Kasus baru covid-19 terus bermunculan membuat rasa kekhawatiran satuan tugas [Satgas] , ada kemungkinan orang yang isolasi mandiri di rumah dijemput paksa untuk dilakukan penanganan ditempat khusus.
PEKANBARU, RIAUPAGI.com - Gubernur Riau Syamsuar akan menyediakan lokasi untuk pasien positif Covid-19 yang mengalami gejala ringan. Karena selama ini, pasien tersebut sebagian besar menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. Syamsuar mengatakan, isolasi mandiri bagi pasien positif Covid-19 di rumah tidak efisien.
Syamsuar meminta, satuan tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 harus menentukan langkah cepat dalam mengatasi penyebaran virus tersebut, terutama mengurangi penularan wabah. "Karena melakukan isolasi mandiri di rumah itu, tidak maksimal pengawasannya dan penjagaannya," ujar Syamsuar, Selasa (15/9).
Saat ini, terdapat 655 pasien virus corona yang melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing. Itu akan dievaluasi oleh Pemprov Riau. Syamsuar meminta, pasien tersebut diisolasi pada tempat yang telah ditentukan agar lebih memudahkan dalam melakukan pengawasan.
Untuk itu, kata Syamsuar, penyediaan tempat atau lokasi khusus isolasi mandiri harus segera dituntaskan. Selain itu, tenaga medis juga harus ditambah agar lebih maksimal dalam menangani Covid-19. "Dalam hal ini, Dinas Kesehatan dan rumah sakit bekerja sama dengan IDI dan PMI untuk penambahan tim medis. Tim itu akan diberikan pelatihan untuk menangani pasien Covid-19," jelas Syamsuar.
Jika ruang isolasi mandiri kapasitasnya tidak mencukupi, Syamsuar mengatakan akan menyediakan lokasi alternatif tempat yang telah disediakan. Seperti memanfaatkan hotel untuk merawat pasien positif gejala ringan. "Saya ingin penanganan ini cepat dilakukan," pungkasnya.
Gubernur Riau (Gubri), Syamsuar meminta agar satuan tugas (satgas) Covid-19 di Provinsi Riau melakukan gerak cepat dalam menangani kasus Covid-19. Hal ini mengingat jumlah kasus terkonfirmasi Riau yang mengalami kenaikan signifikan. "Kalau melihat kondisi atau tren positif covid-19 di setiap harinya terus meningkat, bahkan sekarang telah mencapai 200 kasus lebih perhari. Sebab itu, tentunya diperlukan langkah cepat satgas untuk menindaklanjuti agar angka penularan di Riau dapat kembali menurun," ungkap Gubri, Selasa (15/9/2020).
Selain itu, dengan banyaknya penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 perhari, menyebabkan banyaknya pasien yang melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing. "Dan sebetulnya hal ini cukup riskan, makanya kita harus bisa secepatnya menyelesaikan persoalan alokasi isolasi mandiri bagi pasien positif covid -19 dengan gejala ringan ini, karena kalau tidak terkontrol, tidak akan selesai kasus ini," ucapnya tegas.
Terlebih, sambungnya, pengawasan serta pengawalan akan sulit jika pasien positif covid-19 melakukan isolasi mandiri di rumah, tim medis pun akan kewalahan jika harus mengunjungi rumah pasien satu persatu. "Selain itu, Gubri juga meminta Dinas Kesehatan untuk segera menetapkan lokasi yang layak untuk pasien isolasi mandiri ini, agar bisa pasien yang melakukan isolasi mandiri di rumah untuk dijemput lalu dirawat di isolasi mandiri yang telah disediakan pemerintah," jelas Gubri.
"Untuk dapat mengatasi masalah ini kita tidak boleh lengah, karena ini sangat penting, makanya dibutuhkan untuk gerak cepat menangani kasus Covid-19 ini, agar penyebarannya tidak bertambah parah dari yang sebelumnya," pungkasnya.
PHRI Riau respon jadikan hotel tempat isolasi mandiri
Sementara Ketua Persatuan Hotel Republik Indonesia (PHRI) Provinsi Riau Ir Nofrizal MM merespon keinginan Pemerintah Kota Pekanbaru terkait kesediaan pihak hotel untuk dijadikan tempat isolasi mandiri pasien positif corona. "Memang beberapa hari yang lalu, kita dari pihak hotel diundang oleh Pemerintah Kota Pekanbaru yang membicarakan tentang hotel untuk dijadikan tempat isolasi mandiri bagi pasien Covid-19. Hal ini terkait dibukanya jalur internasional penerbangan," ungkap Nofrizal.
Keinginan yang juga disuarakan oleh Pemrov Riau ini direspon dan didukung oleh PHRI Riau. "Kita selaku pihak pelaku usaha perhotelan (PHRI) Provinsi Riau mendukung keinginan pemerintah. Namun tentunya harus ada sosialisasi atau pemberitahuan secara resmi oleh pemerintahan melalui Diskes kepada pihak PHRI. Namun kita menilai tidak semua hotel mendapatkan informasi tentang Covid-19 apalagi hotel dijadikan tempat isolasi mandiri. Tapi saya kira pihak pelaku usaha hotel ada kemauan untuk menyambut baik keinginan pemerintah, karena tidak ada jalan lagi, apalagi rumah sakit sudah penuh, Rusunawa sedang disiapkan Pemerintah Kota Pekanbaru," ungkap Nofrizal.
Nofrizal juga menyarankan agar pemerintah harus mencari tempat strategis lainnya seperti asrama haji yang bisa digunakan sebagai tempat isolasi mandiri bagi pasien Covid-19. "Kalau ditanya risiko atau dampak terhadap hotel yang dijaidikan tempat isolasi mandiri, maka perlu ada penjelasan resmi dari pihak Diskes ataupun pemerintah. Karena tanpa ada kejelasan yang resmi dari pemerintah maka hal ini akan berdampak lain bagi pemilik hotel. Selagi ada penjelasan secara resmi dan penjelasan dampaknya bisa ditanggulangi, saya kira tidak ada masalah sepanjang itu bisa dipertanggungjawabkan secara medis," pungkas Nofrizal.
Pasien positif covid-19 Riau tembus 4.000 kasus
Sementara kasus covid-19 di Provinsi Riau hari ini Selasa (15/9/2020) bertambah 145 pasien, sehingga total terkonfirmasi positif Covid-19 di Riau totalnya menjadi 4.054 kasus. Bahkan tambahan kasus baru orang yang terkonfirmasi covid-19 juga didengar terjadi dilingkungan pegawai Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau sebanyak 8 orang. Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau, Mimi Yuliani Nazir membenarkan bahwa ada Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja di Diskes Riau yang terkonfirmasi Covid-19. "Iya benar, ada pegawai Dinas Kesehatan Riau yang terkonfirmasi Covid-19. Tetapi jumlah pegawai yang terkonfirmasi Covid-19 bukan delapan orang," ujarnya.
Dia belum menjelaskan jumlah orang [ASN] yang terkonfirmasi covid-19. "Akan kita coba cek dahulu. Soalnya saya tidak hafal datanya," sebutnya yang juga enggan menjawab apakah akan dilakukan Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah guna mengantisipasi terjadinya penularan virus yang lebih banyak lagi di lingkungan kantor.
Namun secarfa Nasional, Pemerintah juga telah melaporkan 3.507 kasus baru covid--19 yang terkonfirmasi pada hari Selasa (15/9/2020) ini dengan total kasus terkonfirmasi saat ini sudah mencapai 225.030 kasus, semenjak virus Corona mewabah di Indonesia. DKI Jakarta lagi-lagi menjadi provinsi dengan penambahan kasus paling tinggi sebanyak 1.076 kasus, disusul Jawa Timur sebanyak 378 kasus baru per 15 September. Berikut detail sebaran 3.507 kasus baru Corona di Indonesia pada Selasa (15/9/2020):
DKI Jakarta: 1.076 kasus, Jawa Timur: 378 kasus, Jawa Barat: 347 kasus, Sumatera Utara: 249 kasus, Jawa Tengah: 198 kasus, Riau: 145 kasus, Aceh: 140 kasus, Sumatera Barat: 128 kasus, Sumatera Selatan: 107 kasus, Kalimantan Selatan: 77 kasus, Bali: 68 kasus, Papua: 65 kasus, Banten: 62 kasus, Sulawesi Tenggara: 58 kasus, Kalimantan Tengah: 57 kasus, Kalimantan Timur: 51 kasus, Papua Barat: 51 kasus, Sumatera Selatan: 40 kasus, Nusa Tenggara Timur: 39 kasus, Lampung: 29 kasus, DI Yogyakarta: 26 kasus, Nusa Tenggara Barat: 20 kasus Maluku Utara: 16 kasus, Maluku: 16 kasus, Gorontalo: 16 kasus, Jambi: 10 kasus, Bengkulu: 9 kasus, Kepulauan Riau: 8 kasus, Sulawesi Utara: 6 kasus, Kalimantan Utara: 5 kasus, Kalimantan Barat: 4 kasus, Sulawesi Barat: 4 kasus, Bangka Belitung: 1 kasus, Sulawesi Tengah: 1 kasus (rp.san/*)
Tags : Gubernur Riau, Syamsuar, Satgas Gerak Cepat, Isolasi Mandiri, Kasus Baru Covid-19 ,