Internasional   2021/02/15 22:39 WIB

Apa Dampak Bagi Joe Biden Lolosnya Pemakzulan Donald Trump?

Apa Dampak Bagi Joe Biden Lolosnya Pemakzulan Donald Trump?

INTERNASIONAL - Dalam lima hari, hasil pemakzulan terhadap Donald Trump yang digulirkan Senat Amerika Serikat sudah dapat disimpulkan. Sebagaimana diprediksi banyak kalangan, mantan Presiden AS itu dinyatakan tidak bersalah setelah dituduh menghasut pendukungnya membuat huru-hara di Gedung Capitol, 6 Januari lalu.

Dalam sidang yang berlangsung, Sabtu (13/02) waktu setempat seperti dirilis BBC News, mayoritas anggota Senat, termasuk tujuh anggota Partai Republik, setuju menghukum Trump. Lewat pemungutan suara dalam sidang pemakzulan itu, 57 anggota Senat menghendaki hukuman bagi Trump, sementara 43 anggota lainnya menyatakan hal sebaliknya. Namun 57 suara yang mendukung sanksi untuk Trump itu tak cukup untuk memakzulkan Trump. Upaya pemakzulan itu minimal harus didukung 67 suara.

Sepanjang sejarah, ada empat presiden AS yang pernah dibawa ke proses pemakzulan. Yang dijalani Trump ini adalah yang berlangsung paling kilat. Bagaimanapun, proses pemakzulan yang cepat ini akan menimbulkan konsekuensi. Preseden tercipta, bahwa seseorang yang tidak lagi berstatus presiden AS diseret ke mekanisme pemakzulan. Reputasi sistem pemakzulan ini pun ternoda. Ajang ini akan menjadi panggung pertempuran politik di masa depan. Ini adalah sejumlah figur kunci dalam pemakzulan Trump dan latar belakang bagaimana mereka bisa terlibat dalam proses bersejarah di AS tersebut.

Donald Trump

Upaya pemakzulan baru dengan hasil yang sama dengan proses sebelumnya. Trump sekali lagi dapat menghindari hukuman Senat karena sebagian besar koleganya di Partai Republik berada di sisinya. Kelompok yang berupaya memakzulkannya tak mampu mendapatkan dukungan dua pertiga suara anggota Senat. Hasil ini, pada tingkat paling dasar, merupakan kemenangan bagi Trump. Dengan hasil ini pula, dia masih memenuhi syarat untuk mencalonkan diri sebagai calon presiden tahun 2024.

Sebagian besar basisnya dukungan Trump masih utuh. Baik di DPR maupun di Senat, sebagian besar politikus Partai Republik menentang proses pemakzulan terhadapnya. Sementara anggota Republik yang mendukung pemakzulan menghadapi kritik keras. Beberapa dari mereka bahkan mendapatkan teguran resmi dari konstituen Partai Republik. Dalam pernyataan pers, Trump merayakan kebebasannya dari proses pemakzulan. Dia juga mengutuk Partai Demokrat dengan berkata bahwa gerakan politiknya baru saja dimulai.

Namun Trump dan gerakannya tidak keluar dari sidang pemakzulan tanpa cela. Salah satu tuduhan yang paling mencuat, yang diajukan sembilan pimpinan sidang pemakzulan di DPR adalah video yang memperlihatkan para pendukung Trump, mengenakan topi bertuliskan Make America Great Again. Dalam rekaman itu, para pendukung Trump itu juga terlihat melambaikan bendera Trump dan merangsek masuk ke Gedung Capitol.

Video itu akan selamanya dikaitkan dengan citra Trump. Setiap unjuk rasa yang Trump sokong saat ini akan membangkitkan kenangan pada kerusuhan itu. Ini mungkin tidak merugikan Trump, terutama keberadaannya di Partai Republik. Meski begitu, pemilih independen dan moderat tidak mungkin melupakan kericuhan tersebut.

Anggota Senat dari Partai Republik

Dalam upaya pemakzulan pertama terhadap Trump satu lalu, hanya satu senator Republik, yaitu Mitt Romney, yang memilih untuk menghukum Trump. Namun dalam sidang kali ini, ada enam anggota Republik lain yang merapat ke sisi Romney. Bukan sebuah kebetulan, tiga dari enam orang itu, yaitu Susan Collins, Ben Sasse dan Bill Cassidy, baru saja terpilih kembali menjadi anggota Senat. Artinya, mereka tidak akan menghadapi pemilihan umum dalam enam tahun ke depan.

Dua anggota Republik lain yang setuju menghukum Trump adalah Pat Toomey dan Richard Burrdari. Keduanya akan segera memasuki masa pensiun. Secara umum ini adalah tantangan yang dihadapi banyak senator dari Partai Republik. Dukungan mereka untuk menjatuhkan hukuman kepada Trump akan memicu kemarahan pemilih utama partai mereka.

Banyak dari pemilih tradisional itu memandang persetujuan pada upaya memakzulkan Trump sebagai sebuah pengkhianatan. Dan bagi mereka yang berasal dari negara bagian yang relatif dikuasai Republik, sikap berseberangan dari kolega partai adalah masalah yang jauh lebih pelik ketimbang kompetisi dengan anggota Partai Demokrat saat pemilu.

Hal sebaliknya terjadi di negara bagian yang tidak dikuasai secara penuh oleh salah satu partai, seperti Florida, Wisconsin, dan Iowa. Di daerah ini para senator Republik akan kembali berkompetisi di pemilu tahun depan. Para senator dari Republik mungkin khawatir pilihan mereka untuk membebaskan Trump akan dijadikan amunisi oleh calon anggota Senat dari Demokrat.

Iklan kampanye berisi huru-hara dan video kekerasan oleh pendukung Trump di Gedung Capitol sudah bisa terbayangkan. Banyak hal bergantung pada langkah yang akan diambil Trump selanjutnya. Apakah Trump akan sekali lagi menceburkan diri sepenuhnya ke dalam politik? Jelang pemilu mendatang, Trump bisa saja mengingatkan para pendukungnya dan pengkritiknya tentang pertempuran yang terjadi pada sidang pemakzulan ini. Atau apakah Trump akan tetap mengasingkan diri di klub golf miliknya? Saya pikir kita semua tahu mana yang lebih mungkin dia pilih.

Mitch McConnell

Jika setiap anggota Senat dari Partai Republik mempertimbangkan apakah keputusannya akan memicu kemarahan partainya atau penilaian pemilih dalam pemilu, drama Mitch McConnell tertentu terlihat sangat mencolok. McConnell adalah pemimpin Republik di Senat. Secara blak-blakan, selama berminggu minggu, dia melontarkan kritik terhadap apa yang dilakukan Trump pada kericuhan di Gedung Capitol.

McConnell sempat memberitahu para kolega partainya bahwa dia belum memutuskan akan mendukung atau menolak pemakzulan Trump. Namun pada Sabtu pagi kemarin, McConnell menyatakan bahwa dia tidak sepakat dengan pemakzulan itu. Setelah Senat mengumumkan hasil pemungutan suara, McConnell menjelaskan dasar di balik sikapnya. Dia mengutuk perilaku Trump dengan berkata bahwa Trump terlibat dalam "kelalaian tugas yang memalukan. "Tidak diragukan lagi bahwa Trump secara praktis dan moral bertanggung jawab karena memprovokasi peristiwa itu," kata McConnell.

Namun, dia berdalih menyatakan menyatakan Trump tidak bersalah karena kolega di partainya itu tidak memenuhi syarat menjalani sidang pemakzulan. Menurutnya, jika proses pemakzulan itu menjadi preseden, setiap warga negara, apapun statusnya, dapat dimakzulkan oleh Kongres dan dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk memegang jabatan publik.

Pengkritik McConnell akan menilai argumentasi itu sebagai sikap "cuci tangan" dan tidak mencerminkan pendirian yang didasarkan pada prinsip. Patut dicatat bahwa keberatan atas hal prosedural memungkinkan McConnell menghindari ketidaksepakatan dengan mayoritas anggota Senat dari Partai Republik, sebuah situasi berisiko bagi seorang pemimpin Kongres. Bagaimanapun ini jalur yang positif bagi McConnell. Waktu akan memberi tahu kita apakah anggota Senat dari Partai Republik puas dengan keputusan McConnell atau sekedar pada kata-katanya.

Anggota DPR dari Demokrat

Hampir sepanjang karier mereka, anggota DPR relatif merana. Hanya sedikit dari 435 anggota DPR, termasuk Ketua, yang mendapat sorotan sebesar yang dihadapi "tim manajer sidang pemakzulan" Trump. Tim yang terdiri dari sembilan anggota Senat dari Demokrat itu menunjukkan tuntutan pemakzulan komprehensif selama persidangan. Mereka menampilkan sejumlah video kerusuhan tanggal 6 Januari yang disertai peta Gedung Capitol untuk menunjukkan seberapa dekat massa dengan sejumlah anggota Senat dan wakil presiden saat itu, Mike Pence

Pimpinan tim penuntut, Jamie Raskin, mungkin paling diingat karena pidato pembukaannya yang emosional. Dia mengingat percakapan dengan putrinya yang berusia 24 tahun, tak lama setelah dia dievakuasi dari Gedung Capitol pada kericuhan awal Januari lalu. Selama pekan ini, Raskin memimpin penuntutan dengan kemampuan intelektual yang menunjukkan latar belakangnya sebagai profesor hukum tata negara di American University.

Anggota Kongres yang tengah menjalani jabatan pada periode kedua, Joe Neguse, dianggap sebagai bintang yang sedang naik daun dalam peta politik Partai Demokrat. Pidato Neguse depan kamera meneguhkan anggapan itu. Namun, kejutan terbesar dari tim penuntut mungkin adalah Stacey Plaskett, senator dari Kepulauan Virgin. Sebagai anggota Senat yang tidak memiliki hak suara, Plaskett hanya memiliki sedikit pengaruh di Kongres. Walau begitu dia memberikan pidato yang paling berapi-api dan berkesan dalam semua proses persidangan.

Partai Demokrat mungkin akan mulai menggalang upaya menjadikan Kepulauan Virgin sebagai negara bagian setelah penampilan Plaskett itu. Adapun, hal yang merugikan tim penuntut terjadi saat mereka berencana memanggil saksi. Mereka sempat mewacanakan strategi itu tapi kemudian membatalkannya. Hal itu akan dilihat sebagian kalangan berideologi progresif sebagai kesalahan yang tidak perlu dan mungkin akan menjadi jejak rekam buruk bagi para penuntut sidang pemakzulan Trump.

Biden bersiasat untuk menjaga jarak dari proses persidangan pemakzulan Trump. Biden tidak secara menyeluruh mengikuti proses persidangan, kata seorang pejabat Gedung Putih. Selama sidang berlangsung, Biden memiliki jadwal padat terkait pandemi virus corona. Komentar yang Biden keluarkan pun hanya terkait video baru soal kericuhan yang terjadi di Gedung Capitol.

Politik jangka panjang yang bertumpu pada penanganan pandemi, ekonomi dan mengatasi persoalan publik lainnya adalah fokus pemerintahan Biden, bukan hasil sidang pemakzulan Trump. Pemakzulan itu hanya memberikan sedikit efek pada agenda legislatifnya. Senat hanya kehilangan tiga hari kerja. Senat juga tidak dapat menyetujui bantuan Covid-19 yang digagas Biden sebelum DPR memberikan asese. Mereka memiliki waktu seminggu untuk menuntaskan pengesahan peraturan ini.

Setelah sidang pemakzulan selesai, Senat dapat kembali membahas orang-orang yang ditunjuk Biden menduduki jabatan tertentu, termasuk calon Jaksa Agung, Merrick Garland. Semua hal ini mestinya berdampak positif untuk Biden. Namun jika Demokrat memutuskan bahwa memperlancar agenda politik Biden harus ditebus dengan kegagalan memakzulkan Trump, salah satunya karena persidangan cepat tanpa saksi, Biden mungkin akan tetap membayar harga politiknya. Dalam pertarungan politik ke depan, Biden membutuhkan Partai Demokrat yang bersatu. Jika ada kritik terhadapnya setelah sidang pemakzulan ini, retakan di antara mereka mungkin akan mulai muncul.

Para pengacara Trump

Bruce Castor, yang seharusnya menjadi pengacara utama di tim hukum Donald Trump, mungkin menguji pepatah lama itu bahwa "tidak ada hal buruk dari sebuah publisitas". Castor membuka pembelaannya terhadap Trump dengan wacana panjang bertele-tele yang mungkin mendorong senator asal Partai Republik, Bill Cassidy, berpihak pada Demokrat. Setelah itu, dan di tengah kabar bahwa Trump juga tidak senang dengannya, Castor mundur belakang.

Penggantinya adalah Michael van der Veen, advokat yang berfokus pada gugatan cedera pribadi dan hukum pertanggungjawaban. Dalam pembelaannya, Van der Veen melakukan pekerjaan yang jauh lebih baik ketimbang Castor dalam menerjemahkan sikap keras Trump terhadap oposisi politik. Van der Veen sering mencibir ketika mendengar presentasi tim penutut pemakzulan. Dia sempat memicu cemoohan dari anggota Demokrat ketika dia mencemooh pertanyaan yang diajukan oleh Bernie Sanders.

Van der Veen juga melontarkan kemarahan ketika para anggota Demokrat menertawakan ancamannya untuk menahan ratusan testimoni hukum yang dipegang kantornya di Pennsylvania jika Senat berkeras memanggil saksi ke persidangan. Namun pada akhirnya, dia mampu mencari jalan keluar dari rencana memperpanjang sidang pemakzulan. Dan bagaimanapun, Van der Veen mendorong persidangan menghasilkan konklusi secara cepat. Setiap pengacara pada akhirnya akan dinilai dari kemenangan dan kekalahan mereka. Dan Van der Veen, Castor, dan David Schoen berhasil membebaskan klien mereka.
 

Tags : Presiden AS Joe Biden, Donald Trump Lolos Pemakzulan, Dampak Lolosnya Pemakzulan ,