PEKANBARU - Anggota DPRD kota Pekanbaru, Fatullah, mengaku prihatin dengan nasib masyarakat Kota Pekanbaru yang terkesan dipermainkan dalam bisnis minyak goreng.
"Kebijakan minyak goreng satu harga Rp14.000 per liter buat masyarakat tambah kesulitan memperoleh harga subsidi."
"Kasihan rakyat menjadi korban atas permainan oknum yang mencari keuntungan, yang kita sayangkan ketegasan pemerintah tidak ada untuk membela rakyat," kata Fathullah, Jumat (18/3/2022).
Tetapi Fatullah menilai ketika pemerintah mencabut subsidi, stok minyak goreng kembali memenuhi pasar-pasar modern dengan harga yang jauh lebih mahal, "sudah jelas ada indikasi minyak goreng dipermainkan, bagaimana mungkin Riau yang notabene penghasil minyak namun rakyatnya kesulitan mendapatkan minyak," katanya.
"Pemerintah harusnya pikirkan masyarakat yang sagat susah mencari minyak goreng, harus segera dicari solusi, rakyat kita ini sudah susah karena pandemi berkepanjangan, harusnya pemerintah berpikir meringankan, bisa dengan mengadakan pasar murah biar terbantu masyarakat, minyak curah pun tak apa yang penting minyak untuk kebutuhan masyarakat tercukupi," sebut Fathullah.
Menurutnya, agar persoalan minyak goreng ini tidak berlarut-larut karena dalam situasi ini masyarakat sangat dirugikan, Pemerintah Kota Pekanbaru, Provinsi Riau maupun Pemerintah Pusat, segera melakukan aksi nyata, "tindak tegas para pelaku penimbun minyak goreng dan oknum-oknum yang terlibat dalam menyusahkan masyarakat dengan permainan minyak goreng," pintanya.
"Belum ada kita dengar berita penindakan terhadap pelaku penimbunan, jadi kita sebagai masyarakat belum melihat langkah nyata dan langkah tegas dari pemerintah untuk membela rakyatnya, menangkap para pelaku penimbunan yang mengakibatkan minyak goreng sulit didapatkan masyarakat," sebut Fathullah.
Sementara Wakil Walikota Pekanbaru Ayat Cahyadi sebelumnya minta Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) melakukan koordinasi dengan stakeholder dan instansi terkait tingginya harga minyak goreng di pasar maupun ritel modern.
"Minyak goreng di pasar dan di ritel modern dijual dengan harga yang tinggi."
"Tentu saya minta kepala dinas (Disperindag) pak Ingot, segera lakukan koordinasi lah, rapat," kata Ayat Cahyadi.
Menurutnya, harga jual yang tinggi di pasaran merupakan hal yang luar biasa saat ini. Harga minyak goreng naik meski ketersediaan banyak.
"Jadi, kepada pak Ingot, segera lakukan rapat dengan stakeholder yang ada, para penyalur dan ritel-ritel yang ada," katanya.
Ayat menilai, soal harga minyak goreng ini, dirinya mengakui kesulitan untuk bisa melakukan intervensi. "Walaupun ini akan menjadi berat karena diserahkan (harga minyak goreng) ke pasar. Nah ini, namun ini lakukan dulu, saya minta pak Ingot lakukan segera," jelasnya.
Terkait hal itu, pihaknya juga akan menyampaikan kepada gubernur Riau, agar menyikapi permasalahan tersebut. "Mudah-mudahan suara kami dari pemerintah kota kepada pak gubernur bisa mengintervensi (harga). Karena kita penghasil sawit terbesar, masa kita beli minyak goreng di atas Rp30 ribuan, sementara barang ada, cuma harganya yang tinggi," pungkasnya.
Jadi stok minyak goreng sudah tersedia di beberapa swalayan di Pekanbaru, namun harga jual minyak goreng kemasan isi 2 liter dibanderol dengan harga Rp45 ribu hingga Rp47 ribu. (rp.ind/*)
Tags : Minyak Goreng, Kelangkaan Minyak Goreng, Pekanbaru, Kelangkaan Minyak Goreng Terkesan ada Permainan dalam Bisnis,