"Menu berbuka puasa atau takjil kerap disediakan oleh sejumlah pedagang, tetapi masyarkat juga harus bijaksana memilih agar sehat dan tetap aman"
amadhan merupakan bulan suci bagi umat muslim yang diperingati setiap tahunnya. Di ramadhan para pedagang dak-dakan juga banyak menyajikan takjil untuk berbuka puasa di berbagai lokasi berjualan.
"Warga diminta bijak memilih menu berbuka (takjil) agar tetap sehat kala ramadan."
"Faktor kesehatan penting diperhatikan selama Ramadan. Apalagi setelah sepekan di bulan suci ramadan aktivitas membeli takjil masih jadi favorit oleh warga," kata Ketua Umum (Ketum) Lembaga Melayu Riau (LMR), H. Darmawi Wardhana Zalik Aris menilai, Rabu (29/3).
Menurutnya, kondisi aman dan sehatnya takjil yang dibeli untuk dikonsumsi menjadi penting untuk diperhatikan. Risiko berada di kerumunan saat pandemi menjadi faktor risiko penularan virus. Selain itu tempat menjajakan makanan yang tidak higienis riskan jadi penularan penyakit.
"Untuk itu masyarakat tetap harus memperhatikan bahan pangan berkualitas baik."
"Perlu dilakukan pengecekan kemasan makanan yang sesuai standar izin edar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Dinas Kesehatan. Pada makanan yang dijual perlu dicek warna dan aroma, kemasan yang aman dan sehat," pesannya.
“Agar lebih praktis kerap pedagang mempergunakan kemasan jenis karton, kertas, plastik yang berdampak negatif bagi kesehatan, karena sebagian kemasan selain bisa membahayakan tubuh oleh zat kimia juga bisa merusak lingkungan,” terang Darmawi.
Membeli menu hidangan takjil sebutnya, tetap harus memperhatikan lokasi, kondisi penjual. Sebagian warga yang tidak membeli takjil di pedagang akan lebih bijak membuatnya di rumah.
"Selain lebih sehat, membuat menu hidangan berbuka dan sahur lebih dipastikan kebersihan dan kesehatan bahan. Secara ekonomis membuat hidangan di rumah sendiri akan lebih menghemat pengeluaran," sarannya.
Bijak memilih bahan makanan, asupan gizi selama Ramadan juga sebut Darmawi menyesuaikan kondisi tubuh. Sebab sebagian masyarakat harus tetap memperhatikan diet pada makanan manis.
"Mengolah menu sendiri di rumah menjadi cara untuk mengurangi risiko penyakit. Sebab risiko penyakit bisa muncul dari bahan makanan dan saat berkerumun membeli takjil."
“Sebaiknya pilih olahan segar kaya buah, serat dan tentunya mengandung nutrisi dan gizi agar tidak dehidrasi selama Ramadan,” ulasnya.
Sementara Dinas Perindustrian dan Pedagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru sebelumnya juga sudah menghimbau agar masyarakat, mewaspadai takjil memiliki kandungan berbahaya.
Apalagi pada pekan lalu tim Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Pekanbaru mendapati makanan mengandung bahan berbahaya di Pasar Ramadan.
"BBPOM menemukan kerupuk tempe mengandung Boraks dan cendol mengandung Rhodamin B."
"Temuan itu sesuai hasil uji sampel terhadap puluhan makanan yang dijual di Pasar Ramadan. Kita imbau masyarakat untuk waspadai adanya makanan atau minuman buka puasa yang mengandung bahan berbahaya," sebut Kepala Disperindag Pekanbaru, Zulhelmi Arifin, Rabu (29/3/2023).
Zulhelmi mengaku sejak awal telah mengingatkan para pedagang menjual makanan atau minuman yang layak konsumsi di Pasar Ramadan.
Mereka harus memastikan takjil yang dijual higienis sehingga layak konsumsi.
Dirinya berulang kali menyebut bahwa jangan sampai pembeli malah sakit usai membeli takjil. Zulhelmi tak mau temuan bahan berbahaya dalam makanan atau minuman di Pasar Ramadan terulang lagi.
"Jangan sampai sakit perut orang membeli di sana, ini bulan puasa kan. Kita tentu tidak ingin hal ini terjadi lagi," sebutnya.
Tim dari dinas bakal bekerja sama dengan Balai BPOM Pekanbaru untuk melakukan pengawasan terhadap produsen. Mereka melakukan monitoring di swalayan hingga pusat perbelanjaan.
Pasar takjil Ramadhan
Sementara itu, Kepala Balai BPOM Pekanbaru, Yosef Dwi Irwan mengaku tim BPOM sudah melakukan pengawasan terhadap takjil yang mengandung bahan berbahaya pada pekan lalu.
Ia menyebut bahwa tim mengambil sampel makanan hasil olahan di tiga lokasi penjualan takjil. Ketiga lokasi yakni Pasar Limapuluh, Pasar Sail dan Pasar Ramadan di Jalan WR Supratman.
Mereka melakukan uji cepat untuk mengetahui ada tidaknya kandungan bahan berbahaya dalam pangan. Total ada 79 sampel diambil oleh petugas di lapangan.
Pihaknya memberi pemahaman kepada penjual agar tidak menjual lagi makanan itu. Ia menjelaskan bahwa makanan itu beresiko pada kesehatan pembeli.
Masyarakat dihimbau tetap waspadai
Dinas Perindustrian dan Pedagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru mengimbau masyarakat agar mewaspadai adanya takjil atau sajian buka puasa yang mengandung bahan berbahaya.
Apalagi pada pekan kemarin tim Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Pekanbaru mendapati makanan mengandung bahan berbahaya di Pasar Ramadan.
Mereka menemukan kerupuk tempe mengandung Boraks dan cendol delima mengandung Rhodamin B. Temuan itu sesuai hasil uji sampel terhadap puluhan makanan yang dijual di Pasar Ramadan.
"Kita imbau masyarakat untuk waspadai adanya makanan atau minuman buka puasa yang mengandung bahan berbahaya," terang Kepala Disperindag Kota Pekanbaru, Zulhelmi Arifin.
Dirinya mengaku sejak awal sudah mengingatkan para pedagang untuk menjual makanan ataupun minuman yang layak konsumsi di Pasar Ramadan. Mereka harus memastikan takjil yang dijual higienis sehingga layak konsumsi.
Zulhelmi berulang kali mengatakan bahwa jangan sampai pembeli malah sakit usai membeli takjil. Ia tidak ingin temuan bahan berbahaya dalam makanan maupun minuman di Pasar Ramadan terulang lagi.
"Jangan sampai sakit perut orang membeli di sana, ini bulan puasa kan. Kita tentu tidak ingin hal ini terjadi lagi," sebutnya.
Tim dari dinas bakal bekerjasama dengan Balai BPOM Pekanbaru untuk melakukan pengawasan terhadap produsen. Mereka melakukan monitoring di swalayan hingga pusat perbelanjaan.
30 titik pasar ramadan
Sebelumnya Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru mencatat ada 30 titik pasar ramadhan tersebar di wilayah itu.
Sejumlah titik diyakini bakal menjadi pusat kemacetan selama momen Ramadan ini. Maka itu Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru berencana menentukan 30 titik lokasi Pasar Ramadan yang sudah diusulkan masyarakat.
"30 titik pasar menyebar di seluruh kecamatan pada momen bulan suci Ramadan 1444 H," sebut Kadisperindag Kota Pekanbaru Zulhelmi Arifin.
Pihaknya juga telah melakukan proses dalam pembuatan Surat Keputusan Walikota Pekanbaru.
"Sebelumnya dinas menerima usulan dari seluruh kecamatan terkait lokasi Pasar Ramadan, lalu dibahas untuk kelayakannya."
"Kita sudah siapkan draf SK atau surat keputusannya, saat ini sedang proses harmonisasi di bagian hukum Setdako Pekanbaru," katanya.
Pemko juga melakaukan pemetakan lokasi yang layak sebagai Pasar Ramadan 2023. Lokasi ini ditentukan setelah camat mendapat masukan dari masyarakat.
"Kita tidak hanya menentukan lokasi saja, tapi juga mempertimbangkan lokasi parkir dan sisi keamanan," ulasnya.
Zulhelmi menyadari Pasar Ramadan ini merupakan satu momen tahunan yang tidak setiap bulan terjadi. Ia menilai keberadaan pasar ini tentu jadi kesempatan UMKM bisa berjualan aneka takjil untuk buka puasa.
Dirinya menyebut pemerintah berupaya mengatur lokasi Pasar Ramadan agar lebih tertata. Ia tidak ingin ada pungli di sekitar Pasar Ramadan yang mengganggu kenyamanan pada pedagang dan pembeli.
Pihak juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Diskes) Pekanbaru untuk memastikan makanan juga minuman takjil yang dijual mesti layak konsumsi serta higienis.
Bijak memilih takjil di pasar ramadan
Disperindag Kota Pekanbaru juga menghimbau masyarakat tetap mewaspadai takjil memiliki kandungan berbahaya.
Apalagi pada pekan lalu tim Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Pekanbaru mendapati makanan mengandung bahan berbahaya di Pasar Ramadan.
BBPOM menemukan kerupuk tempe mengandung Boraks dan cendol mengandung Rhodamin B.
Temuan tersebut sesuai hasil uji sampel terhadap puluhan makanan yang dijual di Pasar Ramadan.
"Kita imbau masyarakat untuk waspadai adanya makanan atau minuman buka puasa yang mengandung bahan berbahaya," sebut Zulhelmi Arifin.
Zulhelmi mengaku sejak awal telah mengingatkan para pedagang menjual makanan atau minuman yang layak konsumsi di Pasar Ramadan.
Mereka harus memastikan takjil yang dijual higienis sehingga layak konsumsi.
Dirinya berulang kali menyebut bahwa jangan sampai pembeli malah sakit usai membeli takjil. Zulhelmi tak mau temuan bahan berbahaya dalam makanan atau minuman di Pasar Ramadan terulang lagi.
"Jangan sampai sakit perut orang membeli di sana, ini bulan puasa kan. Kita tentu tidak ingin hal ini terjadi lagi," sebutnya.
Berburu Takjil di Ramadhan Ditengah Kerawanan Macet.
Tim dari dinas bakal bekerja sama dengan Balai BPOM Pekanbaru untuk melakukan pengawasan terhadap produsen. Mereka melakukan monitoring di swalayan hingga pusat perbelanjaan.
Sementara itu, Kepala Balai BPOM Pekanbaru, Yosef Dwi Irwan mengaku tim BPOM sudah melakukan pengawasan terhadap takjil yang mengandung bahan berbahaya pada pekan lalu.
Ia menyebut bahwa tim mengambil sampel makanan hasil olahan di tiga lokasi penjualan takjil. Ketiga lokasi yakni Pasar Limapuluh, Pasar Sail dan Pasar Ramadan di Jalan WR Supratman.
Mereka melakukan uji cepat untuk mengetahui ada tidaknya kandungan bahan berbahaya dalam pangan. Total ada 79 sampel diambil oleh petugas di lapangan.
Pihaknya memberi pemahaman kepada penjual agar tidak menjual lagi makanan itu. Ia menjelaskan bahwa makanan itu beresiko pada kesehatan pembeli.
Tetapi Dewan menilai penggunaan zat berbahaya seperti borak dan rhodamin B pada makanan dan minuman sudah diwanti-wanti kalangan legislatif di Pekanbaru agar tidak digunakan oknum pedangang takjil yang ramai pada momen bulan suci Ramadan.
Namun sayang, masih saja ada pihak-pihak tak bertanggungjawab menggunakan zat berbahaya pada makanan dan minuman demi meraup keuntungan lebih besar, namun berbahaya bagi kesehatan manusia.
Untuk itu, agar ada efek jera, Ketua Komisi II DPRD Kota Pekanbaru, Dapot Sinaga meminta dilakukan penindakan terhadap pedagang nakal yang masih menggunakan bahan bukan pangan dalam memproduksi dagangannya.
Untuk diketahui, baru-baru ini, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Pekanbaru bersama OPD di lingkungan Pemko Pekanbaru menemukan adanya jajanan takjil yang mengandung boraks dan rhodamin B saat uji samping secara acak di beberapa Pasar Ramadan di Kota Pekanbaru.
"Kalau memang terbukti ada temuan, harus diproses hukum, dipidanakan saja, biar ada efek jera. Sampai sekarang belum ada yang jual (pedagang) yang dipidanakan," kata Dapot Sinaga, Selasa (28/3/2023).
Dalam uji sampling itu, tim menyasar Pasar Limapuluh, Pasar Sail dan Sentra Pasar Ramadan WR Supratman, diantaranya takjil seperti mie, delima, cincau, cendol, kulit lumpia, tahu, lontong, bumbu pecel, rumput laut, bubur mutiara, jelly dan minuman. Alhasil ditemukan dua sampel dari bahan berbahaya yakni boraks pada kerupuk tempe dan rhodamin B pada delima.
"Kenapa begitu? (pidanakan), karena ini termasuk pembunuhan kepada manusia, yang bukan bahan makanan manusia dicampur ke makanan. Ini harus ada penindakan tegas, berbahaya kalau begini terus," sambung Dapot sapaan akrab pria itu.
Aneka jenis menu berbuka puasa.
Mengingat akan bahayanya temuan ini, pihaknya meminta Pemko Pekanbaru untuk terus mengawasi jajanan takjil yang beredar di setiap Pasar Ramadan yang ada di Kota Pekanbaru, akan tetapi dengan catatan lakukan penindakan tegas jikalau adanya temuan berbahaya tersebut.
"Disperindag kota pekanbaru bersama BBPOM di pekanbaru untuk mengawasi semua pergerakan terhadap pedagang yang nakal yang masih menggunakan boraks dalam jajanannya. Kalau terbukti, pelaku (pedagang) serahkan langsung ke polisi," pungkas Politisi PDI Perjuangan. (*)
Tags : takjil ramadhan, menu berbuka puasa, pasar ramdhan di pekanbaru, lokasi pasar ramdhan rawan macet, bijak memilih takjil, memilih takjil untuk kesehatan tubuh,