NUSANTARA - Warga di Pasaman Barat, Provinsi Sumatra Barat diminta waspada karena masih ada potensi gempa susulan setelah gempa bumi bermagnitudo 6,1 pada Jumat pagi 25 Februari 2022 yang memakan korban jiwa dan melukai puluhan warga.
Guncangan-guncangan masih terasa hingga Jumat (25/02) malam. "Tapi guncangan belum terasa pada Sabtu pagi. Jumlah korban jiwa terus bertambah. Pada Sabtu 26 Februari 2022, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengumumkan total warga yang meninggal dunia kini 10 orang — enam orang di Kabupaten Pasaman dan empat di Pasaman Barat.
Sepuluh warga menderita luka berat dan 76 mengalami luka ringan, imbuh BNPB.
Data dari BPBD setempat merinci dua korban jiwa di Kabupaten Pasaman adalah anak-anak berusia 4-6 tahun.Di wilayah Kabupaten Agam, satu bayi dikabarkan menderita luka-luka dan telah mendapatkan perawatan medis.
Kepala Kantor SAR Padang, Asnedi, semula mengatakan bahwa enam warga di Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman dilaporkan hilang.
Setelah dilakukan pencarian, sebanyak dua warga ditemukan meninggal dunia tertimbun longsor. Karena itu, pada Sabtu 26 Februari 2022 malam, korban hilang tersisa empat orang.
Gempa hari Jumat telah menyebabkan bangunan-bangunan di Kabupaten Pasaman Barat rusak dan beberapa di antaranya roboh.
Adapun rumah sakit setempat kewalahan langsung menerima banyak warga yang luka-luka.
Sedangkan total korban luka-luka mencapai 85 orang, dengan rincian luka berat 10 orang dan luka ringan 50 orang di Pasaman Barat, serta 25 orang di Pasaman.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan kebutuhan mendesak yang dibutuhkan warga terdampak antara lain terpal dan tenda pengungsian, makanan siap saji, air bersih, serta perlengkapan keluarga.
Rumah rusak akibat gempa di Pasaman Barat
"Pada masa penanganan darurat ini, selain pelayanan warga terdampak, priortas utama dalam 7 x 24 jam ke depan yaitu pencarian dan penyelamatan korban gempa," katanya dalam pernyataan pers yang disebarkan melalui grup WhatsApp, Sabtu (26/02).
Seorang warga yang terdampak menceritakan rumahnya hancur akibat hantaman gempa.
"Tidak ada lagi, semuanya hancur dan rata karena gempa tadi" kata Yarna (53) warga Kecamatan Pasaman, Jumat (25/02).
Yarna bersama puluhan warga lain berada di tenda darurat - terbuat dari terpal dan dipasang di halaman rumahnya yang ambruk pada Jumat malam ini.
"Tadi pagi saya merasakan gempa dua kali. Saat gempa pertama, saya langsung keluar rumah dan duduk di jalan sambil mengucap," katanya.
"Saat gempa kedua, saya masih berada di jalan yang berjarak 10 meter dari rumah dan saya melihat rumah saya ambruk sambil memeluk cucu saya," katanya lagi.
"Tidak ada yang bisa saya selamatkan. Semuanya hancur dan sudah tidak ada lagi," kata Yana (53), menangis.
Saat gempa mengguncang sebagian daerah Sumatera Barat, Yarna hanya tinggal dengan cucunya. Sementara anaknya sedang berada di sekolah dan anaknya yang lain berada di rumah mereka masing-masing.
Perempuan paruh baya itu kembali tertunduk melihat rumahnya yang sudah rata dengan tanah.
Tidak hanya Yarna, warga lainnya juga merasakan kepedihan yang sama. Rumah mereka ambruk dan mengalami kerusakan yang cukup parah.
Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat mencatat sebanyak 400 rumah di Kabupaten tersebut mengalami kerusakan yang parah.
"Untuk kerusakan, jumlah rumah yang rusak sebanyak 400 unit rumah. Itu kategori rusak ringan dan berat," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumatera Barat, Rumainur.
Puluhan korban gempa telah dirujuk ke Rumah Sakit Yarsi Simpang Empat. Di antara korban luka-luka ada yang menderita patah tulang.
Menurutnya, ada sebanyak 5.000 jiwa yang harus diungsikan ke lokasi lain. Karena rumah mereka masih belum bisa ditempati.
"Untuk korban jiwa di Kabupaten Pasaman Barat yang kami catat ada tiga orang dan data ini akan terus bergerak," katanya.
Rumainur juga mengungkapkan bangunan sebuah sekolah dasar negeri rusak berat, satu Bank Nagari rusak sedang, satu balairung rusak sedang, dan aula kantor bupati Pasaman Barat rusak sedang.
Dia juga mengungkapkan tim reaksi cepat BNPB sudah dikerahkan ke lokasi.
Ratusan bangunan rusak, rumah sakit kewalahan
Bupati Pasaman Barat, Hamsuardi, mengungkapkan gempa kemarin telah menyebabkan ratusan bangunan rusak.
"Daerah terparah yang mengalami kerusakan yaitu Nagari Kajai di Kecamatan Talamau dan Nagari Kinali," kata Bupati seperti dikabarkan Antara. Jajarannya telah dikerahkan untuk evakuasi dan penanganan lebih lanjut dan membuat posko.
Puluhan korban gempa telah dirujuk ke Rumah Sakit Yarsi Simpang Empat. Di antara korban luka-luka ada yang menderita patah tulang.
Pihak rumah sakit, walau terus memberi pelayanan maksimal, mengaku kewalahan menerima pasien korban gempa karena terbatasnya ruangan dan tenaga, ungkap Direktur RS Yarsi Simpang Empat Meri Erliza, seperi dikutip Antara.
Kepala BMKG, Dwikorina Karnawati, mengungkapkan bahwa gempa bermagnitudo 6,1 (sebelumnya disebut 6,2) terjadi pada pukul 08.39 WIB tepatnya di darat pada jarak 17 km Timur Laut Pasaman Barat dengan kedalaman 10 km.
Gempa 6,1 ini disertai sedikitnya 15 gempa susulan. BMKG mengungkapkan masih ada gempa susulan selama 1-2 hari ke depan walau bermagnitudo rendah.
Maka Dwikorita mengimbau penduduk untuk waspada. "Warga dengan rumah yang rusak atau sudah miring agar segera menjauh. Begitu pula dengan yang tinggal di tebing untuk juga menjauh karena gempa susulan bisa berpotensi longsor.
Gempa juga berdampak pada pengungsian warga. Hingga kini sebanyak 5.000 warga mengungsi di 35 titik. BPBD melaporkan sebaran titik pengungsian di Kecamatan Talamau, Kecamatan Pasaman dan Kinali. Petugas di lapangan masih mendata warga yang mengungsi.
Apa yang sejauh ini kita ketahui?
Laporan sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di wilayah Provinsi Sumatra Barat menyebutkan guncangan dirasakan kuat 3–5 detik di Kabupaten Pasaman Barat. Durasi. Laporan sementara, lokasi yang terdampak parah berada di Kecamatan Talamau, Pasaman Barat.
Kekuatan guncangan yang sama juga dirasakan warga di Kabupaten Pasaman. Guncangan kuat mengakibatkan masyarakat panik dan keluar rumah.
"Sejumlah kerusakan terjadi di kabupaten tersebut, seperti fasilitas pendidikan dan rumah warga. Namun demikian BNPB masih melakukan koordinasi lebih lanjut dengan BPBD setempat terkait dampak gempa," ungkap siaran pers BNPB.
Pada Kabupaten Limapuluh Kota, gempa dirasakan kuat oleh warga selama 2 hingga 5 detik. Laporan sementara ada kerusakan rumah warga di dua kecamatan, yaitu di Kecamatan Bukit Barisan dan Kecamatan Gunung Ameh. BNPB juga masih melakukan konfirmasi terhadap informasi ini.
Guncangan kuat dirasakan di sejumlah wilayah lain, seperti Kabupaten Agam, Padang Pariaman dan Pariaman. BPBD Kabupaten Agam juga melaporkan adanya guncangan kuat yang dirasakan masyarakat dengan durasi 3 hingga 4 detik.
Sebagian masyarakat panik dan keluar rumah. Pihaknya sedang melakukan kaji cepat di lapangan dan berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya.
Laporan adanya guncangan kuat dilaporkan BPBD Padang Pariaman dan Kota Pariaman. Warga Padang Pariaman merasakan gempa kuat selama 2 hingga 5 detik, sedangkan di Kota Pariaman dirasakan 3 hingga 4 detik. Warga di wilayah tersebut mengalami kepanikan.
Sementara itu, BPBD Kota Padang melaporkan guncangan dirasakan lemah selama 1 hingga 3 detik. Namun demikian, sebagian warga dilaporkan sempat panik dan keluar rumah. Hal serupa dialamai warga di Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Parameter gempa tercatat berada pada 17 km timur laut Pasaman Barat, Sumatra Barat, dengan kedalaman 10 km. Kekuatan gempa yang dihitung dengan skala Modified Mercalli Intensity (MMI) menyebutkan wilayah Pasaman pada V MMI, Agam, Bukit Tinggi dan Padang Panjang IV MMI, Padang, Payahkumbuh, Aek Godang dan Gunung Sitoli III MMI, Pesisir Selatan, Rantau Parapat, Nias Selatan dan Rangkinang II MMI.
Menyikapi kondisi pascagempa, warga diimbau untuk tetap waspada dan siap siaga terhadap potensi gempa susulan. BNPB meminta warga untuk tidak terpancing pada kemungkinan isu negatif yang beredar dan dapat menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat. (*)
Tags : Indonesia, Gempa bumi,