"Pelibatan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam penanganan dan mendisiplinkan warga di masa pandemi covid-19 dianggap sangat perlu"
ebijakan pemerintah melibatkan aparat TNI dianggap bisa menyelesaikan masalah kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan, "Pelibatan tentara tetap dibutuhkan, karena pandemi covid-19 sudah masuk kategori bencana nasional," kata H Darmawi Aris SE dari Lembaga Melayu Riau [LMR].
TNI bisa melakukan berpatroli di tempat-tempat publik akan berlaku humanis, santun, dan edukatif. Darmawi menjelaskan keterlibatan TNI dalam penanganan penyebaran covid-19 sudah termuat dalam Surat Keputusan Percepatan Penanganan Virus Corona. Dalam struktur Gugus Tugas penanganan pandemi itu, bupati sebagai ketua dan Komandan Distrik Militer atau Dandim sebagai wakilnya.
Salah satu kegiatan bersama tentara, berpatroli ke area perbelanjaan bersama petugas kecamatan. "Dengan mengajak tentara warga menjadi lebih patuh pada protokol kesehatan. Orang kalau lihat pakai baju loreng pasti mau (patuh), tapi kalau pakai baju biasa pasti tidak mau dengar," tukasnya.
Namun beberapa pendapat dari para pemerhati kesehatan menilai pelibatan TNI tidak akan menyelesaikan masalah mengenai kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan. Sebab ketidaktahuan publik, menurutnya, disumbang oleh sikap pemerintah yang belum mengedukasi masyarakat dengan tepat. "Selama pandemi ini kan banyak informasi tidak akurat, baik disampaikan pemerintah. Itu yang membuat masyarakat percaya yang mana?"
"Kalau kalau mau mendisiplinkan jangan libatkan tentara, tapi yang lebih tepat adalah orang-orang yang berpengaruh seperti tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat. Biarkan mereka menyampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami dan ini belum dilakukan."
"Jadi ada missing link di sini, sebelum melakukan tindakan disipliner."
Menurut Pandu, kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan akan tercapai jika pemerintah menyampaikan informasi tentang pandemi covid-19 secara benar dan apa adanya. "Masyarakat jangan ditenangkan, tapi diberitahu sejujur-jujurnya. Bahwa sekarang Indonesia belum berhasil menekan pandemi, vaksin belum ada. Masyarakat jangan diberi harapan-harapan yang belum tentu akan terjadi."
Sementara keterlibatan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam peningkatan disiplin, pencegahan, dan pengendalian covid-19 dilegalkan Presiden Joko Widodo dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2020 yang diterbitkan awal Agustus. Mengingat situasi pandemi covid-19 sudah dalam kondisi luar biasa sehingga perlu pendisiplinan yang ketat untuk menekan laju kasus positif covid-19.
Kasus Baru Covid-19 terbanyak Pekanbaru dan Pelalawan
Sementara saat ini angka kasus terkonfirmasi Covid-19 Riau bertambah. Kali ini Riau ada tambahan 19 kasus terkonfirmasi baru, seperti Pelalawan dan Pekanbaru penyumbang kasus terbanyak, yakni sama-sama 6 orang. "Hari ini Riau ada tambahan 19 kasus terkonfirmasi baru, Pelalawan dan Pekanbaru merupakan penyumbang kasus terbanyak, yakni sama - sama 6 kasus," ungkap Kadiskes Riau, Mimi Yuliani Nazir, Selasa (11/8/2020).
Di sisi lain, Riau juga ada tambahan 28 orang pasien covid-19 yang dinyatakan sehat dan dipulangkan ke rumahnya. "Dengan begitu, maka total jumlah kasus terkonfirmasi covid-19 Riau berjumlah 789 orang, dengan rincian diisolasi mandiri 120 orang, rawat di RS 223 orang, sembuh 432 orang dan 14 meninggal dunia," ujarnya.
Adapun sebaran 19 kasus baru hari ini adalah, Pelalawan 6 orang, Pekanbaru 6 orang, Rohul 1 orang, Kuansing 4 orang, dan dua kasus lagi merupakan warga yang berasal dari Provinsi lain (luar Riau). "Sedangkan untuk kabar baik hari ini, yaitu penambahan 28 pasien covid-19 yang dinyatakan sembuh, adalah Ny RY (33) warga Pekanbaru. Ny AA (26) warga Pekanbaru. Ny SPM (21) warga Pekanbaru. Ny AS (28) warga Pekanbaru. Tn Y (21) warga Pekanbaru. Tn B (40) warga Pekanbaru. Ny SM (52) warga Pekanbaru," jelasnya.
Kemudian, Ny LI (42) warga Pekanbaru. Ny AF (47) warga Pekanbaru. Ny ED (46) warga Pekanbaru. Tn J (57) warga Pekanbaru. Tn KR (34) warga Kampar. Tn AW (23) warga Inhil. Ny DLS (22) warga Rohul. Tn MD (44) warga Siak. Ny SC (29) warga Siak. Tn ST (34) warga Siak. An AA (16) warga Siak. Ny K (44) warga Siak. Ny M (70) warga Siak. Ny RH (31) warga Siak. "Lalu, Ny SK (43) warga Siak. An AF (9) warga Siak. Ny S (47) warga Siak. Ny M (48) warga Siak. Ny RB (29) warga Siak. Nn MPS (21) warga Siak. Ny TN (52) warga Siak," urainya.
Sementara itu, suspek yang diisolasi mandiri berjumlah 5.138 orang, diisolasi di RS berjumlah 51 orang, selesai diisolasi berjumlah 3.865 orang, meninggal dunia berjumlah 15 orang. "Total Suspek berjumlah 9.069 orang," pungkasnya.
Data dirilis Satuan Tugas Penanganan Covid-19 pada Senin (10/8/2020), kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia mencapai 127.083 orang. Ini dikarenakan pada Senin siang di Indonesia ada penambahan 1.687 kasus baru. Sedangkan, pasien sembuh bertambah 1.284 orang menjadi 82.236 orang dan 42 meninggal dunia menjadi 5765 orang.
Khusus, untuk di Provinsi Riau hari ini ada penambahan 41 kasus positif Covid-19 dan 22 pasien sembuh. Sehingga, total kasus positif Covid-19 di Riau per tanggal 10 Agustus 2020, tercatat menjadi 773 kasus. Sedangkan, pasien sembuh di Riau bertambah 22 orang menjadi 404 orang. Kemudian, kasus meninggal akibat Covid-19 di Riau tidak ada penambahan tetap 14 kasus.
Ruang isolasi mandiri untuk pasien OTG disapkan
Guna menampung pasien Covid-19 yang masuk dalam kategori isolasi mandiri, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau, melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) telah menyiapkan ruangan isolasi di Balai Pelatihan BPSDM Riau sebanyak 54 ruangan dengan kapasitas tempat tidur mencapai 108 unit. "Sebelumnya, kami juga telah pernah menampung (isolasi) mahasiswa Riau yang baru pulang dari Timur Tengah, selama 14 hari di Balai BPSDM ini," ungkap Kepala BPSDM Riau, Joni Irwan, Selasa (11/8/2020) saat konferensi pers di Gedung Daerah.
Saat ini, mengingat angka kasus terkonfirmasi Riau meningkat drastis, bahkan juga banyak yang melakukan isolasi mandiri, karena itu pihaknya juga telah menyiapkan tempat ruang isolasi mandiri bagi Orang Tanpa Gejala (OTG) setelah dilakukan swab. "Jadi tempat kami di BPSDM ini kami siapkan untuk ruang isolasi mandiri, sampai orang tersebut benar - benar dinyatakan sehat. Dan bukan tempat perawatan bagi pasien yang sakit," ujarnya.
Disebutkannya, ruang yang akan dipergunakan untuk ruang isolasi tersebut sekarang memang masih kosong, tetapi telah dipersiapkan jikalau sewaktu - waktu dibutuhkan. Disamping itu ia menjelaskan, ruangan yang tersedia di BPSDM ada sebanyak 54 ruangan, dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 108 unit. Dan ruangan tersebut, jika sewaktu-waktu digunakan langsung bisa operasionalkan. "Yang jelas kita sifatnya stanby, dan siap menampung pasien yang akan diisolasi mandiri," jelasnya. (surya dharma panjaitan)
Tags : Covid-19, Kasus Terkonfirmasi Baru, Riau,