Dinas Kebudayaan Riau Paparkan 10 Objek Pemajuan Kebudayaan
Dinas Kebudayaan paparkan 10 objek pemajuan kebudayaan di Aula Gedung Tengku Mahratu, Kamis (13/1/2022).
PEKANBARU - Dinas Kebudayaan Riau menggelar kegiatan Sosialisasi Pemajuan Kebudayaan Melayu Riau dan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).
"Kepala Dinas Kebudayaan (Kadisbud) juga telah memapaparkan 10 objek pemajuan kebudayaan."
"Sesuai tujuan yang diharapkan dari kegiatan ini yaitu meningkatnya kompetensi dan wawasan anggota Darma Wanita Kota Pekanbaru," kata Kepala Dinas Kebudayaan (Kadisbud) Provinsi Riau, Raja Yoserizal Zen.
Saat menghadiri kegiatan Sosialisasi Pemajuan Kebudayaan Melayu Riau dan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) tajaan Dharma Wanita Persatuan Kota Pekanbaru, Kamis 13 Januari 2022 di Aula Gedung Tengku Mahratu, Raja Yose menjadi salah satu narasumber.
Dia mengurai paparan bertema Peran Wanita Pada Pemajuan Kebudayaan Melayu Riau.
Di hadapan peserta seminar, Raja Yose menjelaskan tentang 10 Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK). Seperti diketahui, 10 OPK yang dijabarkan sesuai UU No. 5 Tahun 2017 ialah Tradisi Lisan, Manuskrip, Adat Sitiadat, Pengetahuan Tradisional, Ritus, Kesenian, Bahasa, Teknologi Tradisional, Permainan Tradisional, Olahraga Tradisional.
Raja Yose lebih banyak membahas khazanah Warisan Budaya Takbenda (WBTB) dan Cagar Budaya Provinsi Riau.
Menurutnya, peran wanita sangat berpotensi besar dalam upaya menggerakkan aktivitas dan peristiwa kebudayaan di daerah. Salah satu objek yang berkait erat dengan pemajuan kebudayaan adalah tenun dan batik.
‘’Banyaknya pelaku tenun dan batik di Riau menjadi penanda bahwa aktivitas budaya di bidang pengetahuan dan teknologi tradisional bergerak maju,’’ ungkapnya.
"Para pelaku tenun diharapkan meningkatkan wawasan yang luas terhadap ruang lingkup ekologis dan perkembangan zaman."
"Menggiatkan sejumlah objek diperlukan pula sinergitas dan perhatian terhadap irisan-irisan objek yang melingkupinya. Antara satu objek dan lainnya tentu akan saling berkait kelindan dalam peristiwa kebudayaan," tambahnya.
Jadi peran wanita pelaku dan pemerhati budaya yang berhimpun di DWP Kota Pekanbaru diharap dapat mengembangkan UMKM yang sekaligus memajukan kebudayaan Melayu Riau. (*)
