News   03-05-2025 16:51 WIB

Badan Nasional Penanggulangan Bencana Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca di Riau

Badan Nasional Penanggulangan Bencana Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca di Riau

PEKANBARU - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bergerak cepat memulai Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Provinsi Riau pada Jumat (2/5/2025).

Langkah ini merupakan tindak lanjut dari apel gabungan Kesiapsiagaan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang dihadiri oleh sejumlah menteri dan Kepala BNPB pada Selasa (29/4/2025) lalu.

Operasi OMC ini melibatkan satu unit pesawat khusus jenis Cessna yang difokuskan di wilayah Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), yang dikenal sebagai salah satu daerah rawan Karhutla di Riau setiap tahunnya.

Pemilihan Rohil didasarkan pada luasnya lahan gambut yang sangat rentan terbakar, terutama saat tidak ada hujan dalam waktu yang lama, serta ketersediaan awan potensial untuk penyemaian garam.

Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Jim Ghafur, menjelaskan bahwa operasi ini adalah hasil koordinasi intensif antara BPBD Riau, BMKG, dan BNPB.

Tujuannya adalah untuk mencegah meluasnya titik-titik api di kawasan rawan, mengingat sejumlah wilayah di Riau mulai memasuki musim kemarau.

"Pesawat Cessna yang digunakan akan melakukan penyemaian garam di awan-awan potensial agar terjadi hujan buatan. Ini diharapkan bisa membasahi lahan gambut yang mulai mengering akibat kemarau," ujar Jim Ghafur, Sabtu (3/5/2025).

Berdasarkan prakiraan cuaca BMKG, musim kemarau di Riau diperkirakan akan berlangsung dari awal Mei hingga September, dengan fase kering yang dimulai pada awal Mei.

Kondisi ini meningkatkan risiko Karhutla, terutama di wilayah pesisir seperti Rohil, Bengkalis, dan Dumai.

"Kami berharap operasi ini bisa meminimalkan potensi kebakaran sejak dini. Riau sudah punya pengalaman panjang dengan Karhutla, dan kita tidak ingin kejadian serupa terulang tahun ini," tegas Jim.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran lahan dalam bentuk apa pun, terutama menjelang musim tanam. Patroli darat dan udara akan ditingkatkan untuk mendeteksi titik panas secara dini.

Operasi modifikasi cuaca ini direncanakan berlangsung selama beberapa pekan ke depan, tergantung pada kondisi atmosfer dan ketersediaan awan potensial.

BNPB menyatakan kesiapannya untuk memperpanjang durasi operasi jika memang dibutuhkan.

"Kami bersama TNI, Polri, dan Manggala Agni akan meningkatkan patroli di daerah rawan. Selain pencegahan melalui OMC, deteksi dini dan penegakan hukum tetap menjadi prioritas kami," tambah Jim.

Hingga saat ini, total luas lahan yang terbakar di Riau telah mencapai lebih dari 80 hektare.

Dari 12 kabupaten/kota di Riau, 10 di antaranya telah menetapkan status siaga darurat Karhutla, kecuali Kota Pekanbaru dan Kabupaten Rokan Hilir, demikiam dilansir dari Media Center Riau. (*)

Tags : Badan Nasional Penanggulangan Bencana, BNPB, Modifikasi Cuaca, Tangkal Karhutla, Musim Kemarau, Riau, News,