HARTA KARUN peninggalan kerajaan Lingga terus diburu, yang tanahnya berlumpur dan dikumpulkan oleh sejumlah warga setempat yang disayangkan dijual ke Singapura dan Malaysia.
"Harta karun peninggalan kerajaan Lingga terus diburu."
"Biasanya, usai musim hujan, setelah air laut pasang, barang-barang itu bermunculan ke permukaan tanah," kata beberapa warga Desa Kote, Kecamatan Singkep Pesisir, Kabupaten Lingga menceritakan.
Disebutkan banyak warga, pada musim-musim tertentu harta karun yang terpendam di tanah berlumpur muncul ke permukaan.
Tetapi Tengku Kelana, salah satu tokoh warga setempat menyatakan, para pengumpul benda bersejarah yang mengaku masih memiliki darah dari Kerajaan Lingga, juga ramai serta ikut melakukan pencarian.
Tengku menceritakan, biasanya warga hanya menggunakan kayu panjang untuk menemukan harta karun berupa keramik, patung, dan pernik-pernik lain peninggalan Kerajaan Lingga.
"Kayu tersebut cukup ditusuk-tusukkan ke dalam tanah berlumpur. Bila kayu itu membentur benda keras, bisa dipastikan barang tersebut merupakan benda peninggalan kerajaan Lingga," cerita Tengku pada media.
Desa Kote, Kecamatan Singkep Pesisir, Kabupaten Lingga.
"Harta karun banyak tersimpan di salah satu pulau bernama Kote masih di wilayah Kabupaten Lingga memiliki karakteristik tanah berlumpur meski dihujani tusukan kayu tak bakalan pernah rusak meskipun berumur hingga ribuan tahun."
"Kalau di pasir, keramik bisa bopeng-bopeng," kata Tengku.
Diperkirakan, tanah berlumpur juga menahan benda-benda itu ketika air laut surut, sehingga tidak terbawa arus laut.
Harta karun yang ditemukan di Pulau Kote berasal dari kapal-kapal asing yang karam ketika melintasi Selat Malaka. Karena perairannya berbentuk teluk, sisa-sisa kapal yang tenggelam terkumpul di sana.
"Mungkin juga berasal dari kapal perompak yang karam," tambahnya.
Tengku mengaku menemukan berbagai keramik berupa piring dan mangkuk serta aksesori dan perlengkapan Kerajaan Lingga, di antaranya cincin, gelang, dan tempat celak (penghitam bulu mata).
Peta Provinsi Kepulauan Riau.
"Beberapa peninggalan kerajaan saya hibahkan ke Pemerintah Kabupaten. Tapi, ada juga yang masih saya simpan, karena khawatir tidak terurus bila diletakkan di museum," terangnya.
Tengku mengaku, banyak warga yang mendapatkan hartu karun ini menjualnya ke Singapura dan Malaysia.
Ada juga warga di sana menemukan patung Marcoplo dan telah menjualnya kepada warga Belanda.
Sejumlah warga lain menjadikan jual beli barang-barang peninggalan itu penghasilan tambahan, karena benda-benda tersebut ditawar dengan harga tinggi oleh rumah lelang di Singapura.
Setiap bulan, rumah lelang itu mengeluarkan daftar barang prasejarah yang dicari, berikut tawaran harga dalam sebuah buku. Dari buku tersebut, para warga mencocokkan benda yang mereka miliki.
Tetapi Tengku mengaku pernah menjual sebuah piring seharga puluhan juta rupiah. Akhir Maret 2008 lalu, sebuah mangkuk milik Tengku dihargai Rp300 juta oleh seorang makelar asal Malaysia. Namun, ia menolak untuk menjualnya.
Mangkuk yang diperkirakan berumur sekitar 1.000 tahun dan merupakan peninggalan Dinasti Ming itu tergolong istimewa, karena makanan yang diletakkan di atasnya antibasi.
"Ketika dites, santan diletakkan di atasnya selama tiga hari, dan hasilnya tidak basi," terangnya.
Selain itu, tiga piring yang ditemukannya, yang berusia 800 tahun dan merupakan peninggalan Dinasti Sung, juga ditaksir ratusan juta rupiah. Tiga piring berbeda ukuran tersebut bermotif ikan.
Pencarian harta kayu secara manual.
Sisik ikan timbul berwarna putih pada motif itu-- merujuk ke sebuah buku yang dibaca oleh Tengku--merupakan ciri barang-barang dari Dinasti Sung. Tengku mengoleksi pula berbagai jenis uang koin tua. Di antaranya, koin Victoria tahun 1883 dan satu dollar Hong Kong tahun 1867. Dalam koleksinya juga ada beberapa keris khas Melayu dari Kerajaan Lingga.
Di rumahnya juga, terdapat beberapa keris khas Melayu peninggalan Kerajaan Lingga, tiga gramofon buatan Inggris dan AS produksi 1889 dan 1887. "Semuanya ditemukan di sekitar Lingga," imbuhnya. (*)
Tags : harta karun, berburu harta karun, harta karun peninggalan kerajaan lingga, kepri, harta karun terus diburu, harta karun dijual ke singapura dan malaysia,