PEKANBARU - Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru terpaksa mengambil sikap tegas dengan menarik kembali vaksin Covid-19 yang saat ini sedang dijalankan rumah sakit yang ada di Kota Pekanbaru.
Menurut Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Arnaldo Eka Putra, kebijakan tersebut dilakukan setelah evaluasi pelaksanaan vaksin Covid-19 oleh Pemerintahan Kota Pekanbaru. Dimana rumah sakit sebagai pelaksana vaksinasi tidak melakukan proses pendataan dengan baik. Sehingga pihaknya di Diskes memerintahkan agar seluruh Direktur Rumah Sakit se Kota Pekanbaru untuk mengembalikan Vaksin Covid-19 ke Diskes Pekanbaru.
"Masyarakat di Kota Pekanbaru yang sudah mendapat vaksin Covid-19 mencapai 260 ribu orang. Banyak dari masyarakat baru mendapat vaksin dosis pertama. Mereka yang mendapat suntikan vaksin pertama berkisar 180 ribu orang. Lalu yang mendapat vaksin kedua berkisar 80 ribu orang. Kan jumlahnya banyak, tapi datanya tidak tercatat dengan baik di rumah sakit," terang Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Arnaldo Eka Putra, Selasa (8/6).
Menurutnya, ada ketidaksesuaian data pasokan vaksin di rumah sakit dengan jumlah penerima vaksin. Ia tidak menampik proses pendataan penerima vaksin masih berserakan. Dirinya kerap mendapat teguran dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau. Mereka mempertanyakan data vaksin yang berserakan. "Maka kita ambil sikap tegas ke rumah sakit. Kita tarik dulu dosis vaksin di rumah sakit," paparnya.
Pihaknya berupaya menuntaskan masalah pendataan vaksin dalam beberapa hari ini. Rumah sakit mesti memiliki data yang sesuai terkait penerima dan jumlah pasokan vaksin. "Nanti kita minta vaksin terkendala, pusat bilang kita masih ada pasokan. Tapi ternyata belum," ujarnya.
Arnaldo tidak menampik saat ini data penerima vaksin dan data pasokan vaksin tidak sesuai. Ia menyebut bahwa permasalahan ini muncul karena rumah sakit tidak memasukkan data penerima vaksin ke P-Care. "Kita tidak ingin permasalahan data ini terjadi berlarut-larut. Kita berupaya dalam dua hari ini sudah clear. Kita tidak ingin dibilang main-main dengan vaksin," paparnya.
Capaian vaksinasi lansia rendah
Sementara Data dari Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau menunjukkan realisasi capaian vaksinasi bagi masyarakat lanjut usia (lansia) masih rendah. Tercatat per hari Selasa (8/6/2021), dari sasaran 582.505 lansia, baru 18.133 atau 3,11% yang telah disuntuk vaksin dosis kedua. Sementara itu, untuk vaksinasi dosis pertama bagi lansia terealisasi kepada 33.590 orang atau 5,77% dari total sasaran.
Masih rendahnya capaian vaksinasi itu membuat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau memakai strategi 'jemput bola'. Diketahui, Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar telah mengerahkan 32 unit mobil dinas untuk menjemput warga khususnya lansia menuju tempat vaksinasi. "Ada 32 kendaraan yang kami kumpulkan. Tentunya harapan kami kiranya mendapat dukungan dari masyarakat sini," kata Gubri beberapa waktu yang lalu.
32 unit mobil tersebut bisa digunakan secara gratis dan dijalankan untuk dua tahap. Tahap pertama telah dilakukan sejak tanggal 22 Mei 2021 yang lalu hingga 4 Juni 2021, dan diperpanjang di tahap kedua terhitung tanggal 5 hingga 18 Juni 2021 mendatang. Selain mobil jemputan, Pemerintah Kota Pekanbaru juga telah meluncurkan 10 unit bus vaksinasi keliling. Untuk itu, Gubri mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas yang telah diberikan pemerintah. (*)
Tags : Capaian Vaksinasi d Riau Rendah, Vaksinasi Lansia Rendah, Data Tak Falit ,