Kawanan gajah mendekati kawasan perkebunan warga, gajah-gajah liar yang berasal dari Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) memasuki wilayah jelajahnya.
PEKANBARU - Kawanan gajah terlihat mulai mendekati kawasan perkebunan warga, kemungkinan gajah-gajah liar itu berasal dari Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), namun pihak Kepala Bidang KSDA Wilayah I, Andri Hansen Siregar menyebut gajah-gajah liar itu memang memasuki wilayah jelajahnya.
Tapi kekhawatiran warga di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) terhadap gajah-gajah bukan tidak beralasan selain sudah memasuki kawasan perkebunan warga juga merusak tanaman. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menyatakan bahwa wilayah tersebut memang merupakan wilayah jelajah gajah. Namun, selama ini tidak pernah terjadi konflik antara gajah dan manusia di wilayah tersebut. "Itu memang wilayah jelajahnya. Mobilisasi gajah itu kan memang cukup tinggi, dan gajah ini memang sudah rutin di situ. Jadi memang perkebunan masyarakat ini merupakan HTR yang dulunya sama-sama dikelola dengan PT RAPP, dan saat ini warga menanam sawit di sana. Dan perlu diketahui sawit ini tanaman yang disukai oleh gajah," kata Andri Hansen Siregar pada wartawan, Kamis (18/3).
Menurutnya, sebenarnya hanya ada satu ekor gajah betina yang mendekat ke wilayah perkebunan warga tersebut. Gajah tersebut berasal dari kantong gajah di Tesso Selatan atau Tenggara. Namun, gajah tersebut sudah tua dan tidak ada menunjukkan sikap agresif terhadap kehadiran manusia. "Ada satu ekor gajah betina yang usianya sudah tua. Kita juga sudah mendekati gajah itu dan tidak ada tanda-tanda agresif. Kita juga sudah mengajak kepala desa di sana untuk memantau dan mendekat ke gajah itu," ujarnya.
Perkebunan sawit, kata dia yang dimasuki gajah itu masuk dalam kawasan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) dan memang merupakan jalur jelajah serta habitat gajah. "Status kawasan itu adalah hutan produksi, yang ditunjuk menjadi HTR, tetapi malah ditanami dengan sawit. Ada juga sebagian yang dilewati gajah masuk areal penggunaan lainnya (APL), namun sekitar itu pada umumnya status kawasannya adalah hutan produksi. Artinya, yang namanya itu kawasan hutan, kalau ada satwa liar di sana, itu memang tempatnya," jelasnya.
Pihaknya juga telah berulang kali melakukan sosialisasi kepada masyarakat di sekitar lokasi. "Kita sudah berulang kali melakukan sosialisasi di sana. Selama ini memang gajah rutin ke sana, dan kita tetap membantu masyarakat untuk menggiring. Dan masyarakat sudah paham itu". Tim dokter sudah melakukan pengecekan dan diperkirakan satu gajah betina tersebut sudah berusia sekitar 60 tahun dan sengaja memisahkan diri dari kawanannya. "Kita sudah mendekati dengan jarak 15 meter dan tidak ada menunjukkan tanda agresif. Pola makannya juga masih tetap normal, namun kondisinya memang sudah agak kurus karena sudah tua," sebutnya memastikan selama ini tidak ada konflik terjadi dengan gajah tersebut dan kerjasama dengan PT RAPP juga terus dilakukan termasuk pemantauan terhadap pergerakan gajah tersebut. (*)
Tags : Kawanan Gajah Dekati Perkebunan Warga, Kuansing, BBKSDA Riau,