PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Ratusan warga Kota Pekanbaru mengalami gangguan Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA).
"Kabut asap sudah jangkiti ISPA pada ratusan balita."
"Mayoritas yang mengalami ISPA ini adalah anak-anak di bawah lima tahun (Balita)," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru dr Zaini Rizaldy, Senin (9/10).
Ada ratusan orang yang terkena ISPA dampak dari kabut asap di Kota Pekanbaru. Bahkan yang banyak menjadi korban adalah anak-anak.
Jumlah anak Pekanbaru yang terkena ISPA menurutnya, mencapai 604 orang.
Kebanyakan pasien ISPA merupakan anak di bawah lima tahun atau Balita.
Jumlah anak Balita di Pekanbaru yang mengalami ISPA dengan Pneoumia mencapai 575 orang dari total kasus ISPA dengan Pneoumia sebanyak 618 orang.
"Untuk kasus ISPA di Kota Pekanbaru didominasi anak-anak. Maka kita imbau agar orangtua mengurangi aktivitas anak di luar rumah," ujar Zaini.
Menurutnya, kabut asap akibat kebakaran lahan masih menyelimuti Pekanbaru hingga saat ini. Namun, pada hari ini kualitas udara sudah semakin membaik dibandingkan seminggu yang lalu berada pada level tidak sehat.
Walaupun demikian, Zaini tetap mengimbau agar masyarakat waspadai sejumlah penyakit sebagai dampak kabut asap.
Ada sejumlah penyakit sebagai dampak kabut asap selain ISPA. Penyakit tersebut seperti asma, iritasi mata, penyakit paru kronik hingga penyakit jantung.
"Jadi masyarakat kami imbau untuk antisipasi semua penyakit yang merupakan dampak kabut asap," terangnya.
Pihaknya juga sudah menyampaikan agar puskesmas di Kota Pekanbaru menyiapkan ruangan khusus bagi pasien ISPA.
Hal ini untuk mempercepat akses layanan kesehatan bagi pasien ISPA yang terkena dampak kabut asap. Zaini menyebut bahwa anak-anak, ibu hamil dan lansia rentan kena dampak kabut asap.
Ia mengimbau masyarakat apabila melakukan aktivitas di luar rumah hendaknya menggunakan masker standar. Kemudian juga mengurangi aktivitas di luar rumah, kalau tidak perlu. Kemudian masyarakat hendaknya mengkonsumsi makanan bergizi seimbang serta cukup air putih.
"Kemudian jangan lupa aktivitas gerak badan. Olahraga setiap hari agar badan kita selalu sehat dan agar tetap fit saat kabut asap ini," sebutnya.
Diskes Kota Pekanbaru hingga saat ini masih belum mengeluarkan rekomendasi ke Disdik Pekanbaru untuk menghentikan sementara kegiatan belajar mengajar di tengah kabut asap yang kian pekat.
"Biasanya kita merekomendasikan apabila laporan dari DLHK kalau kualitas udaranya sudah berbahaya. Untuk sekarang masih aman," ucap Zaini Rizaldy Saragih.
Ia menyampaikan, meski kualitas udara belum berbahaya bagi kesehatan, namun warga maupun peserta didik tetap diimbau menggunakan masker dan mengurangi aktivitas di luar ruangan.
"Jadi tetap kita imbau kepada seluruh masyarakat agar menggunakan masker dan mengurangi aktivitas di luar rumah," sebutnya.
Seperti diketahui, Kota Pekanbaru sejak beberapa hari terakhir mulai diselimuti kabut asap dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kabupaten tetangga.
Berdasarkan data yang dirilis BMKG di laman bmkg.go.id, sejak pada Rabu 4 Oktober 2023 konsentrasi partikulat (PM2.5) di Pekanbaru berada di angka 57.40 ugram/m3 atau tidak sehat bagi kesehatan. (rp.muf/*)
Editor: Elfi Yandera
Tags : kabut asap, infeksi saluran pernafasan atas, balita dijankiti ispa, pekanbaru, News Kota,