CALON LEGISLATIF [Caleg] DPRD Riau, Larshen Yunus menyatakan Pemilu 2024 sudah waktunya masyarakat melakukan perubahan. Caranya dengan mengganti wakil rakyat yang selama ini tidak mau bekerja dan hanya main amplop belaka.
“Caleg jangan hanya tau beri amplop, tapi tanyakan rakyat maunya apa."
"Sudah banyak buktinya, wakil rakyat yang dulu hanya suka memberi amplop tanpa menyapa langsung calon pemilihnya, hasilnya tidak mau bekerja nyata dan hanya ongkang-ongkang di kantor,” kata Larshen Yunus yang tak menjelaskan maksud orang kerjanya ongkang-onkang di kantor tersebut, Kamis (14/9).
Tetapi pria yang berprofresi sebagai Ketua DPD I KNPI Riau dan Direktur Kantor Hukum Mediator dan Pendampingan Publik Satya Wicaksana itu menjelaskan, tidak bekerja nyata yang dimaksudkannya adalah usai jadi dan duduk sebagai legislator mereka tak pernah turun ke bawah menemui langsung masyarakat untuk melihat kondisi dan masalah yang dihadapi masyarakat serta mendengarkan keluhan mereka.
"Sehingga mereka pun tidak bisa memberikan solusi terhadap persoalan yang dihadapi rakyat, khususnya konstituennya," sebutnya lagi.
Karena itu, Larshen Yunus pun mengajak agar masyarakat menjadi pemilih yang cerdas dan tak lagi memilih Caleg/Bacaleg yang memiliki perilaku seperti itu.
"Melainkan memilih Caleg yang berkomitmen untuk benar-benar bekerja untuk rakyat dan tak melupakan konstituennya setelah jadi."
“Jadi, kalau rakyat menginginkan perubahan, maka jangan memilih pemimpin yang hanya ongkang-ongkang, duduk manis di kantornya, tapi pilih yang mau turun langsung, bertemu, melihat dan mendengar persoalan warga di daerah hingga pelosok," sebutnya.
"Karena kalau yang namanya wakil rakyat tidak turun dan mengunjungi rakyat ya pastinya hati, mata dan telingannya tidak pernah tahu kesulitan dan keinginan rakyat,” tandasnya.
Menurut Larshen banyak sekali persoalan yang dihadapi rakyat, khususnya di Dapil 2 Kabupaten Kampar. Sebagaimana yang ditemuinya langsung selama turun ke bawah menyapa masyarakat selama lima bulan terakhir.
“Saya sudah bertemu ribuan orang dari berbagai profesi, mulai dari petani, pedagang hingga buruh. Mereka punya persoalan dan mengharap ada yang memberikan solusi," ujarnya.
"Masih banyak pula masyarakat yang hidupnya masih menderita dan di bawah garis kemiskinan, sehingga perlu di bantu dan diberikan jalan keluarnya, agar bisa hidup sejahtera."
"Inikan yang seharusnya menjadi tugas pemerintah dan wakil rakyat, tapi kok masih banyak persoalan di lapangan, lantas mereka selama ini kemana. Itulah maka sudah saatnya ganti anggota DPRD yang tidak menyentuh langsung rakyat dengan yang baru,” ujarnya.
Bapak yang punya dua anak ini menyebut, yang penting visi dan misi calon legislatif (caleg) atau bakal calon legislatif [bacaleg] jelas.
"Yang perlu dilakukan adalah menanyakan kepada rakyat apa mau mereka."
“Jadi kalau bener-bener ingin jadi DPRD dalam pandangan saya, seorang calon anggota legislatif perlu memiliki visi misi agar rakyat mengetahui maksudnya mencalonkan diri, juga agar dipilih nanti," ungkapnya.
Tetapi ada juga Caleg malas ditanya visi misnya.
Menurut Larshen, jika dia terpilih, dia akan mempertanyakan apa keinginan rakyat, yang perlu dilakukannya sebagai anggota dewan.
“Dengerin keluh-kesah masyarakat,” katanya.
Sebenarnya menggaji wakil rakyat itu adalah masyarakat alias rakyat lewat uang pajak, maka seharusnya, menurutnya, rakyatlah yang ditanya apa keinginannya.
“Ya, jangan tanya visi misinya, tanya rakyatnya pengennya apa, (setelah tahu keinginan rakyat), baru caleg melakukan,” ujarnya lagi. (*)
Tags : larshen yunus, caleg, visi misi, caleg perindo ,