PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Hasil pertanian belum mampu memenuhi kebutuhan pasar, padahal ada sekitar 18 ribu hektare lahan pertanian yang ada di Kota Pekanbaru.
"Hasil pertanian di Pekanbaru belum bisa memenuhi kebutuhan pasar."
"Kendalanya yang jelas adalah alat, alat olahan seperti brigade, dengan adanya alat itu kapan pun mau buka lahan, bisa langsung mengolah, petani tinggal tanam saja," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kota Pekanbaru, Muhammad Firdaus, Kamis (8/2).
Hasil pertanian di Kota Pekanbaru belum mampu memenuhi kebutuhan pasar, padahal ada sekitar 18 ribu hektare lahan pertanian yang ada di Kota Pekanbaru.
Tetapi Muhammad Firdaus mengatakan pihaknya telah membuat gerakan-gerakan agar masyarakat Pekanbaru mau bertani, "hanya saja sektor pertanian di Kota Pekanbaru tidak menjadi skala prioritas," sebutnya.
Ia menilai masyarakat tidak melihat secara utuh pertanian di Kota Pekanbaru. Padahal pertanian merupakan salah satu penggerak ekonomi masyarakat.
Menurutnya, yang menjadi kendala petani di Kota Pekanbaru saat ini adalah Alat dan mesin pertanian (Alsintan). Menurutnya, jika petani memiliki alat maka para petani akan sangat mudah dalam mengolah peetaniannya.
Ia menyebut, petani di luar Pekanbaru memiliki alat pertanian. Sehingga para petani lebih mudah dalam mengolah lahannya.
"Karena itu, pak walikota Pekanbaru sudah mulai melihat itu dan mulai memberikan bantuan alat pertanian kepada kita," ucapnya.
Dirinya menambahkan, pihaknya bersama Pj Walikota Pekanbaru Muflihun mencanangkan Gerakan Mananam Cabai dan launching Pekanbaru Bertani. Ia berharap dengan program yang baru saja diluncurkan dapat menarik masyarakat untuk menjadi pengusaha tani. (*)
Tags : pertanian, hasil pertanian di pekanbaru, hasil pertanian belum bisa memenuhi kebutuhan pasar, petani dihadapkan tak ada alat olahan, pertanian belum skala prioritas, lingkungan,