Internasional   2020/11/19 17:57 WIB

Pejabat Keamanan Pemilu Dipecat Trump Melalui Twitter

Pejabat Keamanan Pemilu Dipecat Trump Melalui Twitter
Krebs baru tahu ia dipecat lewat Twitter.

INTERNASIONAL - Pejabat badan keamanan pemilu Amerika Serikat yang dipecat Presiden Donald Trump melalui Twitter mengatakan timnya melakukan "hal yang benar" dan bertekad akan tetap "mengamankan" masa depan.

Presiden Trump mengatakan ia "memberhentikan" Kepala Keamanan Siber dan Prasarana (Cisa), Chris Krebs, karena pernyataannya terkait pemilihan presiden disebut "sangat tidak akurat". Trump masih menolak untuk mengakui kekalahannya dalam Pilpres AS dan mengeluarkan banyak klaim bahwa kecurangan terjadi secara "masif". Para pejabat pemilu mengatakan Pilpres pada November 3 adalah pemilu "yang paling aman" dalam sejarah AS.

Menanggapi pemecatannya, Krebs mengatakan melalui Twitter, "Merasa terhormat telah mengabdi. Kami melakukan hal yang benar. Pertahankan hari ini. Amankan masa depan. #Protect2020 (lindungi pemilu 2020)". Cuitan ini ditanggapi puluhan ribu komentar dan populer di Twitter. Banyak di antara pengguna yang memuji keberaniannya. "Anda adalah pahlawan bangsa ini. Terima kasih telah mempertahankan kebenaran dan membantu mengamankan pemilu kita," cuit salah seorang pengguna. Sejumlah lainnya terutama pendukung Trump, tetap mengangkat kecurangan yang sejauh ini tidak terbukti, kata Krebs dilansir BBC News.

Krebs - pejabat yang ditunjuk sendiri oleh Trump - adalah pejabat terakhir yang dipecat presiden AS itu menyusul kekalahannya. Menteri Pertahanan Mark Esper juga dipecat di tengah laporan bahwa Trump meragukan loyalitas pemimpin Pentagon ini. Muncul spekulasi di Washington DC bahwa sebelum Trump angkat kaki dari Gedung Putih pada Januari mendatang, direktur badan keamanan CIA, Gina Haspel dan direktur biro penyelidik federal, FBI, Christopher Wray, mungkin juga akan dipecat. Seperti para pejabat lain yang dipecat Trump, Krebs baru mengetahui bahwa ia dipecat melalui cuitan Trump pada Selasa (17/11).

Krebs mulai menjabat dua tahun lalu menyusul tudingan keterlibatan Rusia dalam pemilihan presiden 2016. Untuk mengantisipasi kemungkinan serangan siber, Cisa bekerja sama dengan para pejabat pemilihan negara dan juga perusahaan-perusahaan swasta yang memasok sistem pemilihan. Badan ini juga mengawasi penghitungans uara.

Mengapa Krebs dipecat?

Krebs dilaporkan membuat Gedung Putih marah menyusul diterbitkannya situs Cisa yang disebut pengawas rumor, Rumor Control, yang mengidentifikasi berbagai informasi yang salah terkait pemilu, sebagian besar di antaranya dilontarkan sendiri oleh Trump. Sebelum dipecat, Krebs mengunggah cuitan yang diperkirakan diarahkan untuk menjawab tuduhan Trump bahwa mesin penghitung suara di berbagai negara bagian mengganti suara untuk Biden.

Dalam cuitannya Krebs menulis, "ICYMI (In case you missed it, siapa tahu Anda terlewat): Terkait tuduhan bahwa sistem pemilu dimanipulasi, 59 pakar keamanan pemilu semua sepakat, bahwa, 'Dalam setiap kasus yang kami tangani, klaim-klaim seperti ini tidak ada dasarnya atau secara teknis tidak logis.' #Protect2020". Unggahan itu serta cuitan lainnya yang ditulis mulai akhir Juli, dihapus dari akun Twitter Krebs.

Krebs termasuk di antara para pejabat dari Departemen Keamanan Dalam Negeri yang pekan lalu menyatakan bahwa pemilu tanggal 3 November adalah "yang paling aman dalam sejarah Amerika". Mereka juga menyanggah klaim-klaim yang tidak mendasar. Walaupun pertanyaan terkait klaim tidak menyebut Trump, pada hari yang sama diterbitkan, Krebs mencuitkan ulang unggahan pakar hukum pemilu yang mengatakan, "Jangan retweet klaim liar dan tak berdasar tentang mesin penghitungan suara,, bahkan bila pun unggahan itu dibuat oleh presiden."

Pemecatan Krebs membuat marah pihak Partai Demokrat. Juru bicara presiden terpilih Joe Biden mengatakan, "Chris Krebs perlu dihargai atas jasanya dalam melindungi pemilu kita, bukan dipecat karena mengungkap kebenaran". Sebagai direktur Cisa, pernyataan Krebs sangat penting. Analisanya tentang tuduhan kecurangan besar berujung pada kesimpulan: tidak ada bukti terjadinya kecurangan massal. Ia tahu bahwa pernyataannya akan membuat Presiden Trump kesal. Kamis lalu ia mengatakan kepada para koleganya bahwa ia mungkin akan dipecat. Dia benar.

Ia berada di posisi yang sangat sulit. Trump mengatakan pernyataan Krebs tidak akurat karena "kecurangan masif" selama pemilu. Namun Krebs dan timnya tidak menemukan klaim itu. Mungkin Trump akan mencoba mencari barang bukti untuk mendukung tuduhannya namun sejauh ini ia juga belum mengungkap bukti. Krebs berada dalam posisi sulit - membuat senang Donald Trump dan mengatakan apa yang ia ingin dengar atau menghadapi risiko terkait karirnya dengan mengungkap pernyataan yang tak ingin didengar Trump. Ia memilih yang terakhir dan menerima ganjarannya, dengan pemecatan.

Bagaimana perkembangan tuntutan hukum Trump?

Tim kampanye Trump telah mengajukan berbagai tuntutan di negara-negara bagian kunci, walaupun pejabat pemilu mengatakan tidak ada bukti terjadinya kecurangan meluas seperti yang mereka klaim. Semua tuduhan harus diselesaikan pada tanggal 8 Desember. Hasil resmi akan diumumkan oleh Badan Suara Elektoral AS pada 14 Desember. Tim Trump mengalami kemunduran di Pennsylvania setelah Mahkamah Agung setempat menolak argumen timnya bahwa para pengawas tidak mendapatkan hak untuk menyaksikan penghitungan di Philadelphia. Di Nevada, para hakim juga menolak tuduhan tim Trump karena tidak ada bukti terjadinya kecurangan. (*)

Tags : Krebs, Pejabat Keamanan Pemilu, Trump Pecat Krebs Melalui Twitter,