DEWAN Pendidikan Riau kuatkan program kerja dengan studi banding ke Yogyakarta guna mengoptimalkan tugas dan perannya.
Dewan Pendidikan Provinsi Riau (DPPR) studi banding dan Focus Group Discution (FGD) ke Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarya.
Kegiatan yang berlangsung selama 6-8 Desember ini, diikuti 12 anggota DPPR didampingi beberapa staf di Dinas Pendidikan Riau.
Anjangsana ini mendapatkan apresiasi kepada dinas dan kepala bidang di lingkungan Pemprov DIY. Terutama adanya keinginan Dewan Pendidikan Riau untuk fokus mengangkat muatan budaya lokal, menjadi acuan di semua tingkatan satuan pendidikan.
Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan DIY Dr R Suci Rohmadi MIP menguraikan tentang komitmen Dikpora untuk kontinyu, dalam menjalankan program prioritas.
"Sedikit ada empat prioritas kami yaitu akses untuk sekolah bagi setiap anak, peningkatan mutu, relevansi pendidikan terhadap dunia kerja, dan tata kelola pendidikan. Ini memang masalahnya sangat kompleks dan ruang lingkupnya sangat luas. Tapi kami terus berupaya untuk optimal, tentu saja dengan evaluasi-evaluasi yang terus berjalan," katanya.
"Terlebih lagi Yogyakarta ini memiliki filosofi sejarah. Jadi banyak hal yang harus disosialisasikan secara terus menerus. Begitu juga banyak orang yang berkunjung dan belajar. Jadi mereka harus paham bagaimana menjadi budaya dan kehidupan masyarakat Yogya," tambahnya lagi.
Dalam FGD dengan Dewan Pendidikan Provinsi DIY misalnya dipelajari tentang program-program prioritas yang dirancang dan sedang digiatkan lembaga ini. Dewan Pendidikan ini memiliki peran yang strategis.
"Kami kini sedang fokus dengan ide gubernur yang sudah ada beberapa tahun lalu ini, untuk selalu disosialisasikan kepada masyarakat dan orang yang datang ke Yogya. Nama programnya Pendidikan Khas Keyogyaaan (PKJ). Muatan lokal ini, tidak hanya ditujukan hanya untuk SMA dan SMK saja, tapi mengikut sertakan semua satuan pendidikan di Yogya, mulai dari TK hingga perguruan tinggi," sebut Prof Sumitro Wibowo dalam sesi FGD ini.
Dia menambahkan, selain itu, Dewan Pendidikan Yogyakarta juga diberikan keleluasaan untuk merancang program kerja yang menjadi inisiatif selain fokus program utama. Ide dan gagasan Dewan Pendidikan terhadap program kerja tahunan juga mendapatkan perhatian dinas terkait. Bahkan ada juga yang lintas dinas dan stakeholder.
Delegasi Dewan Pendidikan Riau yang dipimpin Dr Junaidi, juga berbagi pengalaman dalam pelaksanaan muatan lokal di Riau. Riau sudah memiliki Perda khusus soal muatan lokal. Namanya Budaya Melayu Riau atau BMR, ini sudah mulai digiatkan dalam setiap tingkatan belajar dan menjadi mata pelajaran khusus.
"Tapi memang upaya ini harus terus dioptimalkan setiap waktunya, termasuk ketersediaan guru yang paham soal itu. Kami ingin belajar dalam upaya itu," sebut Junaidi yang juga Rektor Unilak ini.
Lebih jauh dia juga mengatakan, saat ini Dewan Pendidikan Riau juga ingin menguatkan bagian-bagian lain yang bisa menjadi solusi terhadap beberapa persoalan yang muncul dalam dunia pendidikan di Riau seperti PPDB, sekolah berprestasi.
"Kami bersyukur dalam FGD ini banyak masukan, saran, cara dan pengalaman yang bisa diperoleh," tambahnya lagi.
Anjangsana ini juga menjadi perhatian serius dari beberapa anggota Dewan Pendidikan Riau lainnya, Dr Masyhuri SPi MSi. Misalnya menyebut dalam studi banding ini juga bisa didalami soal cara komunikasi dan koordinasi Pemprov DIY dan Dewan Pendidikan untuk mensosialisasikan program kepada masyarakat luas.
"Cara dan kiat ini yang nanti akan kita optimalkan di Riau. Walaupun kita punya cara tersediri dalam menjalankan muatan lokal BMR di Riau. Namun cara-cara dan kemasan yang ada di Yogyakarta ini bisa menyempurnakan yang sudah ada. Sehingga komunikasi dan tujuan bisa tercapai maksimal," sebut Masyhuri yang juga doktor tamatan UGM ini. (rilis)
Tags : Dewan Pendidikan Riau, Program Kerja, DPPR Studi Banding ke Yogyakarta,