KESEHATAN - Demam dan batuk merupakan salah satu gejala yang banyak dialami pada penderita Covid-19. Tak sedikit warga yang mungkin masih kesulitan membedakan gejala yang dirasakan, apakah itu Covid-19, flu biasa atau bisa juga influenza. Bagaimana membedakannya?
Flu biasa adalah infeksi virus yang umum terjadi pada banyak orang, khususnya ketika di musim dingin tiba. Sementara influenza sama dengan flu biasa, hanya saja gejalanya bisa lebih parah. Melansir Medical News Today, Kamis (21/1/2021) meskipun sekilas gejala yang ada terlihat sama, namun sesungguhnya ada perbedaan yang mendasari ketiganya.
Berikut ini beberapa penjelasannya:
Flu biasa
Pada flu biasa, gejala yang banyak dialami oleh penderita adalah pilek.
Pilek ini muncul secara bertahap, tidak tiba-tiba muncul dalam kondisi parah.
Gejala lainnnya bisa berupa sakit tenggorokan, batuk, bersin, pegal-pegal, dan sakit kepala.
Gejala ini muncul akibat tubuh terinfeksi salah satu dari banyak jenis virus, salah satunya human rhinovirus.
Biasanya manusia bisa sembuh dari flu biasa tanpa memerlukan penanganan atau obat khusus dalam 7-10 hari.
Obat yang dijual bebas di pasaran pun bisa dibeli dan dikonsumsi untuk mendukung perbaikan kondisi tubuh.
Tidak ada vaksin untuk menangani infeksi yang satu ini.
Influenza
Gejala pada influenza cukup beragam mulai dari tingkat sedang hingga berat, meliputi:
* Demam
* Panas dingin
* Batuk
Influenza terjadi akibat adanya infeksi virus influenza di bagian hidung, namun infeksi pada seseorang tidak mudah untuk menular pada orang yang lain.
Karena influenza lebih berat dari flu biasa, maka ada jenis vaksin yang bisa digunakan untuk mencegah penyakit ini.
CDC merekomendasikan pemberian vaksin flu tahunan bagi orang-orang dengan usia di atas 6 bulan.
Makin cepat dilakukan pengobatan, makin baik untuk penanganan influenza.
Kemudian secara umum, orang akan sembuh dari influenza hanya dalam beberapa hari, atau paling lama 2 minggu.
Covid-19
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat mencantumkan gejala berikut sebagai yang paling umum:
* Demam
* Batuk
* Sesak napas
* Kelelahan
* Nyeri tubuh atau otot
* Sakit kepala
* Hilangnya indera perasa atau penciuman baru
* Sakit tenggorokan
* Hidung tersumbat atau meler
* Muntah atau mual
* Diare
Gejala yang lebih parah mungkin termasuk:
* Peningkatan kesulitan bernapas atau sesak napas
* Kebingungan
* Bibir, wajah, atau kulit kebiruan
* Nyeri terus-menerus di dada
Penyebab
Penyakit Covid-19 berkembang sebagai akibat infeksi SARS -CoV-2, sejenis virus corona.
Covid-19 menyebar terutama melalui kontak dekat dengan tetesan pernapasan seseorang dengan infeksi.
Orang dengan Covid-19 melepaskan tetesan ini saat mereka bernapas, berbicara, tertawa, atau melakukan aktivitas lain yang dapat mengeluarkan cairan tubuh dari saluran udara mereka.
Virus corona juga dapat menyebar melalui transmisi udara.
Ini dapat terjadi ketika sekresi pernapasan dari orang yang terinfeksi SARS-CoV-2 tetap melayang di udara untuk jangka waktu yang lebih lama.
Pengobatan
Perawatan untuk Covid-19 rumit dan akan bervariasi tergantung gejalanya.
Hingga 80 persen kasus akan sembuh di rumah orang tersebut tanpa perlu dirawat di rumah sakit atau perawatan medis.
Dokter mungkin merekomendasikan cara untuk membantu mengelola gejala dan membiarkan tubuh sembuh secara alami, termasuk:
* Minum obat nyeri, seperti acetaminophen (Tylenol) atau ibuprofen (Advil) untuk mengurangi demam dan gejala nyeri
* Minum banyak air agar tetap terhidrasi
* Banyak istirahat agar tubuh dapat melawan virus
Jika orang tersebut memerlukan rawat inap, pengobatan mungkin berfokus pada metode untuk memperlambat virus, mengurangi sistem kekebalan yang terlalu aktif, atau mengobati atau mencegah komplikasi.
Metode-metode ini dapat berbeda dalam setiap kasus tergantung pada gejala, tingkat keparahan, dan faktor risiko seseorang.
Waktu Pemulihan Waktu pemulihan Covid-19 dapat sangat bervariasi dari orang ke orang berdasarkan faktor-faktor seperti tingkat keparahan dan gejala.
CDC menyebut bahwa kebanyakan orang dengan Covid-19 pulih dan kembali ke kesehatan yang normal.
Namun, beberapa orang dapat mengalami gejala dan komplikasi yang berlangsung selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan setelah sembuh dari penyakit.
Bahkan orang yang sembuh dari penyakit ringan mungkin memiliki gejala yang bertahan lama.
Gejala jangka panjang yang paling sering dilaporkan meliputi:
* Kelelahan
* Batuk
* Sesak napas
* Nyeri dada
* Nyeri sendi.*
Riau Mendonor, Gerakan 3.000 Kantong Darah Disambut Antusias Masyarakat
PEKANBARU - Kegiatan donor darah yang digelar oleh Relawan Peduli Covid-19 Riau bekerja sama dengan Unit Tranfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Pekanbaru di Hotel Furaya, disambut baik masyarakat. Sejak pagi, ratusan masyarakat tampak ramai di lokasi untuk mendonorkan darahnya.
Ketua Relawan Peduli Covid-19 Riau, Dirmanto, mengatakan bahwa kegiatan donor darah dengan tema Riau Mendonor Gerakan 3.000 Kantong Darah Ramadan ini digelar selama seminggu, yakni mulai tanggal 21-27 Maret 2021 di Furaya Hotel Pekanbaru.
"Hari ini adalah hari pertama kegiatan Riau mendonor, gerakan 3.000 Kantong Darah Ramadhan. Untuk donor darah ini kita targetkan 3.000 kantong dan baru pukul 10.00 pagi tadi sudah ada sekitar 200 pendonor. Kita targetkan dalam sehari bisa 500-700 pendonor," kata Dirmanto, Minggu (21/3/2021).
Dia mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan untuk memenuhi permintaan darah di PMI Kota Pekanbaru. Terlebih sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadan dan biasanya permintaan darah meningkat dan pendonor berkurang. Terlebih saat ini Covid-19.
"Tak hanya donor darah saja, untuk tahun ini kita juga menggelar donor Plasma Konvalesen. Donor ini dikhususkan untuk penyintas Covid-19 untuk mendonorkan plasmanya kepada pasien Covid-19 yang membutuhkan," sebutnya.
Disampaikan Dirmanto lagi, hingga pukul 10.00 WIB sudah ada 2 calon pendonor Plasma Konvalesen. "Harapannya semoga kedepan makin banyak. Karena dari data yang sudah masuk ke kita, ada sekitar 50 pendonor Plasma Konvalesen yang sudah mendaftar," ungkapnya.
Ketua PMI Kota Pekanbaru, M Noer MBS yang hadir dalam kesempatan tersebut mengatakan plasma konvalesen ini sangat dibutuhkan pasien Covid-19.
"Plasma Konvalesen ini tidak semua bisa. Maka dengan adanya momen ini kita sangat berterimakasih, ini sangat luar biasa untuk mencari siapa yang bersedia menyumbangkan plasma Konvalesennya," ujarnya.
Ia mengatakan persyaratan untuk menyumbang plasma konvalesen ini cukup lumayan. Selain harus penyintas Covid-19, persyaratan lain itu seperti untuk saat ini yang diterima adalah laki-laki, kemudian berumur 17-60 tahun, tak memiliki penyakit bawaan tertentu serta belum sampai 3 bulan sembuh dari Covid-19.
"Kemudian juga akan dilakukan pengecekan stok imun didalam tubuhnya yang angkanya harus diatas 50. Persyaratan-persyaratan inilah yang membuat tidak semua penyintas bisa melakukan donor Plasma Konvalesen," tambahnya.
Untung, salah seorang pendonor Plasma Konvalesen mengatakan dirinya sengaja ikut mendonorkan plasma konvalesen untuk membantu pasien Covid-19 yang membutuhkan. Dia juga meminta agar penyintas covid-19 dapat ikut serta mendonorkan darahnya, karena akan berguna untuk kesembuhan pasien covid-19 yang masih dirawat.
"Saya dapat informasi dari grup WhatsApp dan mencoba untuk ikut. Saya tadi sudah diperiksa semuanya dan ternyata saya tak bisa untuk diambil plasma konvalesen nya. Ada beberapa syarat yang tak terpenuhi. Mau gimana lagi. Mudah-mudahan untuk penyintas Covid-19 lainnya mau mendonorkan plasma konvalesen nya. Sehingga akan banyak pasien Covid-19 yang tertolong," kata Untung.
Tags : Kesehatan, Gejala Covid-19, Flu dan Influenza,