Headline Pekanbaru   2023/09/13 9:55 WIB

Harga Beras Naik Warga Diajak Berlaih ke SPHP, 'karena Produksi Menurun Pemprov Segera Lakukan Inisiatif'

Harga Beras Naik Warga Diajak Berlaih ke SPHP, 'karena Produksi Menurun Pemprov Segera Lakukan Inisiatif'

PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Harga beras yang semakin naik sejak beberapa bulan terakhir dikeluhkan masyarakat. Pemerintah pun berupaya mengatasi kekhawatiran masyarakat dengan menghadirkan beras Bulog dengan kualitas premium.

"Harga beras naik warga diajak berlaih ke Stabilisasi Pasokan dan Harga Pasar [SPHP]."

"Harganya Rp11.500 perkilogram. Saya kira itu yang bisa membantu masyarakat. Dari survei kita berasnya dirasa lumayan cocok dengan lidah orang pekanbaru. Mudah-mudahan itu membantu dibandingkan dengan beras lain yang harganya sampai Rp15 ribuan perkilonya," kata Kadisperindag Kota Pekanbaru, Zulhelmi Arifin, Selasa (12/9).

Beras SPHP kini menjadi andalan pemerintah dalam menyediakan beras murah untuk masyarakat namun tetap menjaga kualitas serta rasa yang tak kalah dari beras premium pada umumnya, seperti beras anak daro asal Sumbar.

Zulhelmi Arifin mengatakan, harga beras SPHP di bawah beras medium seperti Topi Koki dan Belida. Beras jenis SPHP ini selain harga lebih murah juga cocok di lidah masyarakat Riau khususnya Pekanbaru.

Ia mengatakan untuk saat ini ketersediaan beras SPHP masih cukup banyak. Bahkan dari Bulog menyampaikan perminggu mereka sediakan beras SPHP ini sampai 2 ton.

"Beras ini tersedia di seluruh pasar rakyat kita. Saya cek kemarin itu di pasar cik puan ada, limapuluh ada juga. Dan memang sesungguhnya info dari Bulog di semua pasar rakyat tersebar dan ada beras ini," katanya.

Ia mengaku, sebagian besar masyarakat Pekanbaru memang banyak yang mengonsumsi beras premium. Tetapi mengingat harganya terus naik tidak ada salahnya mencoba beras SPHP ini.

"Karena banyak yang kita ketemu dengan masyarakat bahkan pedagang yang sekarang mereka pakai beras SPHP itu. Karena rasanya juga memang cocok dengan lidah warga pekanbaru. Makanya kita sampaikan tak ada salahnya masyarakat beralih ke beras SPHP ini," pungkasnya.

Sementara Wakil Ketua Komisi II DPRD Riau, Zulfi Mursal meminta Pemprov Riau untuk berinisiatif mengatasi harga beras yang belakangan mulai mengalami kenaikan.

Rata-rata beras naik 10-20 persen. Seperti di Kota Pekanbaru, beras jenis Topi Koki yang sebelumnya Rp123 ribu per 10 kilogram, kini mencapai Rp146 ribu.

Persoalan harga ini disebut Zulfi belum bisa ditangani oleh pemerintah pusat, sehingga sebaiknya Pemprov Riau yang turun tangan langsung untuk berkoordinasi dengan berbagai pihak termasuk Bulog.

"Mungkin bisa melakukan operasi pasar untuk menangani persoalan harga beras. Ketersediaan beras di Bulog bisa disebarkan kepada masyarakat. Persoalannya bukan pada harga, tapi memang produksi berkurang," kata dia.

Zulfi mengatakan, kenaikan harga beras tidak hanya terjadi di Riau, tapi juga di sejumlah wilayah di Indonesia bahkan di daerah-daerah penghasil beras seperti Karawang, Jawa Barat.

"Di karawang biasanya menghasilkan 800 ton per tahun, itu juga mengalami kenaikan harga. Ini disebabkan oleh menurunnya produksi. Sebagian terkena masalah cuaca sehingga panen tidak sesuai dengan yang diharapkan," ujarnya.

Untuk di Riau, Zulfi melanjutkan, sebagian besar pasokan beras berasal dari provinsi lain seperti Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Jika daerah-daerah tersebut mengalami masalah dalam panen, tentu akan berdampak pula ke Riau.

"Pemerintah sebenarnya melalui Bulog sudah menyiapkan seluruhnya, untuk menjaga ketersediaan beras cuma belum bisa menekan persoalan harga," jelasnya. (*)

Tags : beras, harga beras naik, pekanbaru, warga diajak berlaih ke sphp, produksi beras menurun, pemprov segera lakukan inisiatif,