"Harga sawit kian hari tak menyehatkan, begitupun yang terjadi di Riau namun Asosiasi Petani mengungkapkan penyebab jatuhnya harga sawit ini"
PEKANBARU - Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Defris Hatmaja mengatakan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit periode 23–29 Juni 2021 mengalami penurunan pada setiap kelompok umur kelapa sawit.
Penurunan yang terjadi pekan ini terjadi cukup signifikan. Jumlah penurunan terbesar terjadi pada kelompok umur 10-20 tahun sebesar Rp297,91/Kg atau mencapai 8,77% dari harga minggu lalu. Sehingga harga pembelian TBS petani untuk periode satu minggu ke depan turun menjadi Rp2.054,59/Kg. Penurunan harga TBS ini masih disebabkan oleh anjloknya harga kontrak minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) di perdagangan Malaysia.
"Turunnya harga TBS minggu ini karena sepanjang minggu ini, komoditas minyak sawit mentah Malaysia makin anjlok tak karuan. Harga kontrak yang aktif ditransaksikan di Bursa Malaysia Derivatif Exchange semakin lama semakin mendekati RM 3.000/ton," kata Defris pada Pers, Selasa (22/6).
Sementara harga kontrak CPO pengiriman September 2021 ambles 1,75% ke RM 3.364/ton. Ini merupakan harga terendah sejak minggu kedua bulan Februari 2021. Puncak harga CPO RM 4.515/ton yang dicapai pada 12 Mei lalu, CPO sudah ambrol 24,33%. Bahkan jika dilihat dari level terendah yang disentuh pekan ini RM 3.251/ton, CPO jeblok lebih dari 28%. "Data Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) menunjukkan persediaan minyak sawit Negeri Jiran di akhir Mei naik 1,5% dari bulan sebelumnya menjadi 1,57 juta ton. Kenaikan tersebut diakibatkan oleh peningkatan produksi dan melemahnya ekspor," ujarnya menambahkan produksi CPO naik 2,84% dibanding bulan sebelumnya menjadi 1,57 juta ton sementara ekspor melemah 6% secara bulanan menjadi 1,27 juta ton.
Asosiasi petani beberkan penyebabnya
Sementara Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) membeberkan beberapa faktor penyebab harga tandan buah segar (TBS) sawit yang anjlok sehingga merugikan petani belakangan ini. "Bila ini terus berlanjut, maka petani dipastikan tidak akan mampu membeli pupuk yang akhirnya produksi tahun depan semakin rendah dan petani semakin terpuruk," katanya Ketua Umum Apkasindo Alpian Arahman dalam Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Apkasindo di Jakarta, Senin kemarin.
Menurutnya, penurunan harga TBS sawit tersebut salah satu penyebabnya yakni pabrik pengolah kelapa sawit (PKS) enggan membeli TBS langsung dari petani namun mereka menggantungkan pada penyuplai yang umumnya para pedagang pengumpul. Selain itu, lanjutnya, PKS selalu menerapkan potongan wajib sebesar 5-7 persen sehingga harga jual TBS yang diterima petani secara riil tidak sebesar ketentuan yang ditetapkan setiap bulan oleh pemda beserta pemangku kepentingan terkait.
Dia mencontohkan, harga TBS sawit di Sulsel ditetapkan sebesar Rp760/kg namun yang diterima petani hanya Rp300-400/kg setelah dikenai berbagai macam potongan. Banyak PKS, tambahnya, juga tidak memiliki kebun sawit sendiri dan menggantungkan pasokan bahan baku dari para pedagang atau penyuplai tanpa memperhatikan umur buah sawit maupun randemen.
Menurut Alpian, PKS menerapkan besaran harga yang sama untuk seluruh jenis TBS sawit, padahal semestinya besaran harga tergantung umur serta randemen, sehingga merugikan petani. Sebenarnya, lanjutnya, pemerintah sudah membuat Permentan No 1 Tahun 2018 tentang Penetapan Harga TBS Pekebun dan isinya sangat membantu petani. Masalahnya di lapangan banyak dilanggar oleh pabrik kelapa sawit. "Mereka seenaknya saja memotong harga. Ketentuan yang ada permentan tidak diindahkan karena lemahnya kontrol pemda," katanya dalam mukernas bertema "Penguatan Kelembagaan Petani Sawit di Era 4.0" itu.
Dia berharap, pemerintah, perusahaan dan petani harus patuh dan tunduk terhadap permentan ini. Apkasindo sendiri akan secara proaktif menyosialisasikan permentan ini ke tingkat petani, menjalankannya dan mengawal penerapannya di seluruh wilayah Indonesia. "Kita akan berusaha meningkatkan kemitraan antara petani, pengusaha dan pemerintah untuk mewujudkan harga TBS yang ideal," kata Alpian. (*)
Tags : Harga Sawit Anjlok, Riau, Asosiasi Petani Jelaskan Penyebab Harga Sawit Turun,