PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Riau mengantisipasi menyebarnya penyakit menular.
"Arus lalu lintas hewan kurban diperketat jelang Iduladha."
"Pemilik ternak yang tidak memiliki dokumen lengkap, maka akan diarahkan petugas untuk memutar arah atau kembali ke lokasi asal ternak," kata Kepala Dinas PKH Provinsi Riau, Herman melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan, drh Faralinda Sari pada media, Jumat (26/5).
Pihaknya menilai masih ditemukan hewan ternak sapi, kerbau dan kambing yang bisa tertular penyakit Sepricaemia Epizootica (penyakit sapi ngorok).
"Jadi lalu lintas hewan ternak kita perketat terutama menjelang momen Iduladha 1444 H/2023 M ini.
Menurutnya, seluruh ternak yang masuk ke provinsi Riau, dilakukan pengecekan dokumen lalulintas di pos check point kesehatan hewan.
Dokumen itu sertifikat veteriner atau Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH), rekomendasi pemasukan dan rekomendasi pengeluaran. Termasuk dokumen karantina untuk ternak yang masuk melalui menyeberang pulau ke provinsi Riau.
Faralinda mengakui, memang untuk melakukan pemeriksaan dokumen hewan ternak dari luar Provinsi Riau, pihaknya masih kekurangan personel.
"Memang untuk pelaksanaan pengawasan lalu lintas di pos check point kita masih terkendala keterbatasan personel. Karena keterbatasan personel, hanya satu petugas yang bertugas shift per 8 jam, dan masih minimnya sarana prasarana pos check point pengawasan," sambungnya.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, lanjut Faralinda, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan dinas peternakan kabupaten kota untuk melakukan pengawasan dan pengamanan hewan ternak sebelum hari raya Iduladha.
Disamping itu Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Riau menyalurkan sebanyak 2.000 dosis vaksin untuk hewan ternak di Kabupaten Kuansing.
Langkah ini sebagai upaya mengantisipasi semakin meluasnya penyebaran sepricaemia epizootica penyakit sapi ngorok pada hewan ternak kerbau.
"Saat ini petugas kesehatan hewan terus bergerak turun ke lokasi melakukan vaksin SE untuk pencegahan penyebaran penyakit ngorok," kata drh Faralinda Sari lagi
"Kemarin kita kirim vaksin 2.000 dosis lagi ke Kuansing. Sejauh ini sudah 3.500 dosis vaksin yang dikirim ke Kuansing. Pertama saat muncul kasus ngorok di riau kita kirim 1.300 dosis, kemudian muncul kasus di Kuansing kita kirim 2.000 dosis," bebernya.
Faralinda menuturkan, pihaknya juga telah menyurati kabupaten/kota untuk waspada dengan adanya kejadian kasus ngorok di Kabupaten Kuansing.
"Kita sudah surati kabupaten/kota untuk waspada, terutama yang satu aliran sungai dengan Kuansing. Seperti kabupaten Inhu, kita sudah menyarankan agar untuk wilayah sekitar itu agar ternak warga segera dilakukan vaksin untuk pencegahan penularan," pungkasnya. (*)
Tags : sepricaemia epizootica, penyakit sapi ngorok, riau, hewan kurban diperketat, wabah penyakit sapi ngorok di riau, news,