Sorotan   2021/04/02 13:24 WIB

Episode yang Luar Biasa, 'Kota Alam Liar' Baik Untuk Kesehatan

Episode yang Luar Biasa, 'Kota Alam Liar' Baik Untuk Kesehatan
Taman ikonik di dekat teluk di pusat kota Singapura.

"Ini merupakan episode akhir yang luar biasa, Planet Earth II mengungkapkan mengapa membiarkan kehidupan alam liar masuk ke dalam kota dapat merupakan rahasia bagi kehidupan kota yang sehat"

elagi sebuah kota tumbuh dengan cepat, hewan-hewan liar dan masyarakat hidup berdampingan lebih baik dari sebelumnya. Gardens by the Bay yang futuristik di tengah Singapura, merupakan sebuah taman botani yang revolusioner terbentang diatas 100 hektar lahan reklamasi. Ini merupakan sebuah asset yang indah bagi kota, yang mungkin juga menawarkan jalan untuk meraih kebahagiaan dan kesehatan bagi warganya. "Ada bukti yang kuat untuk menunjukkan bahwa mengelola sebuah koneksi ke alam sangat baik untuk kesehatan kita," jelas Fredi Devas produser episode tentang kota, Cities, di Planet Earth II. 

"Banyak penelitian menunjukkan bahwa ranjang di rumah sakit dengan jendela menghadap ke tanaman hijau mempercepat pemulihan pasien. Sekolah-sekolah memiliki tingkat kehadiran yang lebih baik dan perusahaan memiliki staf dengan ingatan yang lebih baik, jika mereka memiliki vegetasi di dekat mereka."

Sebanyak 18 struktur seperti pohon raksasa memiliki banyak bermanfaat bagi kota. Pertama, kolom mekanik mereka benar-benar mendukung beragam spesies tanaman, yang menjadi habitat bagi kehidupan alam liar. 'Pohon raksasa' ini juga menjadi panel surya yang membantu mengurangi tagihan listrik kota, dan kehadiran tanaman membantu kota lebih dingin dengan menyediakan tempat bernaung, memantulkan sinar matahari, dan melepaskan air ke dalam lingkungan melalui penguapan.

Terakhir, struktur ini juga menyediakan ruang yang berharga untuk dinikmati oleh penduduk lokal, sesuatu kondisi yang pasti ingin dipelihara oleh politisi Singapura. "Pemerintah Singapura memiliki pemahaman yang baik mengenai bagaimana membuat penduduk mereka bahagia dan sehat hidup di kota," jelas Devas. "Keinginan mereka adalah membangun sebuah kota di dalam taman, menyadari bahwa jika mereka ingin orang-orang yang paling cermerlang datang dan bekerja di sana, mereka harus tertarik dengan sesuatu yang lebih dari sekedar gaji yang baik, dan kota hijau merupakan daya tarik yang besar."

Jadi Singapura memiliki keberanian untuk memngutamakan kekayaan ekologis dan ruang berkelanjutan, di sekitar area yang rencananya akan dibangun gedung pencakar langit dengan pemandangan yang indah. Bagaimanapun, tak hanya Singapura yang melakukan peningkatan revolusi hijau perkotaan. Milan membangun sepasang blok bertingkat dengan 800 pohon di fasad mereka, yang baru-baru ini meraih penghargaan, yang membentuk hutan vertikal pertama di dunia. "Bosco Verticale merupakan ikonik, dan orang-orang sangat ingin tinggal di sana," jelas Devas dirilis BBC. 

Taman dan hutan revolusioner ini merupakan sebuah contoh yang indah tentang bagaimana, dengan menerima sisi pedesaan ke dalam kota kita, kita dapat menuai manfaat kesehatan yang besar juga meningkatkan kesejahteraan planet kita. Tetapi konsep hidup berdampingan ini bukan hanya merupakan fenomena abad 21. Di Ethiopia, tembok yang mengelilingi kota tua Harar yang dibangun lebih dari 400 tahun yang lalu untuk melindungi warganya dari tentara perampok. Namun dalam barikade batu ini mereka meciptakan 'gerbang' kecil khusus untuk menyambut seekor predator yang paling sering disalah-pahami; Hyena tutul (Crocuta crocuta).

Dengan reputasi sebagai hewan licik dan cerdik, hyena tutul dikenal menyerang ternak, dan sangat jarang menyerang manusia. Meskipun merupakan predator kedua terbesar di Afrika setelah singa, orang-orang Harar yakin bahwa mengundang mereka ke dalam dapat membantu menghabisi roh jahat. Untuk itu para tukang daging meninggalkan tulang-tulang di jalanan untuk mereka, dan salah satu keluarga lokal bahkan memberi mereka makan dengan menggunakan tangan. Hubungan yang dekat ini dibangun selama beberapa abad, telah memberikan dampak menenangkan perilaku hyena selama berada dalam dinding kota. "Tampaknya ada sebuah pakta antara orang-orang Harar dan hyena tertentu," jelas Devas. "Mereka hanya tidak menyerang ternak di dalam kota."

Diperkirakan bahwa sebuah populasi lebih dari 200 individu hyena telah mendapatkan akses ke kota, dengan kemungkinan 50 berkeliling di sekitar kota berdinding itu di saat yang sama, "Ini dapat menjadi awal dari proses penjinakan dari salah satu hewan yang paling tidak mungkin (dijinakkan) di dunia."

Toleransi terhadap satwa liar sangat jelas di India, di mana mereka telah menerima hewan di kota selama berabad-abad. Di Jodphur, India, di mana tim Planet Earth II menyaksikan bagaimana satwa liar mendapatkan keuntungan dari sebuah hubungan dengan manusia. Merujuk pada Hindu yang mengasosiasikan diri mereka dengan Dewa Hanoman, monyet langur lokal Hanuman (Semnopithecus hector) diberikan makanan lebih banyak dibandingkan yang mereka konsumsi. 

Berkat makanan yang baik, monyet urban ini menikmati ledakan populasii, dengan betina yang melahirkan untuk pertama kalinya empat tahun lebih awal dibandingkan dengan sepupu mereka yang tinggal di hutan. Dalam lingkungan hutan yang keras, monyet langur betina hanya dapat melahirkan setiap empat tahun, di mana sepupu mereka diperkotaan mendapatkan keistimewaan, dengan melahirkan setiap tahun.

Ekologi satwa liar di perkotaan merupakan bidang kontemporer di mana para peneliti baru mulai memahami bagaimana hewan-hewan makan di dalam hutan-hutan beton kami. Secara global, wilayah dengan seluas Inggris Raya terkubur di dalam lahan perkotaan setiap sepuluh tahun, jadi pilihannya adalah bahwa satwa liar harus tersingkir atau diterima. Dalam habitat seperti dalam novel ini, satwa liar niscaya bersaing dengan perubahan terbesar dalam planet kita, dan hanya sedikit hewan yang dapat beradaptasi, hilangnya biodiversity dihadapi dengan ekpansi di kota-kota yang terus mengalami peningkatan.

Dengan menghijaukan kota kita, kita mampu untuk menciptakan lingkungan yang lebih kaya bagi diri kita dan hewan-hewan diundang kembali ke dalam kota. Seperti disampaikan narator Sir David Attenborough mengenai pendapatnya di akhir tayangan serial. "Jika kita menciptakan ruang, hewan-hewan akan datang". (*)

Tags : Planet Earth II, Singapura, Kota Alam Liar, Baik Untuk Kesehatan,