PEKANBARU - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau mengeluhkan anggaran bencana saat ini minim (terlalu kecil), sementara instansi ini terus dihadapkan dengan lingkungan (panas dan hujan) yang ekstrim.
"BPBD Riau keluhkan anggaran bencana minim ditengah lingkungan ekstrim yang mengancam keselamatan flora fauna dan manusia."
"Isi bumi terus terancam, jadi butuh alokasi dana lebih untuk penanggulangan bencana. Pada tahun 2022 ini saja untuk mengcover seluruh kabupaten/kota yang rawan bencana tak terselesaikan," tutur Kepala BPBD Riau Edy Afrizal dalam bincang-bincangnya saat ngopi bersama dengan riaupagi.com dibilangan Jalan Ronggo Warsito, Pekanbaru belum lama ini.
Edy Afrizal tak menjelaskan jumlah anggaran yang minim ini, tetapi kembali disebutkannya, anggaran terbilang sangatlah kecil itu belum dapat memenuhi perhitungan biaya atas potensi bencana yang masif.
"Idealnya ditambah, di atas, kalau perlu Rp250 miliyar," jelas dia.
Menurutnya, hampir seluruh wilayah daerah masuk kategori rawan bencana. Idealnya, lanjut Edy Afrizal, alokasi anggaran untuk BPBD tak sampai sekitar 1 persen dari jumlah APBD.
Namun, pihaknya selalu mencairkan dana yang jauh dari nilai pengajuan di setiap perhitungan pagu anggaran tiap tahunnya.
"Jadi kalau kita lihat politik anggaran tidak mendukung penanggulangan bencana, karena anggarannya kecil," ujar Edy Afrizal lagi.
Contoh Kasus
Dia mencontohkan sejumlah anggaran dana penanggulangan dan antisipasi potensi bencana daerah yang terbilang kecil, bahkan tidak cukup.
Hanya saja, anggaran pra-bencana yang digelontorkan pemerintah hanya sekitar 0,002 persen dari APBD daerah. "Di daerah terisolir misalnya, buat bolak balik saja sudah habis," kata Edy Afrizal menandaskan.
Tetapi Edy Afrizal mengaku BPBD Riau dalam padamkan Karhutla dibantu dan di dukung Satgas Udara.
"Ini contoh nyata, kalau BPBD Provinsi Riau telah melibatkan Satgas Udara atau unit helikopter, untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).Tentu meringankan segalanya," katanya.
Bantuan dari udara, tentu sebelumnya tim darat sudah lebih dulu melakukan upaya pemadaman karhutla di lokasi. "Dengan demikian akhirnya kebakaran dapat dikendalikan. Hingga padalokasi Karhutla bisa memasuki tahap pendinginan ditambah adanya upaya water bombing atau bom air oleh unit helikopter Satgas Udara," cerita Edy mencotohkan.
Jadi petugas gabungan berbagai instansi terkait dalam penanggulangan karhutla tetap melakukan upaya pemadaman di daerah-daerah yang dilanda kebakaran dengan kerja keras dan kepada masyarakat dihimbau agar tidak bermain - main dengan api terutama pada saat musim kemarau saat ini. (rp.sdp/*)
Tags : BPBD, BPBD Riau, Anggaran Bencana, Anggaran Penanganan Bencana,