
Tanazul terbagi atas dua kategori, yaitu jamaah sakit dan pengisian seat kosong.
AGAMA - Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi memprioritaskan jamaah haji Indonesia yang sakit dan membutuhkan perawatan segera di tanah air untuk mengikuti program tanazul atau pulang lebih awal dari jadwal yang ditentukan.
Kasi Media Center Haji (MCH) PPIH Arab Saudi Daker Makkah, Dodo Murtado mengatakan, program tanazul atau mutasi kloter merupakan program pemulangan lebih awal bagi jamaah dari jadwal yang telah ditentukan sebelumnya.
"Program ini diprioritaskan bagi jamaah yang sakit dan membutuhkan perawatan segera di tanah air. Slain itu, tanazul/mutasi kloter mempertimbangkan ketersediaan seat kosong pada penerbangan pulang di kloter tujuan," kata Dodo dalam keterangannya, kemarin.
Dodo menjelaskan, tanazul terbagi dua kategori, yaitu jamaah sakit dan pengisian seat kosong.
"Untuk jamaah sakit syarat yang harus disiapkan adalah surat rekomendasi dari petugas kesehatan kloter dan surat rekomendasi dari Klinik Kesehatan Haji Imdonesia (KKHI) Daerah Kerrja Makkah," jelas Dodo.
Sementara untuk pengisian seat kosong, diperuntukkan jamaah penggabungan ke kloter asal dalam Embarkasi yang sama dan jamaah yang harus pulang dahulu karena alasan dinas.
Untuk pengisian seat kosong penggabungan kloter, syarat yang diperlukan adalah :
* Surat pengantar dari PPIH Embarkasi
* Surat pengantar dari Ketua Sektor
Sementara untuk alasan dinas, syarat yang diperlukan:
* Surat permohonan mutasi dari jamaah yang bersangkutan dan diketahui Ketua Kloter
* Surat pernyataan tidak menuntut kompensasi atas kekurangan layanan
* Surat dari atasan langsung, dari instansi terkait
* Surat pengantar dari Ketua Sektor
Dodo mengatakan, pengajuan tanazul disampaikan melalui sektor masing-masing, kemudian diteruskan kepada Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah.
"Melalui program ini, diharapkan jamaah yang memerlukan pemulangan lebih awal dapat kembali ke tanah air dengan aman dan nyaman," kata Dodo.
Sementara Kasi Media Center Haji (MCH) PPIH Arab Saudi Daker Makkah, Dodo Murtado di Makkah, Arab Saudi, Kamis (13/6/2025), mengatakan program tanazul atau mutasi kloter merupakan program pemulangan lebih awal bagi jamaah dari jadwal yang telah ditentukan sebelumnya.
"Program ini diprioritaskan bagi jamaah yang sakit dan membutuhkan perawatan segera di tanah air. Selain itu, tanazul/mutasi kloter mempertimbangkan ketersediaan seat kosong pada penerbangan pulang di kloter tujuan," kata Dodo.
Dodo menjelaskan, tanazul terbagi menjadi dua kategori, yaitu jamaah sakit dan pengisian kursi kosong.
"Untuk jamaah sakit syarat yang harus disiapkan adalah surat rekomendasi dari petugas kesehatan kloter dan surat rekomendasi dari Klinik Kesehatan Haji Imdonesia (KKHI) Daerah Kerja Makkah," jelas Dodo.
Sementara itu, pengisian kursi kosong diperuntukkan bagi jamaah penggabungan ke kloter asal dalam embarkasi yang sama dan jamaah yang harus pulang dahulu karena alasan dinas.
Dodo mengatakan pengajuan tanazul disampaikan melalui sektor masing-masing, kemudian diteruskan kepada Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah.
"Melalui program ini, diharapkan jemaah yang memerlukan pemulangan lebih awal dapat kembali ke tanah air dengan aman dan nyaman," kata Dodo Murtado.
Pemantauan kesehatan
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh mengingatkan pentingnya pemantauan dan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh bagi jamaah haji yang baru kembali dari Tanah Suci. Hal tersebut sebagai langkah antisipatif dalam mencegah penyebaran penyakit, khususnya yang bersifat menular.
"Saya minta Kemenkes standby di seluruh bandara mengantisipasi kepulangan jemaah haji. Pemeriksaan kesehatan harus menjadi prioritas utama agar tidak terjadi penyebaran penyakit dari luar negeri, baik itu ISPA, MERS-CoV, maupun penyakit menular lainnya," kata Nihayatul melalui keterangan tertulis, Kamis (12/6/2025).
Perempuan yang akrab disapa Ninik tersebut menekankan agar seluruh fasilitas pemeriksaan kesehatan di bandara—terutama di pos kesehatan kedatangan—berfungsi secara optimal. Menurut dia, fasilitas dari alat pendeteksi suhu tubuh, fasilitas skrining, hingga tenaga medis harus disiapkan secara memadai.
“Kita tidak boleh lengah. Bandara adalah titik awal masuknya jemaah ke dalam negeri. Jika alat-alat pemeriksaan tidak maksimal, kita bisa kecolongan dan itu berbahaya bagi kesehatan publik,” kata dia.
Pihaknya juga mengimbau Kemenkes serta instansi terkait untuk memperkuat koordinasi lintas sektor, termasuk dengan otoritas bandara dan Balai Kekarantinaan Kesehatan (BKK) memastikan pelaksanaan prosedur pemeriksaan berjalan lancar dan tidak mengganggu kenyamanan jamaah.
“Kesehatan jamaah sepulang haji adalah tanggung jawab kita bersama. Tidak hanya untuk melindungi mereka yang baru pulang, tetapi juga seluruh masyarakat Indonesia,” ujar dia.
Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) telah merilis jadwal lengkap Rencana Perjalanan Haji (RPH) 1446 H/2025 M, termasuk waktu kepulangan jemaah haji ke Tanah Air. Dokumen ini diteken langsung oleh Dirjen PHU Hilman Latief pada 3 Januari 2025.
Mengacu pada jadwal tersebut, kepulangan jamaah haji Indonesia akan berlangsung selama satu bulan, dimulai pada 11 Juni 2025 dan berakhir pada 11 Juli 2025. Rata-rata masa tinggal jamaah haji Indonesia di Arab Saudi adalah 41 hari. (*)
Tags : haji, haji, haji 2025, kuota jamaah haji, manasik haji, islam, haji 2025, amaah haji indonesia, jamaah haji pulang di tanah air, ppih arab saudi, jamaah haji tanazul, jamaah haji harus tanazul, tanazul jamaah haji,