Kasus positif virus corona terus bertambah, seperti apa gejala serta penyebaran penyakit ini dan bagaimana upaya penyembuhannya?.
PEKANBARU, RIAUPAGI.com - Kasus positif virus corona di Indonesia bertambah 2.090 dalam 24 jam terakhir pada Sabtu (22/08), membuat jumlah total sejauh ini menjadi 151.498 kasus, menurut data Satgas Penanganan Covid-19. Data pada hari Sabtu juga menunjukkan terjadi penambahan 94 angka kematian.
Setidaknya 6.594 orang telah meninggal dunia akibat infeksi virus corona di Indonesia, yang mencatat angka kematian tertinggi di Asia Tenggara. Secara global, angka kasus positif telah mencapai 22,9 juta kasus, dengan angka kematian mencapai lebih dari 799.000, menurut data dari Johns Hopkins University.
Seperti apa gejala serta penyebaran penyakit ini dan bagaimana upaya penyembuhannya?
Gejala virus corona dimulai dengan batuk kering dan diikuti dengan gangguan pernafasan. Batuk ini adalah batuk yang terus menerus selama lebih dari satu jam, atau mengalami batuk rejan selama tiga kali dalam periode 24 jam.
Biasanya lima hari secara rata-rata bagi orang untuk menunjukkan gejala, kata para ilmuwan, namun bagi sebagian orang gejalanya lebih lambat terjadi. Organisasi Kesehatan Dunia, WHO mengatakan masa inkubasi sampai sekitar 14 hari. Pemerintah Inggris kini telah menambahkan kehilangan daya penciuman atau rasa ke dalam daftar gejala Covid-19 setelah menerima masukan dari para ahli.
Selama beberapa pekan, para dokter spesialis Telinga, Hidung, Tenggorokan di Inggris mengatakan mereka melaporkan keluhan dari berbagai pasien Covid-19 yang merasa kehilangan daya penciuman dan perasa. "Mereka kini yakin bahwa mendorong orang-orang yang hilang daya penciuman atau perasa untuk mengisolasi diri akan menambah sedikit kasus dan membantu pengendalian penyebaran virus," ujar juru bicara perdana menteri Inggris.
Bagaimana penyebarannya?
Dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Diah Handayani menjelaskan bahwa 2019-nCoV adalah virus yang menyerang sistem pernafasan manusia. Bedanya dengan virus lain, ujar Diah, virus corona ini memiliki virulensi atau kemampuan yang tinggi untuk menyebabkan penyakit yang fatal.
Menurut Diah, virus ini berbahaya jika telah masuk dan merusak fungsi paru-paru, atau dikenal dengan sebutan pneumonia, yaitu infeksi atau peradangan akut di jaringan paru yang disebabkan oleh virus dan berbagai mikroorganisme lain, seperti bakteri, parasit, jamur, dan lainnya. "Pertukaran oksigen tidak bisa terjadi sehingga orang mengalami kegagalan pernafasan. Itulah mengapa virus ini berat karena bukan lagi hanya menyebabkan flu atau influensa tapi dia menyebabkan Pneumonia," kata Diah.
Diah melanjutkan proses penyebaran virus ini melalui udara yang terinhalasi atau terhirup lewat hidung dan mulut sehingga masuk dalam saluran pernafasan. Virus ini masuk melalui saluran nafas atas, lalu ke tenggorokan hingga paru-paru. "Sebenarnya belum 100 persen. Tapi dilihat dari sekian ratus kasus yang dipelajari, dan sifat dasar virus, maka inkubasi virus ini dua sampai 14 hari. Itu mengapa kita mewaspadai periode dua minggu itu," sebutnya.
Gejala virus corona: Batuk, flu, demam hingga sesak napas
Dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Paru Indonesia itu menjelaskan virus corona 2019-nCoV memiliki gejala yang sama dengan infeksi virus pernafasan lainnya. Diah mengatakan gejala ringan yaitu flu disertai batuk. Kemudian, jika memberat, akan menyebabkan demam dan infeksi radang tenggorokan.
Kemudian jika masuk ke saluran nafas, kata Diah akan menyebabkan bronkitis. "Yang berat ketika semakin jauh infeksi ke saluran nafas bawah, itu Pneumonia lengkap. Selain itu, bisa juga disertai gejala infeksi virus ke organ lain, yaitu diare," katanya.
Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bahwa selain gejala umum, seperti demam, batuk, dan letih, pengidap Covid-19 bisa merasakan:
. Sakit dan nyeri
. Tenggorokan sakit
. Diare
. Mata merah
. Pusing
. Kehilangan daya penciuman dan rasa
. Ruam pada kulit, atau pudarnya warna kulit pada jari tangan atau kaki
Riau masih penyumbang kasus terbanyak
Sementara Pekanbaru kembali jadi penyumbang kasus covid-19 terbanyak untuk Riau. Hal tersebut dilihat dari data tambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 Riau hari ini yang bertambah 40 kasus. "Kasus terkonfirmasi covid-19 di Riau masih tinggi. Itu terbukti dari tambahan kasus terkonfirmasi covid-19 Riau beberapa hari belakangan dan termasuk dengan tambahan 40 kasus baru hari ini dan lagi - lagi Pekanbaru jadi daerah penyumbang kasus terbanyak, dengan jumlah 28 orang," ungkap Kadiskes Riau, Mimi Yuliani Nazir, Selasa (25/8/2020).
Di sisi lain, sambungnya, Riau juga terdapat penambahan 13 orang pasien covid-19 yang dinyatakan sembuh, serta ada kabar duka, yakni terdapat penambahan 1 orang pasien yang meninggal dunia karena covid-19. "Dengan begitu, maka total kasus terkonfirmasi covid-19 Riau berjumlah 1.319 orang, dengan rincian diisolasi mandiri 195 orang, rawat di RS 270 orang, sembuh 832 orang dan 22 meninggal dunia," terangnya.
Dijelaskannya, adapun tambahan 40 kasus baru Riau hari ini terdapat di Pekanbaru 28 orang, Bengkalis 1 orang, Inhil 1orang, Inhu 1 orang, Kampar 4 orang, Kuansing 1 orang, Siak 1 orang, dan Pelalawan 3 orang. "Sedangkan untuk penambahan 13 orang pasien covid-19 yang dinyatakan sembuh adalah Tn AP (26) warga Pekanbaru. Tn HGU (52) warga Pekanbaru. Tn EME (35) warga Pekanbaru. Ny EY (42) warga Pekanbaru. Tn RA (32) warga Pekanbaru. Tn JPL (49) warga Siak. Ny FA (39) warga Siak," sebutnya.
Kemudian, Ny EN (41) warga Siak. Nn FAI (20) warga Siak. An MDS (15) warga Siak.Tn J (32) warga Siak.Tn A (54) warga Siak. Dan Ny Y (36) warga Kampar. "Dan untuk penambahan 1 orang pasien yang dinyatakan meninggal dunia karna covid-19 yaitu Ny Y (52) warga Kampar," ucapnya.
Suspek yang diisolasi mandiri berjumlah 5.054 orang, isolasi di RS berjumlah 78 orang, selesai isolasi berjumlah 8.303 orang, meninggal dunia berjumlah 31 orang. "Total suspek berjumlah 13.466 orang," tuturnya.
ASN jalani swab test
Untuk memastikan tidak terpapar wabah virus corona atau Covid-19, anggota DPRD Kota Pekanbaru dan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan sekretariat DPRD Kota Pekanbaru ikut menjalani swab test. Swab test massal ini diadakan di halaman Kantor DPRD Kota Pekanbaru Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru.
Langkah antisipasi ini juga menyikapi adanya dua anggota dewan yang beberapa waktu lalu yang dinyatakan positif Covid-19, yakni RE dan Z. Sejak dimulai sekitar pukul 14.00 WIB, hanya ada beberapa anggota dewan dan ASN yang terlihat ikut melakukan swab test. Satu aggota dewan yang ikut menjalani swab test adalah Ir Nofrizal MM. Petugas yang mengenakan APD lengkap terlihat mengambil sampel cairan dari hidung dan mulut Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru ini saat menjalani swab test. "Sesuai hasil pemeriksaan mandiri di satu rumah sakit swasta ada dua anggota dewan terkonfirmasi positif covid-19. Maka untuk melihat, apakah dua anggota ini menularkan kepada teman-teman, perlu ada kepastian dengan swab test," ujarnya usai jalani swab test.
Politisi PAN ini menyebut bahwa ini pun berkordinasi dengan tim gugus tugas. Mereka pun menggelar swab test agar tidak ada keraguan yang menyangkut jalannya pemerintahan. " Swab test ini untuk kepastian. Apalagi setiap pekan ada saja agenda yang digelar," ujar Nofrizal.
Ia tidak menampik ada sejumlah anggota dewan tidak ikut swab test. Banyak dari mereka mengaku sudah swab test atau rapid test. Sementara itu, Plh Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Zaini Rizaldy menyebut bahwa yang ikut swab test pada Selasa siang tidak banyak. Ia menyebut hanya 17 orang yang ikut swab test. "Sedikit, cuma 17 orang yang ikut swab test," jelasnya.
Mereka yang ikut swab test tidak hanya anggota dewan. Ada juga ASN dan pegawai di sekretariat dewan yang ikut swab test kali ini. "Hasilnya nanti, kita tunggu beberapa hari ini," terangnya.
Pasien covid-19 boleh pulang setelah swab negatif
Petunjuk teknis dari Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 413 tentang pedoman dan pengendalian Covid-19, perawatan pasien terkonfirmasi Covid-19 di Rumah Sakit (RS) dipersingkat dengan hanya satu kali hasil swab negatif. "Sebelumnya pasien terkonfirmasi covid-19 yang dirawat di RS diperbolehkan pulang setelah menunjukkan hasil swab yang dua kali berturut - turut negatif. Tetapi dengan adanya revisi kelima Menkes, pasien terkonfirmasi covid-19 yang menjalani perawatan di rumah sakit, diperbolehkan pulang apabila satu kali pemeriksaan swab-nya telah menunjukkan hasil negatif," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir.
Peraturan ini merupakan petunjuk teknis yang diberikan oleh Kemenkes, tentang bagaimana melakukan penanganan pasien covid-19, tertuang dalam revisi kelima Permenkes Nomor 413. "Kalau dulu, memang harus menunggu hasil dua kali swab negatif baru pasien boleh pulang. Tapi sekarang satu kali swab, kemudian hasilnya negatif, pasien sudah boleh pulang," terang Mimi.
Saat ditanya apakah dengan peraturan satu kali swab negatif pasien dibolehkan untuk pulang tidak berbahaya dan benar - benar tidak berdampak buruk terhadap masyarakat, Mimi mengatakan, bahwa kebijakan tersebut sudah melalui tahapan kajian yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan. "Untuk masalah ini sediri tentu sudah ada pertimbangan serta kajian - kajian yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan," ujarnya.
Lebih lanjut ia menyampaikan meski pasien positif covid-19 yang menjalani perawatan di rumah sakit telah dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang, namun yang bersangkutan tetap harus menjalani isolasi mandiri di rumah selama 7 - 10 hari ke depannya. "Dilihat dulu apakah apakah pasien tersebut sudah benar - benar fit, setelah itu barulah diperbolehkan kembali beraktivitas," tuturnya. (*)
Tags : Covid-19, Perkembangan Virus Corona, Upaya Menagani Virus Corona di Riau,