JAKARTA - Harga gabah kering panen (GKP) maupun gabah kering giling (GKG) di tingkat petani anjlok sepanjang Juli 2021 setelah bulan sebelumnya mengalami kenaikan. Penurunan tersebut diikuti dengan turunnya nilai tukar petani tanaman pangan yang membudidayakan komoditas padi.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono menyampaikan, harga GKP pada Juli 2021 dihargai Rp 4.311 per kg, anjlok hingga 5,17 persen dari bulan sebelumnya sebesar Rp 4.546 per kg. Adapun GKG dihargai Rp 4.874 per kg, turun 1,81 persen dari bulan Juni yang sebesar Rp 4.964. "Survei produsen harga gabah dilakukan terhadap 1.753 observasi penjualan gabah di 26 provinsi," kata Margo dirilis Republika.co.id, Senin (2/8).
Tak hanya di tingkat petani, penurunan gabah lantas terjadi di tingkat penggilingan. GKP tercatat dihargai Rp 4.408 per kg, turun 5,11 persen dari Rp 4.645 per kg. Begitu pula dengan GKG sebesar Rp 5.002 per kg, menurun 1,64 persen dari bulan sebelumnya Rp 5.085 per kg. Adapun harga-harga tersebut berdasarkan pantauan terhadap 1.154 observasi beras di penggilingan pada 877 perusahaan yang terbesar di 31 provinsi.
Margo mengatakan, penurunan harga gabah tersebut diikuti dengan penurunan harga beras seluruh kualitas di tingkat penggilingan. Tercatat harga beras kualitas premium pada Juli sebesar Rp 9.402 per kg, turun 1,42 persen dari bulan sebelumnya. Beras medium dihargai Rp 8.887 per kg atau turun 0,22 persen sedangkan beras luar kualitas sebesar Rp 8.481 per kg, anjlok hingga 2,46 persen.
Seiring dengan penurunan harga gabah petani, BPS mencatat terjadi penurunan nilai tukar petani (NTP). Sepanjang Juli 2021, NTP turun 0,11 persen menjadi 103,48 poin. Penurunan NTP disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani lebih rendah dari indeks harga yang dibayarkan petani. Dilihat lebih detail, penurunan tertinggi dialami oleh subsektor petani tanaman pangan. Margo menyampaikan, NTP tanaman pangan anjlok 0,98 persen menjadi hanya 96,31 poin. "Indeks harga yang diterima petani tanaman pangan turun 0,86 persen sedangkan indeks yang dibayar naik 0,12 persen. Komoditas yang dominan mempengaruhi penurunan indeks harga yang diterima petani adalah gabah dan ketela rambat," ujar dia. (*)
Tags : harga gabah anjlok, harga gabah, produksi beras, harga beras,