DUMAI - Pemerintah Kota Dumai melalui Satgas Covid-19 Kota Dumai melaporkan hingga Minggu 26 Desember 2021 jumlah masyarakat yang sudah divaksinasi dosis kedua yaitu sebanyak 190.357 orang atau 80,66 persen.
"Kondisi Covid-19 di Kota Dumai sampai 26 Desember 2021 persentase kasus aktif 0,02 persen persentase kesembuhan 97,50 persen, mortality rate kasus positif 2,48 persen," kata Kepala Dinas Kesehatan Dumai Syaiful, Senin (27/12).
"Jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis kedua sebanyak 130.720 orang atau 55,39 persen."
"Pemerintah telah menetapkan sasaran vaksinasi untuk mencapai herd immunity di Kota Dumai sebanyak 236.058 jiwa. Sasaran vaksinasi tersebut terdiri dari tenaga kesehatan, lanjut usia, petugas publik, masyarakat umum, termasuk anak usia 12 tahun ke atas," kata syaiful.
Sementara capaian asesmen pandemi versi Kemenkes periode pengukuran 20-26 Desember 2021 Kota Dumai masih masuk ke level 1, insiden rendah.
"Secara akumulasi kasus Covid-19 di Dumai sebanyak 10.372 kasus dengan rincian, pasien sembuh sebanyak 10.114 orang, meninggal dunia 257 orang, pasien dirawat di rumah sakit 1 orang," kata Syaiful.
Jika vaksinasi telah mencapai 80 persen lebih dari sasaran. Maka, daya tular virus corona penyebab Covid-19 bisa diperlambat sebab kekebalan kelompok atau herd immunity sudah mulai terbentuk di setiap orang yang sudah di suntik vaksin.
Meski capaian vaksinasi sudah di atas 80 persen, Pemko Dumai bersama TNI dan Polri tetap gelar vaksinasi massal, target kita bisa mencapai 100 persen dari sasaran.
"Alhamdulillah, sejauh ini, pada kegiatan vaksinasi massal antusias masyarakat tetap tinggi, baik untuk vaksin dosis pertama maupun vaksin dosis ke dua," terang Lebih lanjut Syaiful.
Syaiful mengatakan, meskipun sudah divaksin lengkap, masyarakat diminta tetap menjalankan Prokes Covid-19 ketat, yaitu menggunakan masker, mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, menjaga jarak serta tidak berkerumun.
"Salah satu yang perlu diwaspadai adalah meningkatnya mobilitas masyarakat pada akhir tahun yang berisiko memicu lonjakan kasus apabila tidak disertai penerapan protokol kesehatan yang ketat," pungkasnya. (*)
