (deep fake) ketika melakukan panggilan video dengan targetnya.

Berpura-pura menjadi orang yang ada di dalam profil yang sudah diciptakan, membuat penipuan ini semakin meyakinkan.

Love scamming pertama kali menargetkan perorangan di China sekitar 2017. Sejak saat itu operasinya makin mendunia dengan temuan korban di Asia, Eropa, dan Amerika Utara.

Pihak berwenang di China telah menindak skema siber melalui pembatasan online, tapi operasi penipuan ini telah bermunculan di seluruh Asia Tenggara, terutama Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand dan Filipina.

Baru-baru ini, jaringannya berkembang di luar Asia, merambah ke Uni Emirat Arab dan Georgia. (*)

Tags : puluhan warga negara china ditangkap, batam, sindikat penipuan asmara daring, cina, perdagangan manusia, kejahatan,