"Badan amal hewan memperingatkan aksi 'sangat tidak bertanggung jawab' sejumlah pihak yang menjual anak kucing dan anak anjing di media sosial, karena permintaan meningkat seiring dengan orang-orang pembatasan sosial di tengah pandemi"
anduan di media sosial [Facebook] menyebut hewan tidak bisa diperjualbelikan antarindividu. Namun kenyataanya anak anjing dan anak kucing diiklankan melalui situs tersebut. Badan amal hewan Royal Society for the Prevention of Cruelty to Animals (RSCPA) menyebut para penjual ini "sangat tidak bertanggung jawab", bisa saja hewan hewan itu sakit, terlalu muda atau bisa jadi itu adalah penipuan.
"Kami tahu bahwa ada banyak peternak dan penjual yang tidak bermoral di luar sana yang mengeksploitasi media sosial dan laman rahasia untuk menjual anak anjing dan anak kucing tanpa menimbulkan kecurigaan," kata seorang juru bicara memperingatkan seperti dilansir BBC News.
Orang-orang semestinya mempertimbangkan untuk mengadopsi hewan-hewan itu dari pusat penyelamatan hewan terlebih dulu, atau mengikuti panduan untuk membeli anjing dan kucing - termasuk melihat di mana hewan itu dibesarkan, badan amal itu menambahkan.
'Siap dijual'
Dalam sebuah kelompok Facebook dengan anggota terbatas, sejumlah peternak menjual hewan piaraan itu dengan harga lebih dari £1.000, atau sekitar Rp18,6 juta. Sementara, sebuah unggahan mengiklankan anak kucing "Persia dengan bulu panjang dan mata seperti boneka" sebagai "siap dijual" dan meminta para pembeli yang berminat segera menghubunginya.
Sejumlah anak kucing dan anak anjing juga ditawarkan untuk "dikirim ke seluruh dunia". Salah satu unggahan yang menjual anak kucing berjenis ragdoll, pembeli harus mengenakan sarung tangan dan masker jika mau mengambilnya, karena adanya pembatasan Covid-19. "Deposit sebesar £150, atau sekitar Rp2,8 juta (tak bisa dikembalikan) untuk memesan anak kucing itu, foto-foto terbaru akan dikirimkan hingga hari pengambilan," tambah iklan itu.
Facebook mengatakan bahwa pihaknya menyelidiki contoh unggahan iklan anak kucing dan anjing dan mendorong pengguna Facebook lainnya melapor jika menemukan unggahan yang serupa. "Kita tidak memperbolehkan penjualan hewan di Facebook, termasuk di grup privat, dan jika kami menemukan konten semacam ini kami akan menghapusnya," ujar juru bicara Facebook.
Permintaan tinggi
Penjualan anak anjing dan kucing melalui Facebook ini muncul ketika karantina wilayah yang membuat permintaan atas hewan peliharaan terus meningkat. Pada April, Kennel Club, satu organisasi kesejahteraan anjing terbesar di Inggris, mengatakan bahwa pencarian anak anjing di situsnya telah meningkat dua kali lipat antara Februari dan Maret seiring dengan pengumuman pembatasan. Harga anak kucing dan anjing yang terjual secara daring juga meningkat. Akan tetapi, layanan pelaporan penipuan Action Fraud mengatakan bahwa banyak penipu mengiklankan anak anjing dan kucing secara online dan meminta adanya deposit, padahal mereka tak memiliki anjing dan kucing tersebut.
Sejumlah korban penipuan mengaku kehilangan lebih dari £280.000, atau sekitar Rp5,2 miliar dalam dua bulan, kata Action Fraud. Sementara itu, badan amal seperti Battersea Dogs Home, Cats Protection dan RSPCA juga memperingatkan banyak orang yang terburu-buru ingin mendapatkan hewan peliharaan. Ada kekhawatiran ketika hidup kembali normal dan orang-orang akan menghabiskan sedikit waktu di rumah, hewan peliharan itu akan terabaikan. "Pandemi telah menciptakan kondisi ideal bagi penjual hewan peliharaan yang tidak bermoral untuk berkembang, karena mereka tampaknya memiliki alasan yang dapat dipercaya untuk tidak mengizinkan pembeli melihat anak kucing bersama induknya terlebih dahulu," kata Kepala Advokasi Cat Protection, Jacqui Cuff.
"Sayangnya, kami khawatir banyak anak kucing di bawah umur dijual di Facebook oleh penjual yang tidak sabar untuk mendapat untung yang cepat. Anak kucing ini dapat terus mengidap penyakit serius yang mengancam nyawa atau sangat tidak bersosialisasi sehingga tidak cocok sebagai hewan peliharaan."
Banyak anak kucing dan anjing berasal dari peternakan, dalam kondisi yang tidak manusiawi, maka dari itu penting untuk melihat anak hewan itu bersama dengan induknya. Grup privat. Satu tantangan bagi Facebook adalah bahwa aktivitas ini terjadi di grup privat dan bergantung pada pengguna individu untuk melaporkannya, kata Pet Advertising Advisory Group. Kelompok itu telah menerbitkan daftar standar minimum untuk situs web yang menjual hewan - termasuk penghapusan otomatis iklan dengan kata-kata dalam daftar hitam, melarang penjual yang mengunggah iklan ilegal dan termasuk foto terbaru dari hewan tersebut. Kelompok itu mengatakan telah bertemu Facebook untuk membahas "iklan ilegal dan tidak pantas", tetapi karena platform tidak memfilter unggahan sebelum dipublikasikan, "kecil kemungkinan Facebook dapat atau akan" menerapkan standar yang sama. (*)
Tags : Ditengah Pandemi, Anak Kucing dan Anjing Dijual, Jual Beli di Media Sosial,