PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Jumlah hotspot di Pulau Sumatera melonjak hingga 258 titik yang juga menyebar dan terdeteksi di lima kabupaten/kota di Riau.
"Intensitas hotspot di Riau berkurang sedangkan operasi hujan buatan pun dihentikan."
"Sampai pada Rabu 23 Agustus 2023 kemarin, total titik panas atau hotspot wilayah Sumatera ada 258 titik yang tersebar paling banyak di Lampung 84 titik, Sumatera Selatan 66 titik, dan Bangka Belitung 79 titik. Kemudian Sumatera Utara empat titik, Jambi 13 titik, dan Bengkulu empat titik," kata Sanya petugas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru.
"Sementara itu Riau terdeteksi delapan titik, tersebar di Kabupaten Kampar satu titik, Kuantan Singingi dua titik, Siak satu titik, Indragiri Hulu tiga titik, dan Kota Pekanbaru satu titik," sambungnya.
Pemprov Riau bersama pemerintah daerah 12 kabupaten/kota mengantisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) sejak lama. Tetapi terjadi Karhutla di wilayah Rohil, Pelalawan, Bengkalis, Indragiri Hulu, dan Dumai.
Pemprov Riau telah punya tujuh helikopter bantuan patroli dan water bombing. Kemudian Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mengantisipasi bencana Karhutla di Provinsi Riau dengan menyemai garam masih dilakukan.
Setelah hampir dua pekan diguyur hujan, kini intensitasnya mulai berkurang. BMKG bahkan mencatat cuaca pagi hingga siang cerah.
"Curah hujan berkurang suhu udara pun mencapai 34 derajat celcius."
"Siang hari cerah berawan. Untuk sore hingga malam ada potensi hujan dengan intensitas ringan bersifat lokal terjadi di sebagian wilayah Rokan Hulu, dan Rokan Hilir," sebut Sanya, Rabu (23/8/2023).
Tetapi saat ini suhu udara masih cukup terik, maksimal bisa mencapai 34 derajat celcius.
Prakiraan tinggi gelombang di perairan Provinsi Riau berkisar antara 0,5-1,25 meter, masih rendah. Untuk jumlah hotspot di Riau ada delapan titik yang terpantau hari ini.
15 ton garam sudah disemai untuk membuat operasi hujan buatan di Riau tetapi dihentikan. Misi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Provinsi Riau telah berakhir.
"Ada 15 garam yang sudah disemai untuk memodifikasi cuca."
"Sudah berakhir terhitung 10 sampai 21 Agustus kemarin," sebut Kepala Badan Penangggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Edy Afrizal melalui Kepala Bidang Kedaruratan, Jim Ghafur.
Operasi modifikasi hujan berlangsung selama 12 hari. Terhitung pada 10 hingga 21 Agustus kemarin, dengan 19 kali sorti.
Selama pelaksanaan misi hujan buatan, didukung oleh TNI-AU dari Lanud Roesmin Nurjadin. Pesawat Cassa tersebut kini sudah kembali ke Malang.
Total garam yang disemai sebanyak 15 ton. Penyemaian menggunakan pesawat Cassa, merata dilakukan menyeluruh di kabupaten/kota di Riau.
Salah satu misi TMC dari BRIN ini melakukan hujan buatan untuk memadamkan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Desa Penyaguan, Kecamatan Batang Gangsal, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu).
Hasilnya Karhutla berhasil dipadamkan ditambah juga berkat kegigihan tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Manggala Agni, TNI, Polri termasuk Masyarakat Peduli Api (MPA) di lokasi.
Selain itu, dua heli water bombing juga dikerahkan ke titik Karhutla. Air untuk memadamkam api disuplai dari kanal yang terdapat di sekitaran titik api. (*)
Tags : intensitas hotspot berkurang, riau, operasi hujan buatan dihentikan, panas terik kembali muncul,