PEKANBARU - Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Riau menggelar Kelas Berbagi tentang kewirausahaan pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Riau.
"Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) latih 30 UMKM Riau untuk berbagi kewirausahaan."
"Selain kuliner, fashion dan kriya merupakan subsektor penyumbang terbesar untuk PDB ekonomi kreatif dengan total kontribusi mencapai kisaran 75 persen setiap tahun. Sehingga, kita sebagai pelaku usaha dituntut untuk terus gercep, geber dan gaspol," kata Perancang Busana Indonesia Anggiasari Mawardi, Selasa (21/3/2023) kemarin.
Sebanyak 30 peserta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Riau mengikuti kursus dengan topik Semangat Wirausaha yang dilaksanakan di Kota Pekanbaru.
Pelatiha ini di dukung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Asia Pacific Rayon (APR), acara peningkatan kapasitas anggota asosiasi ini menghadirkan dua pembicara penggiat fesyen nasional sekaligus.
Hadir memberikan sambutan pembuka, Direktur Kuliner Yuke Sri Rahayu, Desain Kriya, dan Fesyen Kemenparekraf.
Yuke Sri Rahayu menyampaikan, subsektor fesyen dan kriya memberikan dampak devisa yang cukup besar dibandingkan subsektor kreatif lainnya.
Peserta yang terdiri dari penggiat Wirausaha tekstil dan garmen di Riau ini sangat antusias mengikuti kelas yang dibagi menjadi dua sesi tersebut.
Pada sesi pertama, peserta dipaparkan materi terkait semangat entreprenuer yang dibawakan oleh Perancang Busana Indonesia Anggiasari Mawardi, yang sukses membawa brand nya tampil ke Paris Fashion Show dan New York Fashion Week 2023.
"Provinsi Riau memiliki potensi pasar tekstil dan fashion yang sangat besar. Salah satu kelebihannya adalah letaknya yang bersebelahan dengan malaysia dan singapura. Tentu menguntungkan jika para pelaku bisnis benar-benar memanfaatkan peluang tersebut dan terus berinovasi," papar Anggi yang baru selesai mengikuti peragaan busana pakaian muslim terbesar di Jakarta.
Sesi kedua juga tidak kalah menarik. Materi di sesi akhir ini berisikan tentang kreasi motif dan warna kain oleh Dosen kriya dan fesyen serta pakar kreatif Aprina Murwanti.
Dalam sesi ini, para peserta melakukan olah motif sendiri yang diintegrasikan dari sifat brand yang dimiliki.
Salah satu peserta dari brand mukena lokal, Kafilah, Ariful mengaku bersyukur dapat mengikuti kegiatan ini.
"Saya mendaftar ketika kuota peserta sudah hampir habis dan saya beruntung bisa hadir dan ternyata materi yang diberikan sangat bermanfaat. Wawasan saya semakin luas dan ilmu yang diberikan juga sangat relevan dengan situasi yang dihadapi," katanya.
Sementara itu, Sekretaris BPD API Riau, Andiny mengatakan, sebagai asosiasi, API Riau berkomitmen untuk terus mendampingi para pelaku UMKM dan brand fashion daerah agar mampu bersaing dan berkualitas internasional.
"Situasi tekstil dan produksi tekstil di indonesia cukup tergerus kain-kain impor, begitu juga dengan thrifting yang meresahkan. Untuk itu tekstil daerah harus diperkuat," tuturnya.
"Dengan adanya API dan kolaborasi dari pemerintah dan swasta, pelaku bisnis fesyen daerah menjadi termotivasi dan cukup optimis menghadapi situasi ini," pungkasnya.(rilis)
Tags : asosiasi pertekstilan indonesia, api riau, api latih umkm, umkm dilatih berbagi kewirausahaan,