"Cuci tangan dengan sabun atau cairan antivirus selama 20 detik, apa bisa bunuh virus corona dan bisa terbebas dari wabah covid-19?
PEKANBARU, RIAUPAGI.com - Di tengah New Normal, pemakaian masker dan penerapan aturan jarak sosial, sabun dan air memiliki peran penting dalam perang melawan Covid-19, tapi sering terlupakan. Cuci tangan adalah satu hal yang kita lakukan secara naluriah beberapa kali sehari. Namun, cuci tangan jauh menjadi lebih penting dalam enam bulan terakhir.
Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir membenarkan menyebutkan selama Pandemi Covid-19 belum berakhir, siapa saja masih berisiko terinfeksi virus corona termasuk bayi dan anak-anak. Sehingga masyarakat pun diminta untuk tertib protokol kesehatan. Di Riau, kasus Covid-19 pada usia anak pun bertambah setiap hari. Seperti halnya pada Jumat (4/9/2020) kemarin, kasus Covid-19 pada usia anak di Riau bertambah 19 kasus dalam sehari. "Hari ini di Riau ada penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 131 kasus. Dari jumlah itu, 19 diantaranya masih berusia anak," kata Mimi di Pekanbaru, Jumat malam.
Jumlah penambahan kasus Covid-19 pada anak hari ini lebih banyak dari kemarin. "Kemarin ada 18 anak dan hari ini bertambah 19 anak. Sedangkan dua hari sebelumnya bertambah 16 anak dan tiga hari sebelumnya tambah 22 anak," kata Mimi.
Sementara itu, adapun rincian 19 anak di Riau yang terpapar Covid-19 hari ini, sebagai berikut:
1) Pasien 2136 Terkonfirmasi Covid-19 di Riau adalah An. GRM (14) berjenis kelamin laki-laki yang merupakan warga Kabupaten Bengkalis dan saat ini sudah isolasi mandiri. An. GRM (14) merupakan kontak erat dari kasus Terkonfirmasi ke 1742 Tn. HP (35) yang merupakan warga Kabupaten Bengkalis.
2) Pasien 2137 Terkonfirmasi Covid-19 di Riau adalah An. MHZ (6 bulan) berjenis kelamin laki-laki yang merupakan warga Kabupaten Bengkalis dan saat ini sudah isolasi mandiri. An. MHZ (6 bulan) merupakan kontak erat dari kasus Terkonfirmasi ke 1469 Tn. MH (24) yang merupakan warga Kabupaten Bengkalis.
3) Pasien 2139 Terkonfirmasi Covid-19 di Riau adalah An. MTS (15) berjenis kelamin laki-laki yang merupakan warga Kabupaten Bengkalis dan saat ini sudah isolasi mandiri. An. MTS (15) merupakan kontak erat dari kasus Terkonfirmasi ke 1525 Ny. H (52) yang merupakan warga Kabupaten Bengkalis.
4) Pasien 2172 Terkonfirmasi Covid-19 di Riau adalah An. FMF (13) berjenis kelamin laki-laki yang merupakan warga Kabupaten Kampar dan saat ini sudah isolasi mandiri. An. FMF (13) merupakan kontak erat dari kasus Terkonfirmasi ke 1885 Ny. LB (40) yang merupakan warga Kota Pekanbaru.
5) Pasien 2173 Terkonfirmasi Covid-19 di Riau adalah An. FJS (14) berjenis kelamin perempuan yang merupakan warga Kabupaten Kampar dan saat ini sudah isolasi mandiri. An. FJS (14) merupakan kontak erat dari kasus Terkonfirmasi ke 1885 Ny. LB (40) yang merupakan warga Kota Pekanbaru.
6) Pasien 2174 Terkonfirmasi Covid-19 di Riau adalah An. FBF (6) berjenis kelamin laki-laki yang merupakan warga Kabupaten Kampar dan saat ini sudah isolasi mandiri. An. FBF (6) merupakan kontak erat dari kasus Terkonfirmasi ke 1885 Ny. LB (40) yang merupakan warga Kota Pekanbaru.
7) Pasien 2179 Terkonfirmasi Covid-19 di Riau adalah An. AKA (13) berjenis kelamin perempuan yang merupakan warga Kabupaten Kampar dan saat ini sudah isolasi mandiri. An. AKA (13) melakukan pemeriksaan Swab di Kabupaten Kampar pada tanggal 01 September 2020 dengan hasil Terkonfirmasi Covid-19.
8) Pasien 2183 Terkonfirmasi Covid-19 di Riau adalah An. MAA (11) berjenis kelamin laki-laki yang merupakan warga Kabupaten Kampar dan saat ini sudah isolasi mandiri. An. MAA (11) melakukan pemeriksaan Swab di Kabupaten Kampar pada tanggal 01 September 2020 dengan hasil Terkonfirmasi Covid-19.
9) Pasien 2188 Terkonfirmasi Covid-19 di Riau adalah An. FPH (13) berjenis kelamin laki-laki yang merupakan warga Kabupaten Kampar dan saat ini sudah isolasi mandiri. An. FPH (13) merupakan kontak erat dari kasus Terkonfirmasi ke 1761 Tn. K (54) yang merupakan warga Kabupaten Kampar.
10) Pasien 2199 Terkonfirmasi Covid-19 di Riau adalah An. DPN (10) berjenis kelamin perempuan yang merupakan warga Kabupaten Pelalawan dan saat ini sudah isolasi mandiri. An. DPN (10) melakukan pemeriksaan swab di Kota Pekanbaru pada tanggal 03 September 2020 dengan hasil terkonfirmasi Covid-19.
11) Pasien 2203 Terkonfirmasi Covid-19 di Riau adalah An. NCD (4) berjenis kelamin perempuan yang merupakan warga Kabupaten Pelalawan dan saat ini sudah isolasi mandiri. An. NCD (4) melakukan pemeriksaan swab di Kota Pekanbaru pada tanggal 03 September 2020 dengan hasil terkonfirmasi Covid-19.
12) Pasien 2216 Terkonfirmasi Covid-19 di Riau adalah An. AZ (10) berjenis kelamin perempuan yang merupakan warga Kabupaten Kepulauan Meranti dan saat ini sudah dirawat di Kabupaten Kepulauan Meranti. An. AZ (10) merupakan kontak erat dari kasus Terkonfirmasi ke 1916 Tn. A (56) yang merupakan warga Kota Pekanbaru.
13) Pasien 2218 Terkonfirmasi Covid-19 di Riau adalah An. FA (17) berjenis kelamin laki-laki yang merupakan warga Kabupaten Kepulauan Meranti dan saat ini sudah dirawat di Kabupaten Kepulauan Meranti. An. FA (17) merupakan kontak erat dari kasus Terkonfirmasi ke 2215 Tn. AS (48) yang merupakan warga Kabupaten Kepulauan Meranti.
14) Pasien 2226 Terkonfirmasi Covid-19 di Riau adalah An. GA(3) berjenis kelamin laki-laki yang merupakan warga Kota Pekanbaru dan saat ini sudah isolasi mandiri. An. GA (3) melakukan pemeriksaan swab di Kota Pekanbaru pada tanggal 31 Agustus 2020 dengan hasil terkonfirmasi Covid-19.
15) Pasien 2227 Terkonfirmasi Covid-19 di Riau adalah An. MP(8) berjenis kelamin laki-laki yang merupakan warga Kota Pekanbaru dan saat ini sudah isolasi mandiri. An. MP (8) melakukan pemeriksaan swab di Kota Pekanbaru padatanggal 31 Agustus 2020 dengan hasil terkonfirmasi Covid-19.
16) Pasien 2229 Terkonfirmasi Covid-19 di Riau adalah An. TH (11) berjenis kelamin perempuan yang merupakan warga Kota Pekanbaru dan saat ini sudah isolasi mandiri. An. TH (11)melakukan pemeriksaan swab di Kota Pekanbaru pada tanggal 31 Agustus 2020 dengan hasil terkonfirmasi Covid-19.
17) Pasien 2237 Terkonfirmasi Covid-19 di Riau adalah An. EAA (9) berjenis kelamin perempuan yang merupakan warga Kota Pekanbaru dan saat ini sudah isolasi mandiri. An. EAA (9)melakukan pemeriksaan swab di Kota Pekanbaru pada tanggal 02 September 2020 dengan hasil terkonfirmasi Covid-19.
18) Pasien 2239 Terkonfirmasi Covid-19 di Riau adalah An. HAI (16) berjenis kelamin perempuan yang merupakan warga Kota Pekanbaru dan saat ini sudah isolasi mandiri. An. HAI (16) merupakan kontak erat dari kasus terkonfirmasi ke 1883 Ny. YY (45) yang merupakan warga Kota Pekanbaru.
19) Pasien 2245 Terkonfirmasi Covid-19 di Riau adalah An. MWA (12) berjenis kelamin laki-laki yang merupakan warga Kota Pekanbaru dan saat ini sudah isolasi mandiri. An. MWA (12) melakukan pemeriksaan swab di Kota Pekanbaru pada tanggal 02 September 2020 dengan hasil terkonfirmasi Covid-19.
Mimi Yuliani Nazir tetap menghimbau virus corona muncul sebagai kondisi darurat kesehatan di seluruh dunia, badan-badan kesehatan tetap memberi tahu orang-orang bagaimana cara melindungi diri dari virus baru. Satu saran - yang diulang setiap hari, baik di berita, iklan adalah mencuci tangan dengan sabun dan air hangat, setidaknya selama 20 detik.
Selama 4 hari, 88 anak tertular virus corona
Mimi Yuliani Nazir juga menyebutkan peningkatan pasien positif virus corona di Riau semakin signifikan. Terdapat 176 orang pasien baru yang dinyatakan positif Covid-19 di Riau. Bahkan, 31 di antaranya merupakan anak di bawah umur. Dalam 4 hari, 88 anak tertular virus corona di Riau. "Hari ini di Riau terdapat penambahan 176 kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Dari jumlah itu, 31 di antaranya adalah anak dan bayi," ujarnya.
Menurut Mimi, jumlah penambahan kasus Covid-19 pada anak hari ini lebih banyak dari kemarin dan juga hari sebelumnya. "Hari ini bertambah 31 anak, kemarin 19, dan tiga hari sebelumnya 16 serta empat hari sebelumnya 22 anak yang terinfeksi virus corona. Jadi selama 4 hari belakangan terdapat 88 orang anak di bawah umur dinyatakan positif virus corona,” kata Mimi.
Mimi menjelaskan, jumlah total kasus pasien yang dinyatakan positif virus corona di Riau sejak awal pandemic hingga hari ini sebanyak 2.442 kasus. Namun kabar baiknya, terdapat penambahan pasien yang sembuh dari Covid-19 di Riau sebanyak 107 orang. Sehingga total pasien sembuh di Riau sebanyak 1.224 orang. "Dari total pasien positif corona sebanyak 2.442 kasus, pasien yang menjalani isolasi mandiri 680 orang sedangkan dirawat di rumah sakit 496 orang, pasien sembuh 1.224 orang dan meninggal dunia berjumlah 42 orang," jelasnya.
Selanjutnya, untuk pasien yang dinyatakan suspek dan sedang menjalani isolasi mandiri sebanyak 7.728 orang, isolasi di rumah sakit berjumlah 109 orang, pasien yang selesai isolasi 10.906 orang, suspek meninggal dunia terdapat 53 orang. Total Suspek berjumlah 18.796 orang. "Untuk spesimen diperiksa berjumlah 1.491 sampel dan jumlah orang diperiksa berjumlah 992 orang," tandasnya.
Sering terlupakan
Sementera Organisasi Kesehatan Dunia menerbitkan sebuah grafik - yang menjadi meme yang tersebar luas sejak itu - yang menunjukkan cara yang benar untuk mencuci tangan: cara-cara yang familiar bagi siapa saja. Enam bulan kemudian, gambaran global yang membingungkan tentang lonjakan kasus dan lockdown lokal - seperti aturan jam malam yang baru-baru ini diberlakukan di Melbourne di Australia - membuat cuci tangan sering dilupakan. Di tengah penolakan sejumlah orang di beberapa tempat untuk mengenakan masker, 'peluru perak' lainnya untuk melawan infeksi virus corona tersingkir dari sorotan.
Tetapi apakah nasihat untuk selalu mencuci tangan itu berubah? Tidak sama sekali, kata para ahli. Mereka malah semakin menekankan manfaat cuci tangan. Thomas Gilbert, seorang profesor kimia dan biologi kimia di Northeastern University di Boston, Massachusetts, mengatakan susunan kimiawi virus corona dapat terganggu oleh sabun murah dan air hangat. "Virus ini memiliki membran yang mengelilingi partikel genetik yang disebut membran lipid, karena memiliki struktur berminyak," katanya.
"Ini jenis struktur yang bisa dinetralkan oleh sabun dan air." Melarutkan "lapisan" luar ini memecah sel virus, dan materi genetik - RNA yang membajak sel manusia untuk membuat salinan virus - dapat tersapu dan dihancurkan. "Yang mesti dilakukan adalah membasahi tangan, menggunakan sabun dan menggosok tangan selama 20 detik untuk membersihkan semua sudut dan celah."
Ini memberi waktu yang cukup, kata Gilbert, bagi reaksi kimia antara membran lipid dan sabun. "Ada manfaat lain - ini juga memungkinkan sabun menghilangkan materi virus". Dengan air hangat, kata Gilbert, semua pertempuran melawan virus "akan sedikit lebih cepat".
'Perlu pakai sabun'
Martin Michaelis, profesor ilmu molekuler di University of Kent di Inggris, mengatakan air saja tidak cukup untuk menonaktifkan virus. "Ketika sisa minyak zaitun tertinggal di jari Anda saat memasak, sangat sulit untuk menghilangkannya hanya dengan air," katanya. "Anda butuh sabun."
Terkait virus corona, sabun dibutuhkan "untuk menghilangkan selubung lipid itu sehingga semua virus dapat dinonaktifkan". Efektivitas mencuci tangan agak dikesampingkan karena penggunaan cairan pembersih tangan yang luas, baik dalam botol kecil yang dibawa orang ke luar rumah atau stasiun, yang harus dipakai orang-orang sebelum masuk supermarket atau bar. "Bukan ide yang buruk untuk memiliki sesuatu seperti itu," kata Gilbert.
Jadi, seberapa sering kita harus tetap mencuci tangan?
Pada awal pandemi, pemerintah Inggris menyarankan orang mencuci tangan setiap beberapa jam - meskipun faktanya sebagian besar penduduk terkurung di rumah mereka akibat aturan lockdown. Gilbert mengatakan cuci tangan itu tidak terlalu penting bagi mereka yang kebanyakan tinggal di rumah pada siang hari - meskipun mereka harus, tentu saja, mencuci tangan setelah menggunakan toilet, sebelum menyiapkan makanan, dan sebelum makan.
Mereka yang merawat seseorang yang menderita Covid-19 - atau terinfeksi virus lainnya - mungkin harus mencuci tangan lebih sering, terutama jika mereka bersentuhan dengan benda atau permukaan yang disentuh atau terkena batuk pasien yang terinfeksi. Jika Anda berada di rumah sepanjang hari dan tidak ada 20 orang asing di rumah Anda, maka tidak perlu mencuci tangan, ujarnya.
Makalah lain, yang dibuat oleh kandidat PhD Thi Mui Pham di Universitas Utrecht, menemukan bahwa mencuci tangan segera setelah bersentuhan dengan orang atau permukaan yang mungkin terinfeksi, jauh lebih efektif daripada mencuci tangan pada interval waktu tertentu.
Sabun - bukan pembersih tangan antivirus
Beberapa orang telah beralih ke pencuci tangan antivirus, mereka percaya itu lebih efektif daripada sabun biasa - tapi sebenarnya tidak seperti itu, kata Michaelis. "Anda sama sekali tidak membutuhkan produk semacam ini," katanya.
"Kebanyakan pembersih antimikroba yang ada di pasaran sebenarnya bisa membunuh bakteri."
Penggunaan cairan itu secara berlebihan bisa menyebabkan masalah untuk masa depan juga, katanya. "Jika terlalu banyak menggunakan cairan antibakteri [yang tidak bekerja pada virus] yang akhirnya terbuang di air limbah, maka ada potensi Anda kebal bakteri," katanya.
"Semua disinfektan lain yang Anda gunakan [selain sabun]… dapat menyebabkan lebih banyak masalah lingkungan dan menyebabkan lebih banyak masalah dengan resistensi bakteri di kemudian hari". Mencuci tangan, tentu saja, jauh lebih mudah bila Anda memiliki persediaan air yang cukup. Di bagian dunia yang kurang berkembang, air merupakan sumber daya yang terbatas- dan di banyak tempat tersebut, standar kesehatan masyarakat dan kondisi kehidupan seringkali kurang dari ideal.
Faktanya, baru bulan ini Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan bahwa hanya dua dari lima sekolah di seluruh dunia yang memiliki fasilitas cuci tangan yang memadai sebelum pandemi virus corona melanda. Baik Gilbert dan Michaelis sepakat bahwa air tidak harus berkualitas layak minum untuk menjadi senjata melawan virus corona. "Selama Anda memiliki sabun atau sejenisnya, tidak masalah. Anda bisa berenang di air yang tidak bisa Anda minum karena ada pelindung pada kulit Anda," kata Michaelis.
Pandemi virus corona tampaknya berdampak langsung pada musim flu pada paruh pertama tahun 2020, sebagaimana ditunjukkan sejumlah bukti. Tanpa kontak sosial manusia yang normal dalam beberapa bulan pertama tahun ini, tingkat influenza diperkirakan anjlok, dan dengan itu kematian akibat influenza.
Misalnya, Institut Nasional untuk Penyakit Menular (NICD) Afrika Selatan biasanya menangani sekitar 700 kasus flu parah antara akhir Maret dan Agustus; tahun ini mereka hanya melaporkan satu kasus. Klinik-klinik yang tutup bisa juga menyebabkan sejumlah kasus tidak dilaporkan, tetapi kasus flu yang rendah disebut juga mungkin dipengaruhi kebiasaan mencuci tangan yang lebih sering, sehingga membantu melindungi orang-orang dari penyakit lain juga. Wabah flu musim dingin yang tidak terlalu parah dapat terjadi jika kebiasaan mencuci tangan kita bertahan. "Ini bisa menjadi perubahan yang sangat bagus untuk menjadi lebih baik," kata Michaelis. (rp.san/*)
Tags : New Normal, Covid-19, Anak-anak Terpapar Wabah Covid-19, Riau ,