Riau   2023/02/24 12:4 WIB

Pemerintah Stop Layanan Penerbangan Internasional di Bandara SSK II Pekanbaru, 'Tetapi akan Berdampak Buruk pada Pelaku Usaha'

Pemerintah Stop Layanan Penerbangan Internasional di Bandara SSK II Pekanbaru, 'Tetapi akan Berdampak Buruk pada Pelaku Usaha'
Bandara Sultan Sarif Kasim II Pekanbaru

PEKANBARU - Pemerintah berencana memperkecil jumlah bandara rute internasional menjadi hanya 14-15 dari jumlah saat ini yang mencapai 32 bandara, sebagai pintu masuk penerbangan internasional.

 

"Bandara SSK II Pekanbaru disetop layani penerbangan internasional."

"Kita sudah mengirim surat ke pak Menhub agar bandara internasional SSK II pekanbaru dapat melayani penerbangan internasional," kata Gubri dilansir mcr, Kamis (23/2/2023).

Pemangkasan jumlah bandara internasional dengan alasan untuk meningkatkan pariwisata dalam negeri, sehingga masyarakat memilih berlibur di dalam negeri.

Terkait rencana pemangkasan bandara internasional itu, Gubernur Riau, Syamsuar berharap agar pemerintah pusat dapat mempertimbangkan Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru.

Gubri menuturkan, jika Bandara SSK II Pekanbaru tidak lagi melayani penerbangan internasional, maka akan merugikan dari segi investasi dan pariwisata di Riau.

"Kalau dua sektor itu tergantung, tentu pertumbuhan ekonomi di riau juga pasti akan terganggu. Makanya kita berharap pak Menhub dapat menjadi bandara SSK II pekanbaru sebagai penerbangan internasional," ungkapnya.

Gubri kembali berharap surat yang dikirim ke Menhub mendapat respon positif. Apalagi Riau merupakan provinsi dengan PDRB terbesar ke-6 di Indonesia atau PDRB terbesar kedua di luar Pulau Jawa.

Kemudian realisasi investasi Provinsi Riau terbesar ke-5 di Indonesia atau realisasi investasi terbesar di Pulau Sumatera.

"Masa iya provinsi dengan PDRB terbesar ke-6 di indonesia dan realisasi investasi tinggi tidak memiliki bandara internasional," ujarnya.

Sebelumnya, Gubri menyurati Menhub menyikapi soal wacana pemerintah pusat yang akan memangkas sejumlah bandara internasional menjadi bandara domestik.

Dalam Surat bernomor 550/DPHB/1346 tersebut, Gubri Syamsuar meminta dukungan agar Bandara SSK II Pekanbaru tetap menjadi bandara internasional.

Sebab Bandara SSK II Pekanbaru merupakan salah satu bandar udara Internasional di Indonesia yang memiliki kapasitas 3,5 juta penumpang per tahun.

Tetapi saat ini ada 32 bandar udara (Bandara) internasional selama ini beroperasi di Indonesia. Pemerintah berencana memperkecil jumlah bandara rute internasional menjadi hanya 14-15 bandara sebagai pintu masuk penerbangan internasional.

"Kita sudah mengirim surat ke Pak Menteri Perhubungan agar Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru dapat melayani penerbangan internasional," kata Gubri.

Pemangkasan bandara internasional dengan alasan untuk meningkatkan pariwisata dalam negeri, sehingga masyarakat memilih berlibur di dalam negeri.

Terkait rencana pemangkasan bandara internasional itu, Gubernur Riau (Gubri), Syamsuar berharap agar pemerintah pusat dapat mempertimbangkan Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru.

"Kalau Bandara SSK ditutup melayani penerbangan internasional tentu dampaknya akan terjadi pengurangan jumlah wisatawan mancanegara, khususnya dari negara tetangga Malaysia," kata Kepala Dinas Pariwisata Riau, Roni Rakhmat, Kamis (23/2/2023).

Roni mengatakan, jika Bandara SSK II Pekanbaru tak layani penerbangan internasional, maka akan berdampak dengan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara masuk ke Riau.

Menurutnya, tahun 2022 kunjungan wisatawan mancanegara di Riau yang masuk lewat Bandara SSK II Pekanbaru sekitar 6.000-an orang.

"Yang wacana akan ditutup kan bandara, kalau pelabuhan tidak, makanya itu akan mengurangi jumlah wisata, kalau hilang tidak karena wisatawan dari negara tetangga bisa menggunakan transportasi laut," sebutnya.

Dampak dari tutupnya penerbangan internasional akan berpengaruh terhadap pendapatan berkurang bagi pelaku usaha pariwisata.

"Termasuk tingkat hunian hotel juga akan berkurang. Karena estimasi perputaran uang yang dihasilkan dari pariwisata pada tahun 2022 berkisar Rp8,8 triliun dengan tingkat hunian kamar hotel 41,6 persen per hari. Kalau penerbangan internasional ditutup, tentuj pendapatan pelaku usaha pariwisata berkurang," sebutnya.

Sebelumnya, Gubri menyurati Menteri Perhubungan menyikapi soal wacana pemerintah pusat yang akan memangkas sejumlah bandara internasional menjadi bandara domestik.

Dalam Surat bernomor 550/DPHB/1346 tersebut, Gubri Syamsuar meminta dukungan agar Bandara SSK II Pekanbaru tetap menjadi bandara  internasional.

Sebab Bandara SSK II Pekanbaru merupakan salah satu bandar udara Internasional di Indonesia yang memiliki kapasitas 3,5 juta penumpang per tahun.

Gubri mengatakan, jika Bandara SSK II Pekanbaru tidak lagi melayani penerbangan internasional, maka akan merugikan dari segi investasi dan pariwisata di Riau.

"Kalau dua sektor itu tergantung, tentu pertumbuhan ekonomi di Riau juga pasti akan terganggu. Makanya kita berharap Pak Menteri Perhubungan dapat menjadi Bandara SSK II Pekanbaru sebagai penerbangan internasional," ungkapnya.

Karena itu, Gubri kembali berharap surat yang dikirim ke Menteri Perhubungan mendapat respon positif. Apalagi Riau merupakan provinsi dengan PDRB terbesar ke-6 di Indonesia atau PDRB terbesar kedua di luar Pulau Jawa.

Kemudian realisasi investasi Provinsi Riau terbesar ke-5 di Indonesia atau realisasi investasi terbesar di Pulau Sumatera.

"Masa iya provinsi dengan PDRB terbesar ke-6 di Indonesia dan realisasi investasi tinggi tidak memiliki bandara internasional," ujarnya.

Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru diketahui sampai saat ini masih terus melayani penerbangan internasional setiap harinya.

Sebelumnya, Menteri BUMN, Erick Thohir menyatakan, akan memangkas jumlah bandara internasional menjadi 14 atau 15 saja dari total 32 bandara internasional di Indonesia.

"Yang jelas kita belum ada menerima surat apapun terkait dengan perubahan status Bandara SSK II pekanbaru. Sampai saat ini kita masih melayani penerbangan Internasional," kata Eksekutif GM Bandara SSK II Pekanbaru, M Hendra Irawan.

Dia menuturkan, pihaknya masih mengacu pada peraturan surat edaran Satgas dan Kemenhub, nomor 25 tahun 2022.

Tidak ada perubahan penerbangan di Bandara SSK II, baik penerbangan dalam Negeri maupun luar Negeri.

Dijelaskannya, untuk perubahan status penerbangan merupakan kewenangan Pemerintah pusat. Pihaknya hanya menjalankan tugas melayani penerbangan di Bandara SSK II Pekanbaru.

Pasca pandemi, penerbangan terus berangsur normal bila dibandingkan saat pandemi dengan aturan-aturan yang berlaku. Namun, sejak tahun 2022-2023 peningkatan cukup tinggi.

"Dalam perubahan status Bandara itu kewenangan Kemenhub, kita mengoperasikannya. Bila kita bandingkan penerbangan saat ini dengan saat pandemi kondisinya masih jauh normal," jelasnya.

Untuk penerbangan Internasional sendiri, di Bandara SSK II Pekanbaru hampir setiap hari melayani maskapai yang terbang menuju negara-negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura.

"Bahkan mulai tahun ini juga melayani penerbangan maskapai yang melayani jamaah umrah, menuju arab saudi," ucapnya.

Masih kata Hendra Irawan, untuk jadwal penerbangan internasional berbeda-beda, ada yang jadwal setiap hari ada yang seminggu tiga kali dan empat kali.

"Rata-rata sekitar 200 penumpang sampai 300 penumpang setiap hari dalam kondisi normal," tuturnya.

"Sekarang masih dalam kondisi normal, karena penerbangan masih terbatas maskapai yang melayani rute Internasional," pungkasnya.

Roni juga menyatakan, jika Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru tak layani penerbangan internasional, akan berdampak pada jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Riau.

"Kalau bandara SSK ditutup melayani penerbangan internasional, tentu dampaknya akan terjadi pengurangan jumlah wisatawan mancanegara, khususnya dari negara tetangga malaysia," ucap Roni.

Roni menuturkan, tahun 2022 kunjungan wisatawan mancanegara di Riau yang masuk lewat Bandara SSK II Pekanbaru sekitar 6.000-an orang.

"Yang wacana akan ditutup kan bandara, kalau pelabuhan tidak, makanya itu akan mengurangi jumlah wisata," ungkpanya.

"Kalau hilang (kunjungan wisatawan mancanegara) tidak, karena wisatawan dari negara tetangga (malaysia) bisa menggunakan transportasi laut," sebutnya.

Selain itu, kata Roni, dampak dari tutupnya penerbangan internasional akan berpengaruh terhadap kurangnya pendapatan bagi pelaku usaha pariwisata.

"Termasuk tingkat hunian hotel juga akan berkurang. Karena estimasi perputaran uang yang dihasilkan dari pariwisata pada tahun 2022 berkisar Rp8,8 triliun dengan tingkat hunian kamar hotel 41,6 persen per hari. Kalau penerbangan internasional ditutup, tentu pendapatan pelaku usaha pariwisata berkurang," jelasnya. (*)

Tags : Bandara Sultan Sarif Kasim II, Bandara Internasional SSK II, Pekanbaru, Bandara SSK Stop Layani Penerbangan Internasional, Penyetopan Bandara INternasional Berdampak Buruk pada Pelaku Usaha,