LINGKUNGAN - Usaha untuk mengurangi efek perubahan iklim mungkin merupakan tantangan terbesar yang pernah dihadapi umat manusia. Untungnya, ada sejumlah pemikiran luar biasa dari seluruh dunia untuk mengatasi masalah ini dari berbagai sisi. Berikut adalah enam solusi terbaik (dan yang paling tak biasa) yang dirilis BBC.
1. Memberi akses pendidikan untuk anak perempuan
Memperbaiki akses pendidikan di seluruh dunia adalah jalan keluar yang pasti. Namun meningkatkan pendidikan bagi anak-anak perempuan khususnya tak hanya memberikan manfaat sosial dan ekonomi, tapi juga membantu memerangi perubahan iklim.
Sebagian alasannya, anak perempuan akan punya anak di usia lebih besar bila mereka bersekolah lebih lama. Jika semua anak perempuan menyelesaikan sekolah menengah, pada 2050 kemungkinan akan ada 840 juta orang lebih sedikit dari prediksi saat ini.
Bila kita bicara soal perubahan iklim, jumlah populasi bisa menjadi masalah yang kontroversial. Orang-orang di negara-negara miskin berkontribusi pada jejak karbon lebih kecil dibandingkan mereka yang hidup di negara-negara kaya. Namun dengan sumber daya Bumi yang semakin tipis, pertambahan populasi di mana saja menjadi penting.
Tapi memberi pendidikan kepada anak-anak perempuan juga lebih dari sekadar statistik populasi. Perempuan yang berhasil mengambil bagian di dunia kerja, bisnis, dan politik adalah rahasia untuk meningkatkan perlindungan iklim.
Berbagai penelitian menyebut bahwa meningkatkan jumlah perempuan yang menjadi pemimpin negara berdampak baik pada berbagai aturan tentang iklim. Bagaimana bisa? Para pemimpin negara perempuan cenderung lebih mendengarkan pendapat berbasis sains - seperti yang telah kita saksikan dalam respons global pandemi virus corona.
Saat ini, sudah banyak badan amal yang memberikan pendanaan besar untuk pendidikan - dan usaha ini berhasil. Di seluruh dunia, proporsi anak perempuan yang mendapatkan akses pendidikan meningkat, dengan negara seperti Bangladesh meningkatkan jumlah siswi sekolah menengah dari 39% pada 1980an menjadi hampir 70% saat ini.
2. Bambu: bukan hanya untuk panda
Bambu adalah tanaman yang paling cepat tumbuh di dunia. Bambu bisa tumbuh hingga semeter per hari dan menyerap karbon lebih cepat dari pepohonan. Bambu yang direkayasa juga bisa lebih kuat daripada baja. Semua keunggulan ini membuat bambu bahan yang super-berkelanjutan untuk membuat furnitur dan bangunan.
Di China, bambu kerap disebut sebagai "kayu orang miskin", namun kini bambu telah mengalami perubahan citra. Produk-produk berbasis bambu dapat bertindak sebagai bahan alternatif yang berkelanjutan dan rendah karbon untuk menggantikan baja, PVC, aluminium, dan beton.
Menanam bambu juga memberikan keuntungan ekologi lain: mereka cenderung tahan hama dan dapat meningkatkan kesuburan tanah, mencegah erosi, dan menurunkan risiko banjir.
Arief Rabik menjalankan Yayasan Bambu Lestari di Indonesia, sebuah inisiatif nirlaba untuk memulihkan kondisi lahan dan menangkap karbon dengan seribu "desa bambu". Setiap permukiman akan dikelilingi dengan 20 kilometer persegi bambu hutan yang ditanam bersama tanaman lain, juga hewan ternak. Kini, Arief ingin melebarkan ide tersebut ke sembilan negara lain. "Secara kolektif, bambu akan menyerap dan mengeluarkan satu miliar ton karbon dioksida setiap tahun," ujar Arief.
3. Menggunakan hukum untuk memerangi para pencemar besar
Pengacara iklim di seluruh dunia semakin sering menggunakan aturan hukum yang keras untuk memerangi perubahan iklim. Faktanya, sistem hukum adalah salah satu senjata terkuat yang tersedia untuk memerangi perusahaan-perusahaan besar dan pemerintahan yang terus menyumbang polusi.
Baru-baru ini, sebuah pengadilan di Belanda memutuskan perusahaan minyak raksasa Shell harus mengurangi tingkat emisi dan mengubah kebijakan-kebijakannya supaya sejalan dengan tujuan Perjanjian Paris - kasus ini menjadi tonggak dalam perubahan iklim.
Bukan hanya para pengacara iklim yang menjadi penyelamat masa kini. Para pengacara pun semakin kreatif, menggunakan aturan tentang hak asasi manusia, aturan ketenagakerjaan, bahkan aturan perusahaan untuk memerangi perubahan iklim.
Pada 2020, sebuah kelompok investor dengan saham senilai US $35 berhasil menghentikan pembangkit listrik barubara dibangun di Polandia. Bagaimana caranya? Kelompok lingkungan ClientEarth menggunakan sahamnya di perusahaan energi Polandia, Enea, dan dengan undang-undang perusahaan mereka membalikkan keputusan untuk mendanai pembangunan pembangkit listrik tenaga batubara Ostroleka C. Pengadilan memutuskan pembangunan pembangkit listrik batubara bisnis buruk yang ilegal.
4. Memburu kulkas yang mengeluarkan gas berbahaya
Setiap unit kulkas, freezer, dan pendingin udara mengandung zat pendingin kimia - seperti hidrofluorokarbon alias HFC. Tapi kemampuan HFC untuk mengisolasi pendingin, yang membuatnya sangat berguna bagi kulkas, juga menjadikannya selimut yang berbahaya bagi Bumi.
Faktanya, HFC adalah zat rumah kaca yang sangat kuat - bahkan lebih berbahaya dibandingkan CO2 - sehingga pada 2017 para pemimpin dunia sepakat untuk mengurangi penggunaannya secara bertahap.
Langkah ini saja diprediksi dapat mengurangi pemanasan global sebanyak 0,5 derajat. Namun jumlah kulkas dan AC yang menggunakan HFC masih sangat banyak. Dengan mayoritas emisi dilepaskan pada unit yang sudah tua, usaha untuk membuang atau mendaur ulang unit-unit tersebut sangat penting.
Untungnya, ada sebuah kelompok spesialis yang bertugas melacak dan menghancurkan kulkas-kulkas tersebut di seluruh dunia. Maria Gutierrez adalah direktur program internasional di Tradewater, sebuah perusahaan yang mencari, menyelamatkan, dan menangani gas buang ini dengan aman. Mereka kerap kali harus melacak hingga gudang-gudang tua dan situs pembuangan sampah untuk menemukan kulkas-kulkas berbahaya. "Beberapa orang menjuliki kami Ghostbuster, tapi untuk kulkas," kata Gutierrez.
5. Membuat kapal lebih licin
Jika kita bicara tentang perdagangan dunia, beberapa makhluk kecil dapat mengakibatkan masalah besar. Pengiriman dengan kapal sangat penting bagi ekonomi global. Sekitar 90% perdagangan dunia dikirim melalui kapal, dan semua perjalanan laut ini menyumbang nyaris 2% dari emisi buatan manusia. Angka ini diperkirakan akan terus naik dalam beberapa dekade mendatang.
Melihat bagaimana kita sangat bergantung pada kapal-kapal, satu makhluk laut penumpang gelap berukuran kecil - teritip - dapat menyebabkan masalah besar. Kapal yang ditempeli teritip, keong, dan kerang dapat menghabiskan 25% diesel lebih banyak ketimbang "kapal licin" yang memiliki permukaan halus. Emisi yang dikeluarkan kapal kotor lebih banyak dan biaya bahan bakar naik hingga US $31 miliar per tahun.
Untuk mengurangi karbon yang disebabkan oleh teritip, para ahli menemukan cara cerdik untuk membuat kapal lebih licin. Mulai dari cat UV khusus klorinasi listrik skala kecil, hingga robot perawat lambung kapal.
Ide di balik semua usaha ini sederhana: 'mencegah lebih baik dari pada mengobati'—mengurangi penumpukan lendir dan makhluk laut sebelum mereka menjadi bencana. Lagi pula, setiap hari kita menggosok gigi untuk menghindari penumpukan plak, jadi mengapa tidak menggunakan pendekatan sama dengan perawatan kapal?
6. Menciptakan beras super
Tahukah Anda, menanam padi ternyata mengeluarkan jejak karbon yang sangat tinggi? Faktanya, menyajikan nasi di meja makan dapat mengeluarkan karbon yang setara dengan penerbangan!
Ini karena kebanyakan padi ditanam di sawah-sawah yang harus diairi dalam jumlah besar supaya menenggelamkan gulma di sekitarnya. Tapi air menghambat oksigen mencapai tanah, menciptakan kondisi ideal bagi bakteri yang menghasilkan metana.
Metana adalah gas yang, per kilogramnya, dapat menyebabkan 25 kali lebih banyak pemanasan global dari karbon dioksida. Untuk memerangi ancaman iklim ini, para ilmuwan melakukan inisiatif untuk revolusi beras. Mereka menciptakan varietas-varietas baru yang dapat tumbuh subur di lahan kering, menghemat air, membantu petani, dan mengurangi emisi metana.
Mereka telah mempelajari 650 varietas beras baru dari Institut Riset Beras Internasional dan menggunakan galur terbaik dalam program ini. Diharapkan dalam satu dekade mendatang, kebanyakan beras akan ditanam dengan cara yang jauh lebih sedikit melepaskan gas jahat. (*)
Tags : Lingkungan, Enam Cara Selamatkan Bumi, Cara Luar Biasa Untuk Membantu Selamatkan Bumi,