Perkembangan kasus Covid-19 di Provinsi Riau terus melonjak bahkan sudah 'mengalahkan' DKI Jakarta, benarkan solusinya diperlukan peningkatan vaksinasi?.
PEKANBARU - Perkembangan penanganan kasus Covid-19 di Provinsi Riau terus diperbarui. Yang mana, hingga pada hari Jumat 6 Agustus 2021 ini terdapat penambahan 2.213 kasus terkonfirmasi COVID-19.
"Jumlah spesimen yang telah diperiksa hari ini berjumlah 7.730 sampel dan jumla orang yang diperiksa berjumlah 7.293 orang. Hasilnya diketahui ada 2.213 orang yang terkonfirmasi Covid-19," kata Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir di Pekanbaru, Jumat (6/8).
Kabar baiknya di Riau terdapat penambahan 1.113 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh. Namun, kabar dukanya terdapat penambahan 55 pasien yang dinyatakan meninggal dunia karena COVID-19. "Dengan demikian, total terkonfirmasi Covid-19 di Riau menjadi 105.125 kasus. Yang terdiri dari pasien isolasi mandiri 13.416 orang, rawat di RS 1.374 orang, sembuh 87.486 orang dan 2.849 meninggal dunia," kata Mimi seperti dirilis mediacenter.
Penambahan kasus covid-19 masih dikatagorikan terdapat jumlah yang membludak di Kota Pekanbaru, meniyaki ini Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru sudah menerima tambahan pasokan vaksin Covid-19 dari pemerintah pusat sebanyak 8.000 dosis. "Kita sudah dapat dosis tambahan dari pemerintah pusat," kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Arnaldo Eka Putra, Jumat (6/8).
Menurutnya, pasokan vaksin tambahan ini prioritas bagi penerima dosis vaksin kedua. Diskes langsung menyalurkannya ke RSD Madani dan seluruh Puskesmas. Pihaknya langsung menggesa pemberian suntik vaksin bagi masyarakat. Dosis vaksin yang datang sudah disalurkan ke seluruh fasilitas kesehatan. "Pasokan vaksin sudah datang, kita langsung distribusikan hari ini ke fasilitas kesehatan," ujarnya.
Jumlah pasokan vaksin belum mencukupi kebutuhan vaksin dosis kedua. Kebutuhan vaksin dosis kedua untuk saat ini mencapai seratus ribu lebih. Arnaldo tidak menampik banyak masyarakat yang tertunda menerima dosis vaksin kedua.
Sebelumnya peningkatan jumlah Covid-19 Riau yang masih tinggi itu dibantah Gubernur Riau [Gubri] Syamsuar diakibatkan varian Delta. Tingginya kasus positif harian baru di Provinsi Riau diduga telah masuknya mutasi varian Delta penyebab utamanya dibantah Gubri Syamsuar yang mengaku bahwa hal tersebut belum dibuktikan secara medis.
Sebab, kata Gubri, alat khusus untuk memeriksa sampel virus tidak dimiliki oleh Laboratorium Biomolekuler Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Riau sehingga sampel harus dikirim ke Jakarta. "Kalau ada pasien yang dinilai ada tanda-tanda varian Delta, itu hasil pemeriksaan swabnya kita kirim ke Jakarta. Makanya tidak semudah itu kita menetapkan varian Delta ada di Riau," kata dia, Jumat (6/8).
Mengenai tingginya kasus Covid-19 di Provinsi Riau beberapa pekan terakhir, disebut Gubri karena pemerintah juga melakukan peningkatan testing atau pemeriksaan sampel dari pasien yang diduga terjangkit virus Covid-19. "Itu (peningkatan testing) bagian dari upaya memutus mata rantai Covid-19. Sekarang testing kita ada 7.000 sampel [per hari], sehingga ketemulah pasien yang terkonfirmasi ini melalui swab PCR dan rapid antigen," jelasnya.
Rumah Sakit harus cepat tanggap dan gencarkan vaksinasi
Menyikapi masih tingginya kasus covid-19 ini, Wakil Ketua DPRD Riau, Agung Nugroho menyatakan Rumah Sakit harus cepat tanggap dan perlu dilakukan peningkatan vaksinasi. Rencananya dalam waktu dekat DPRD Riau akan memanggil Dinas Kesehatan Riau untuk membicarakan hal tersebut. Selain itu menurutnya, kendala yang dihadapi masyarakat positif Covid-19 adalah sulitnya mencari rumah sakit rujukan. "Banyak rumah sakit yang dirujuk sudah penuh kapasitas untuk merawat pasien," kata Agung Nugroho.
Rencananya dalam waktu dekat DPRD Riau akan memanggil Dinas Kesehatan Riau untuk membicarakan hal tersebut. "Kami minta jangan hanya umumkan data Covid-19 pagi dan sore. Tapi juga ada respons cepat terkait kondisi masyarakat," katanya.
Menurutnya banyak persoalan rumah sakit yang harus dibenahi. Termasuk persoalan layanan bila masyarakat membutuhkan aksi cepat tanggap dan layanan obat-obatan gratis. "Itu kan wewenangnya Dinkes. Tidak ada satu obat pun yang harus dibayar pasien. Terkait masalah itu Dinkes tak hanya nunggu bola, tapi jemput bola. Maka kita akan panggil Dinkes," ujarnya.
Namun berbeda disebutkan Abu Khoiri dari Komisi V DPRD Riau, menilai diperpanjangnya PPKM di Kota Pekanbaru hingga 9 Agustus, menurutnya, sebagian pihak menilai tak terlalu efektif. Karena perpanjangan tak dibarengi dengan peran pemerintah untuk membatasi mobilitas masyarakat yang beraktivitas dan memberikan bantuan. "Tidak efektif. Biaya semakin tinggi. Masyarakat berputar-putar mencari jalan alternatif untuk menghindari penyekatan," kata Abu Khoiri.
Menurutnya daripada memberlakukan kembali PPKM lebih baik pemerintah meningkatkan program vaksinasi agar imun tubuh kuat dan bantuan kepada masyarakat terdampak PPKM. Pada Kamis (5/8/2021) data dari Dinas Kesehatan Riau ada 860 kasus positif di Riau. "Sampai saat ini jaringan sosial atau bantuan bagi masyarakat kita yang terdampak tidak ada selama PPKM ini. Dan hanya sebatas melakukan penyekatan, penerapan prokes," ujarnya.
Kasus baru covid-19 capai 39.532
Hingga pada hari Jumat 6 Agustus 2021 ini Indonesia mencatatkan 39.532 kasus baru COVID-19 . Tercatat total pasien aktif kini ada sebanyak 507.375 orang. Penambahan terbanyak terjadi di Jawa Barat dengan total 4.580 kasus. Disusul oleh Jawa Timur dengan 4.490 kasus baru. Kemudian Nusa Tenggara Timur dengan penambahan 3.598 kasus baru.
Detail perkembangan virus Corona di Indonesia pada Jumat (6/8/2021) adalah sebagai berikut: Kasus positif bertambah 39.532 menjadi 3.607.863, Pasien sembuh bertambah 48.832 menjadi 2.996.478, Pasien meninggal bertambah 1.635 menjadi 104.010. Tercatat sebanyak 237.556 spesimen diperiksa hari ini di seluruh Indonesia, sedangkan jumlah suspek sebanyak 196.829. Seperti dirilis detikcom, sebaran 39.532 kasus baru COVID-19 di Indonesia sebagai berikut:
Tags : Kasus Baru Covid-19 Riau, Riau Kalahkan DKI Jakarta, Pemerintah Harus Tingkatkan Vaksinasi ,