SEJARAH - Belanda akan mengembalikan ratusan artefak berharga yang dirampas dari Indonesia selama masa kolonial.
"Ratusan benda bersejarah Indonesia yang dijarah pada masa penjajahan akan dikembalikan Belanda."
"Ini pengembalian pertama dalam kerangka kerjasama pemerintah Indonesia dan Belanda," kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid memperkirakan pemulangan ratusan benda bersejarah yang dirampas militer Belanda tiba di Indonesia pada Agustus mendatang didepan media, Jumat (07/07).
Khusus untuk objek budaya Indonesia jumlahnya diperkirakan mencapai 472, termasuk di dalamnya permata dari "harta karun Lombok".
Sebelumnya Belanda didesak agar mengembalikan barang-barang tersebut apabila negara asal artefak itu memintanya.
Di antara koleksi yang akan diserahkan kembali ke Indonesia adalah apa yang disebut "harta karun Lombok" - harta karun berupa batu permata, batu mulia, emas dan perak.
Merujuk pada catatan sejarah, ratusan kilogram, emas, perak dan permata itu dijarah oleh tentara kolonial Belanda dari Istana Tjakranegara dan desa sekitarnya usai berakhirnya Perang Lombok pada 1894.
Selain dari Lombok, benda bersejarah yang akan dikembalikan antara lain empat arca dari Singasari (Kabupaten Malang), satu buah keris dari Klungkung (Bali), dan 132 benda seni modern dari Bali yang dikenal sebagai koleksi Pita Maha.
Pada tahun 2020, Belanda telah mengembalikan keris milik Pangeran Diponegoro dalam kunjungan Raja dan Ratu Belanda.
Di tahun sebelumnya, Belanda juga memulangkan 1.500 benda budaya Indonesia dari Museum Nusantara di Delft yang ditutup akibat keterbatasan dana.
Hilmar Farid memperkirakan pemulangan ratusan benda bersejarah yang dirampas militer Belanda tiba di Indonesia pada Agustus mendatang.
Saat ini, pihaknya bersama pemerintah Belanda sedang menuntaskan kesepakatan teknis pengembalian hingga pengiriman.
Sehingga diharapkan proses penyerahan artefak rampasan lainnya bisa lebih cepat dilakukan.
Hitungannya dari delapan jenis koleksi milik Indonesia yang ada di Belanda jumlahnya mencapai ribuan.
Benda-benda itu dipastikan 'diperoleh' Belanda dengan cara-cara ilegal pada masa penjajahan.
Hilmar juga menjelaskan, pemulangan 472 objek budaya ini adalah tahap pertama.
Ia kemudian menjelaskan, pembicaraan dengan pemerintah Belanda untuk mengembalikan benda bersejarah itu sudah dimulai empat tahun lalu.
Kian intensif ketika ditandai dengan pembentukan tim antara pemerintah Belanda dan Indonesia mengenai pengembalian dua tahun lalu.
Pekerjaan yang paling sulit dari pemulangan ini, ujar Hilmar, adalah kajian mendalam soal objek bersejarah yang dicuri tersebut.
Pasalnya ada artefak yang 'diambil' sekitar 250 tahun yang lalu. Untuk memastikan ke pemerintah Belanda bahwa itu milik Indonesia, pihaknya harus memiliki riwayat benda itu sebagai pembuktian.
"Tim ini bekerja, memverifikasi koleksi-koleksi yang akan dikembalikan ke Indonesia. Karena kita yang mempelajari koleksi-koleksi yang ada di Belanda itu, termasuk kategori objek yang diperoleh Belanda dengan cara-cara ilegal di masa lalu," jelasnya.
"Daftar benda-benda [yang ingin dikembalikan] itu lalu kita serahkan ke pemerintah Belanda, karena beberapa disimpan di museum-museum yang beda-beda," sambung Hilmar.
Ia juga berkata, nantinya ratusan artefak itu akan disimpan di Museum Nasional dan akan dipamerkan ke publik.
Negara-negara lain juga mulai mengembalikan artefak berharga yang dijarah dalam beberapa tahun terakhir.
Seperti yang dilakukan museum Inggris dan Jerman yang menandatangani beberapa dari apa yang disebut Perunggu Benin.
Artefak itu dicuri dari Nigeria selama ekspedisi militer Inggris berskala besar pada 1897.
"[Ini] pertama kalinya kami mengembalikan benda-benda yang seharusnya tidak pernah ada di Belanda," kata Menteri Kebudayaan Belanda, Gunay Uslu.
"Tapi kami bukan sekadar mengembalikan objek. Kami sebenarnya sedang memulai periode di mana kami lebih intensif bekerja sama dengan Indonesia dan Sri Lanka."
Sementara itu, Sri Lanka akan mengambil kembali meriam perunggu abad ke-18 yang dihias dengan mewah, yang saat ini dipajang di Rijksmuseum Amsterdam, yang dianggap sebagai hadiah dari bangsawan Sri Lanka kepada Raja Kandy pada 1740-an.
Meriam tersebut diyakini telah jatuh ke tangan Belanda pada 1765, ketika pasukan Belanda menyerang dan menaklukan kerajaan Kandy di Sri Lanka.
Menteri Kebudayaan Uslu, mengatakan pemerintah Belanda bertindak berdasarkan rekomendasi yang tercantum dalam laporan tahun 2020 oleh Komite Belanda yang menyelidiki barang seni yang diambil selama era kolonial.
Komite mendesak pemerintah Belanda untuk "bersedia mengembalikan tanpa syarat" setiap benda budaya yang dijarah di negara bekas jajahan Belanda jika diminta oleh negara asal.
"Belanda harus memikil tanggung jawab atas masa lalu kolonialnya dengan menjadikan pengakuan dan ganti rugi ketidakadilan ini sebagai prinsip utama kebijakan kolonial," menurut laporan tersebut.
Belanda tengah bergulat dengan warisan kolonialnya dalam beberapa tahun terakhir.
Pada Sabtu 1 Juli 2023 lalu, Raja Willem-Alexander secara resmi meminta maaf atas peran Belanda dalam perdagangan budak, dengan mengatakan dia "secara pribadi dan bersungguh-sungguh" menyesal.
Belanda menjadi negara kolonial yang ditakuti setelah abad ke-17. Negara ini menguasai wilayah di seluruh dunia dan terlibat dalam perdagangan budak yang mencapai 600.000 orang lebih. (***)
Tags : belanda, ratusan benda bersejarah, belanda kembalikan benda bersejarah indonesia, belanda jarah benda bersejarah masa penjajahan,