Jaga Inflasi, Pemko Pekanbaru Rutin Gelar Pasar Murah untuk Pengendalian Harga Pangan yang Mulai Naik
PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Pemko Pekanbaru rutin menggelar pasar murah untuk menjaga inflasi.
"Pemko Pekanbaru rutin menggelar pasar murah."
"Kami menggelar pasar murah di tiap kelurahan. Saya lihat harganya sudah jauh di bawah harga bahan pokok di pasar tradisional," kata Pj Walikota Pekanbaru, Muflihun, Minggu (7/1).
Pasar murah dilakukan di Kecamatan Binawidya, tepatnya di kawasan Masjid Paripurna Az Zikra, Jalan Beringin.
Pasar murah untuk pengendalian harga pangan yang mulai naik.
Dalam pasar murah ini, Pemko Pekanbaru menjual harga beras SPHP Rp51 ribu/5 kg. Jauh lebih murah dibanding harga pasaran yang mencapai Rp60 ribu/5 kg.
"Kedatangan saya ke sini (pasar murah), memastikan betul-betul murah. Jangan sampai hanya namanya saja pasar murah," ucapnya.
"Presiden meminta agar inflasi terkendali di tiap daerah. Pasar murah ini bentuk keseriusan kami mengatasi inflasi," tambahnya.
Masih kata Muflihun, pada bulan Desember 2022 lalu inflasi di Pekanbaru mencapai 7,04 persen, dan Desember 2023 hanya 2,5 persen.
"Artinya, harga bahan pokok normal dan terkendali," pungkasnya.
Anggota Komisi II DPRD Kota Pekanbaru, Roem Diani Dewi menyikapi kondisi kenaikan harga bahan pokok, terutama untuk komoditas sayur-sayuran yang saat ini dikeluhkan masyarakat.
"Sedikit banyaknya faktor cuaca ini berpengaruh terhadap pasokan yang masuk ke Pekanbaru. Terutama untuk komoditas sayur-sayuran yang kita ketahui kebanyakan datang dari Sumbar, seperti kol, sawi, wortel dan lainnya," ungkap Roem.
Diakui Roem, faktor cuaca seperti banjir dan longsor didaerah pemasok seperti Sumbar dapat mempengaruhi pasokan barang yang masuk ke pasar-pasar tradisional di Pekanbaru.
Ia meminta Pemko Pekanbaru melakukan upaya stabilitas atau pengendalian harga. Maka Dinas Perindustrian Perdagangan (Disperindag) dan Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Pekanbaru harus gerak cepat.
"Tentunya lakukan upaya-upaya untuk meredam harga sayur yang saat ini dikeluhkan masyarakat. Misalnya seperti cabai, beberapa waktu lalu sempat melambung dan diredam masuknya cabe Medan dan cabe Aceh," ujar Roem lagi.
Roem juga berharap Pemko untuk berkoordinasi dengan distributor atau agen yang menjadi mitra untuk mengetahui pasti persoalan di lapangan yang terjadi dan mencari solusi yang tepat bagaimana harga tidak bergejolak dan pedagang juga tidak rugi.
Kepada pedagang Roem juga berharap tidak melakukan spekulasi harga, dengan memanfaatkan momen banjir dijalur lintasan untuk bermain harga.
"Kalau naik tentu dibatas wajar. Karena kami juga yakin akan banyak pedagang mau membantu pemerintah, dalam mengantisipasi kekurangan bahan pokok di lapangan," ujarnya. (rp.sul/*)
