Pemandangan yang sangat aneh terus terjadi pada kematian hewan ternak warga secara mendadak.
PEKANBARU - Kematian hewan kerbau milik warga meningkat diduga disebabkan penyakit ngorokatau septicaemia epizootuca (SE).
"Kematian mendadak hewan ternak kerbau milik warga semakin menghebohkan."
"Untuk mencegah hewan ternak terserang penyakit ini harus divaksinasi," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Riau, dr Faralinda Sari dirilis media center.riau.go.id, Senin (26/9).
"Vaksinasi Itu yang perlu, tapi sayangnya peternak kita kesadaran untuk vaksinasi hewan ternaknya masih rendah. Mungkin karena selama ini belum pernah terjadi kasus seperti ini," ujar Faralinda.
Di Kabupaten Kampar hewan ternak (Kerbau) milik warga semakin hari tambah menyakitkan, pemadangan kematian mendadakterus terjadi. Diduga kematian kerbau milik warga akibat penyakit ngorok atau septicaemia epizootuca (SE).
Tetapi pihak Disnakeswan menilai kesadaran peternak untuk vaksinasi hewan ternaknya masih rendah.
"Padahal, vaksinasi satu-satunya cara untuk mencegah hewan ternak terserang penyakit. Seperti disaat merebaknya virus penyakit mulut dan kuku (PMK) serta penyakit ngorok," terangnya.
Faralinda mengimbau agar para peternak mau melakukan vaksinasi hewan ternaknya. Sebab jika hal itu tidak juga dilakukan, resiko kematian hewan sangat tinggi.
"Risiko kematian hewan ternaknya bisa 90 persen kalau terserang SE atau penyakit ngorok. Makanya kami imbau untuk melakukan pencegahan dengan vaksinasi," jelasnya.
Saat ini, stok vaksin hewan ternak untuk menangani penyakit ngorok ini memang habis. Namun, Disnakeswan menyatakan siap untuk membantu pengadaan vaksin tersebut. "Stok vaksin saat ini habis, tapi bisa kita upayakan ke pusat," sebutnya. (*)
Tags : Kematian Hewan Kerbau, Riau, Penyakit Ngorok Hewan Kerbau,