Rokan Hilir   2024/10/13 12:53 WIB

Ekonomi Nelayan Rohil Kian Terpuruk, 'Kebijakan Radikal untuk Pelindungan dan Kesejahteraan Dibutuhkan'

Ekonomi Nelayan Rohil Kian Terpuruk, 'Kebijakan Radikal untuk Pelindungan dan Kesejahteraan Dibutuhkan'

ROKAN HILIR - Kenaikan berbagai harga komoditas konsumsi kini tak sebanding dengan kenaikan harga komoditas produksi nelayan di wilayah Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau.

"Di tahun ini para nelayan masih berada pada kondisi yang sulit secara ekonomi."

"Ini tecermin dalam laju pertumbuhan Nilai Tukar Nelayan (NTN) kumulatif sepanjang Januari hingga Oktober 2024 yang mengalami penurunan sekitar 0,33% dari kondisi tahun lalu.

“Ini menunjukkan, tingkat kesejahteraan nelayan Rohil di tahun ini lebih buruk dibanding tahun lalu akibat tingginya kenaikan biaya hidup dan biaya produksi,” ungkap pemerhati sosial Drs Lelo Ali Ritonga SE dalam bincang-bincangnya tadi, Mnggu (13/10).

Lelo Ali Ritonga menuturkan, pada tahun tingkat kenaikan berbagai komoditas konsumsi dan bahan produksi memang cukup tinggi, terlebih untuk komoditas bahan pokok seperti beras dan emas perhiasan, hal inilah yang kemudian membuat kondisi perekonomian nelayan Rohil sedikit terganggu, karena kenaikan untuk komoditas produksi dan tangkap mereka, ternyata tak sebanding dengan besarnya kenaikan biaya hidup dan produksi.

“Di bulan Oktober saja, kelompok makanan jadi, minuman dan rokok serta tembakau, kesehatan, perumahan, sandang, makanan, transportasi dan komunikasi serta pendidikan seluruhnya mengalami kenaikan. Sehingga indeks harga yang harus dibayar nelayan naik 0,48%,” terangnya.

Sementara indeks harga yang diterima (it) nelayan pada Oktober justru menurun 0,28%.

Turunnya it tersebut dipicu oleh turunnya harga komoditas ikan hasil tangkap dan produksi nelayan diantaranya harga cuimi-cumi turun 5,31%, udang barong turun 1,95% dan kepiting turun 4,03%.

“Meski beberapa komoditas mengalami penurunan, namun ada juga beberapa komoditas hasil tangkapan yang mengalami kenaikan harga yang mengakibatkan laju penurunan sedikit tertekan, seperti ikan selar naik 6,86%, ikan tengiri naik 2,23% dan ikan layang naik 1,18%,” terangnya.

Sementara Pemerintah kabupaten (pemkab) Rokan Hilir (Rohil) melalui Dinas Perikanan Rokan Hilir terus berupaya meningkatkan ekonomi nelayan dengan menggelontorkan sejumlah bantuan kepada nelayan yang membutuhkan, baik itu menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) maupun di luar APBD Rokan Hilir.

“Bantuan terhadap nelayan terus dilakukan. Kemarin alat tangkap diberikan yang dominan di kecamatan Bangko, Pasir Limau Kapas, Sinaboi, Kubu, Kubu Babusalam. Tapi yang utama hanya tiga saja, yakni: kecamatan Bangko, Sinaboi, Pasir Limau Kapas, kalau budidaya agak menyebar,” jelas Kadis perikanan M. Amin.

Bantuan Nelayan di luar APBD, Dinas Perikanan Kabupaten Rokan Hilir memiliki balai benih ikan, sampai saat ini masih tetap berfungsi, satunya berada di Ujung Tanjung dan satunya lagi berada di Rantau Kopar, setiap bulan di balai benih ikan melakukan pemijahan ikan, setelah dipijah keluarlah hasilnya dan jadi benih, selanjutnya dibagikan ke masyarakat yang membutuhkan.

Di balai benih ada tenaga kerja yang terlatih untuk memijahkan ikan, di balai benih juga sudah banyak siswa/siswi yang magang di sana, seperti SMK Dumai, Pekanbaru, pernah magang di balai benih tersebut.

"Dengan adanya balai benih, masyarakat bisa mendapatkan benih ikan tanpa menunggu Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), namun harus menunggu antrian untuk mendapatkan bibit tersebut, adapun proses ingin mendapatkan bibit ikan itu hanya dengan memberi tahu saja ke Dinas Perikanan Rokan Hilir," sebutnya.

Diskan juga memberikan bantuan untuk nelayan mengunakan dana APBD Rokan Hilir, Dinas Perikanan Rokan Hilir membantu jaring ikan senangin dengan ukuran 3 inci, kemudian jaring udang atau transparan, Hawai dan ada juga alat bantu untuk menangkap ikan.

Sedangkan jaring untuk menangkap di sungai, dibagikan di Rokan kecamatan Pujud, Tanjung Medan, Tanah Putih Tanjung Melawan, Rantau Kopar.

Dinas Perikanan Rokan Hilir juga memberikan bantuan mesin, peti pendingin, lantai jemur ikan kepada nelayan.

“Kemarin bantuan mesin enam belas (16) HP dan mesin 7 HP, untuk diberikan kepada nelayan, kemudian ada lagi bantuan mesin pakan untuk membuat makanan ikan kepada kelompok – kelompok yang sudah jalan usahanya, jadi dia sudah setiap hari memelihara ikan tersebut agar tak tergantung pada pakan komersil, jadi kita bantulah mesin pakan untuk buat sendiri,” kata M. Amin.

“Setelah itu ada bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, nah yang terkait dengan pengelolaan dan masalah setrikaan kita ada bantuan gold box (peti pendinginan) agar ikannya bisa awet sampai ke pasar,” tambahnya.

Selanjutnya, ada bantuan tong untuk ikan asin untuk tempat mengolah dan menyimpan ikan asin, kemudian lantai jemur ikan asin, setelah itu open untuk ikan salai.

“Kalau untuk pembudidaya ikan, kita membantu benih ikan nila, ikan patin, ikan gurami, untuk makanan ikan dibantu kepada kelompok – kelompok yang diberikan pada calon penerima,” urainya.

“Itulah cara umum kegiatan perikanan kabupaten Rokan Hilir, banyak desanya banyak kecamatannya dan banyak kegiatan dan banyak penerimannya, jadi bantuan tersebut hampir disetiap kecamatan di Rokan Hilir ada,” pungkas Muhammad Amin. (*)

Tags : nelayan, rohil, fenomena nelayan, penangkapan ikan terukur, buruh nelayan,