PEKANBARU - Harga komoditi cabai merah dan rawit alami penurunan harga membuat raut wajah pedagang di pasar tradisional sedikit kesal bahkan ada yang marah-marah.
"Anjloknya harga cabai disebabkan persediaan yang melimpah dari daerah distributor cabai seperti Sumatera Barat (Sumbar) dan Sumatera Utara (Sumut) yang panen raya."
"Cabai banjir sekarang makanya murah. Apalagi cabai dari medan hanya 30 ribu rupiah per kilo. Kalau cabai merah bukit 40 ribu rupiah per kilogram. Rawit juga turun 38 ribu rupiah per kilo," ungkap seoarang pedagang di Pasar Pagi Arengka, Senin (24/10).
Banyak pedagang yang marah dan kesal akibat harga cabai anjlok di pasaran. Karena harga cabai yang merosot tajam, pedagang sepertinya tak kuasa menawarkan cabai pada pembeli.
Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategi (PIHPS) Nasional pada 3 September 2021, harga cabai merah besar merosot merosot 3,38 persen, menjadi Rp28.600 per kilogram.
Sedangkan untuk cabai rawit merah merosot 1,83 persen dan cabai merah kriting turun 2,77 persen. Taryono, dosen Fakultas Pertanian UGM (Universitas Gadjah Mada) mengatakan, petani konvensional sudah biasa mengalami kerugian. Apalagi di masa pandemi saat ini saat permintaan mengalami penurunan sangat drastis.
Bahkan harga cabai merah yang sempat Rp100 ribu, anjlok jadi Rp30 ribu per kilogram.
Untuk harga bawang merah masih Rp32 ribu per kilogram disusul kebutuhan lainnya juga terhitung standar.
"Alhamdulillah kebutuhan saat ini cenderung stabil, tomat dan kentang masih terbilang normal," kata Tety ibu rumah tangga.
"Biasanya cabai dari Medan dan Sumbar juga untuk mengisi kebutuhan pasokan di Pekanbaru," katanya.
Tetapi diperkirakan anjloknya harga cabai dimungkinkan karena kelebihan produksi, sementara permintaan dan sistem transportasi tidak lancar.
Yang terjadi saat ini adalah hal klasik pada komoditas holtikultura yang dilakukan para petani konvensional. Tanpa pengawasan, mereka melakukan penanaman hanya mengikuti petani sekitarnya, kata Pengamat Sosial, Drs Lelo Ali Ritonga.
"Iklim tahun ini yang dinilai sebagai iklim yang baik. Dengan kondisi iklim kemarau basah tentu sangat cocok untuk tanaman cabai, tomat dan lain-lain," kata dia.
Meski cabai mengalami harga yang tidak ideal, kata Lelo sebenarnya berharap para petani tidak perlu reaktif dan atraktif menyikapi situasi pasar, begitupun para pedagang.
Menurutnya, tetap ada solusi untuk mengatasi harga cabai yang anjlok cukup tajam saat ini. Bahkan, anjloknya harga cabai membuat petani merugi. (rp.kamp/*)
Tags : Harga Cabai, Pekanbaru, Harga Cabai Anjlok, News Kota,