Internasional   2022/12/09 17:19 WIB

Dampak Inflasi di Inggris Raya, 'Jadi Banyak Orang Konsumsi Makan Hewan Peliharaan'

Dampak Inflasi di Inggris Raya, 'Jadi Banyak Orang Konsumsi Makan Hewan Peliharaan'

INTERNASIONAL - Beberapa orang terpaksa mengkonsumsi makanan hewan peliharaan sementara yang lain memanaskan makanan di radiator pemanas saat harga kebutuhan hidup sedang tinggi-tingginya di Inggris.

Demikian dikatakan oleh Mark Seed, direktur proyek makanan komunitas di Trowbridge, wilayah timur Cardiff, ibu kota Wales.

data sensus tahun 2021 menunjukkan bahwa enam komunitas yang paling miskin di Wales, satu dari empat wilayah yang membentuk Inggris Raya, terletak di kota itu.

Namun, sebuah badan amal memperingatkan bahwa rumah tangga yang kesusahan tidak hanya berada di daerah yang sudah lama dikaitkan dengan kemiskinan serta menyerukan agar kebijakan difokuskan pada orang, bukan tempat. 

Konsumsi makanan hewan

Trowbridge terletak pada wilayah yang disebut Seed sebagai "busur kemiskinan" dari timur ke barat kota.

"Saya masih takjub karena orang-orang sampai mengkonsumsi makanan untuk hewan peliharaan," ujar Mark Seed seperti dirilis BBC.

"[Ada] orang-orang yang mencoba memanaskan makanan mereka di atas radiator atau dengan lilin. Ini kisah nyata yang mengejutkan."

"Cardiff adalah kota yang sedang berkembang, namun ia masih punya kantong-kantong kemiskinan yang tidak bisa diterima," imbuh Seed, yang juga mengatakan orang-orang tidak mendapatkan cukup penghasilan untuk membeli kebutuhan pokok.

Inflasi memperburuk situasi

"[Orang-orang] mengatakan kepada kami mereka bekerja di setiap jam yang mereka bisa," kata Seed.

The Pantry, bank makanan yang dijalankan Seed, menawarkan makanan berkualitas baik dengan harga yang sangat murah kepada lebih dari 160 orang.

Salah satunya adalah Elizabeth Williams, 54 tahun, yang mengatakan proyek itu "sangat membantu" dan menyatukan banyak orang. Namun, ia mengakui bahwa keadaan masih sulit.

"Biasanya, saya berusaha tidak mengeluarkan uang untuk memperbaiki situasi di rumah saya," katanya.

Ia dan pasangannya tidak bekerja, sementara putra mereka, yang tinggal bersama mereka, bekerja sampai larut malam.

"Bahkan dengan anak saya bekerja dan berkontribusi, ini masih sulit , karena dia juga perlu hidup dan punya kebutuhan. Ia memiliki beberapa masalah kesehatan dan sedang menunggu operasi," katanya.

Selama puluhan tahun, Wales Barat dan Dales menerima dana tambahan dari Uni Eropa (UE) karena mereka termasuk di antara wilayah termiskin di Eropa , tetapi Cardiff tidak termasuk penerima dana tersebut karena, menurut standar hidup rata-rata, ia tidak tergolong wilayah miskin.

Victoria Winckler, direktur lembaga amal Wales The Bevan Foundation, memperingatkan akan bahaya menstereotipe suatu wilayah atau kota besar sebagai tempat yang melarat atau makmur.

"Stereotipenya Cardiff adalah tempat yang makmur sementara daerah Valleys miskin dan data-data menunjukkan bahwa ini tidak benar sama sekali," katanya.

"Ada daerah di Cardiff yang makmur, ya, tetapi ada juga area yang cukup signifikan di ibu kota Wales itu tempat orang-orang kekurangan," imbuhnya.

Di luar Wales

Testimoni serupa juga disuarakan banyak warga lain yang tinggal di berbagai daerah di Inggris.

Hampir sepertiga dari orang tua tunggal terpaksa melewatkan satu kali makan dalam sehari demi memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup yang lain, menurut penyelidikan terbaru oleh LSM Which?, di rumah tangga yang paling terpukul oleh krisis inflasi di negara tersebut.

Anggota pada 3 dari 10 rumah tangga orang tua tunggal yang diwawancarai mengatakan mereka mengurangi makan akibat kenaikan harga makanan. Secara total, situasi yang sama terjadi pada 14% rumah tangga yang berpartisipasi dalam penelitian ini.

"Penelitian kami menemukan bahwa keluarga di seluruh Inggris mengalami kesulitan karena meningkatnya biaya hidup, dengan rumah tangga orang tua tunggal menjadi yang paling terdampak oleh krisis ," Rocío Concha, direktur kebijakan dan aktivisme di Which?

Menurut organisasi tersebut, supermarket perlu memastikan bahwa harga barang-barang mudah dibandingkan dan ada berbagai penawaran untuk anggaran yang berbeda-beda.

"Karena harga terus naik, sangat penting bagi setiap orang untuk mendapat akses ke makanan yang sehat dan harganya terjangkau bagi mereka dan keluarga mereka," imbuh Concha.

Data resmi terbaru menunjukkan bahwa inflasi makanan Inggris mencapai 16,4% pada Oktober, level tertinggi sejak 1977.

Hal ini terutama disebabkan oleh lonjakan tajam harga bahan-bahan makanan pokok seperti susu, mentega, keju, pasta, dan telur.

Rumah tangga orang tua tunggal dan pensiunan mendedikasikan sebagian besar anggaran mereka untuk makanan, listrik, dan bensin — sekitar 30%. Bagi pasangan dengan anak-anak, persentase ini turun menjadi 25%, menurut perhitungan resmi.

Namun, semua rumah tangga menghabiskan jauh lebih banyak uang daripada tahun lalu untuk produk-produk esensial.

Seorang perempuan berusia empat-puluhan berkata kepada peneliti bahwa karena tagihan yang begitu besar, ada minggu-minggu ketika ia hampir tidak bisa memberi makan anak-anaknya.

Orang lain menambahkan: "Saya mengurangi makan supaya dapat memberi anak-anak saya makanan dan pakaian dan masih ada sisa untuk bayar listrik."

Menurut data yang diungkapkan Senin ini oleh Konfederasi Industri Inggris (CBI) ekonomi Inggris ada di jalur untuk menyusut 0,4% tahun depan karena inflasi dan keengganan perusahaan-perusahaan besar untuk berinvestasi. (*)

Tags : Ekonomi, Inggris raya, Biaya hidup,