Headline Nusantara   2021/04/26 21:0 WIB

Masa Pandemi Sektor Pertanian Mampu Mempertahankan 'Pertumbuhan Ekonomi Positif', Kata FAO

Masa Pandemi Sektor Pertanian Mampu Mempertahankan 'Pertumbuhan Ekonomi Positif', Kata FAO

JAKARTA Kepala Perwakilan Food and Agriculture Organization (FAO) di Indonesia, Richard Trenchard menyampaikan saat masa sulit seperti pandemi sekarang ini, sektor pertanian Indonesia telah memberikan kontribusi dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi positif. Hal tersebut merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa dan patut dihargai. 

Selama pandemi, peran sektor pertanian di Indonesia cukup signifikan. Pasalnya, sektor pertanian berhasil meningkatkan pertumbuhan PDB sektor pertanian sekitar 2,19% dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year). "Pertanian Indonesia dapat terus bergerak maju karena kolaborasi dan kebersamaan dari seluruh stakeholder untuk mendukung ketahanan pangan," ujarnya.

Pertanian Indonesia menurutnya luar biasa, ia bisa melihat betapa banyak orang yang bekerja, jutaan perempuan dan laki-laki. Petani didukung oleh pemerintah, baik di tingkat nasional, propinsi, kabupaten. Richard juga melihat peran serta perguruan tinggi, organisasi masyarakat, dan juga sektor swasta yang terus mendorong pertumbuhan pertanian di negara ini,” katanya.

Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengapresiasi perhatian dan kontribusi yang diberikan oleh FAO bagi pembangunan pertanian Indonesia. “Kami mengapresiasi support yang telah diberikan, lebih dari 650 proyek dan program kerja sama, dan dukungan lebih dari 1600 tenaga ahli dan konsultan internasional dan nasional sangat membantu untuk pembangunan pertanian Indonesia” kata Mentan.

Di depan Richard Trebchard, Mentan SYL menyampaikan jurus-jurus bagaimana ketangguhan pertanian mampu menjadi tulang punggung saat pandemi Covid-19 melalui 5 Cara Bertindak (CB) sebagai bentuk kebijakan dalam menjaga ketahanan pangan untuk meningkatkan produksi yang berdaya saing dengan dukungan penyediaan sarana prasarana melalui teknologi melalui. 

Mentan mengungkapkan keoptimisannya dengan 5 CB yang memiliki kesamaan dengan 5 jalur aksi yang dikembangkan PBB untuk Food System Summit. “Kami senang saat mendapati bahwa 5 CB yang kami upayakan ternyata sejalan dengan Lima Jalur Aksi (5 Action Tracks) yang dikembangkan oleh PBB untuk Food System Summit.” ungkap Mentan Syahrul. “Untuk menjaga ketersediaan pangan bagi seluruh masyarakat Indonesia, Kami mengembangkan beberapa kebijakan diantaranya; meningkatkan kapasitas produksi, mengembangkan diversifikasi pangan lokal, memperkuat cadangan pangan dan sistem logistik, mengembangkan pertanian modern melalui serta meningkatkan ekspor komoditas pertanian.” kata Mentan yang sebelumnya mengikuti pertemuan tingkat para menteri Asia Timur dan Wilayah Pasifik yang dilaksanakan secara virtual, dirilis Republika.co.id, Jum’at (23/04)

Dukungan FAO menurut Richard yang selama ini dilakukan yaitu dukungan penguatan sistem pangan dan pertanian keluarga yang dilakukan dengan Badan Ketahanan Pangan, penguatan aspek kesehatan hewan dan sektor peternakan melalui Ditjen Peternakan dan kesehatan Hewan, juga percepatan digitalisasi sektor pertanian melalui kerja sama e-Agriculture seperti yang dikembangkan bersama Pusdatin dan Badan Litbang Pertanian.

Targetkan cetak 2,5 juta ha

Sebelumnya Kementan RI telah memaparkan komitmen pembangunan pertanian, khususnya petani milenial di hadapan delegasi internasional. Paparan itu disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi dalam Webinar "Empower Youth4Food Campaign Launch", Kamis 22 April 2021.

Peluncuran itu dilakukan serentak dari Indonesia, Bangladesh, Filipina, Belanda, Singapura, Vietnam, Malaysia dan Kamboja. Dalam paparannya, Dedi Nursyamsi menjelaskan jika Pemerintah Indonesia melalui Kementan menargetkan  mencetak 2,5 juta petani milenial hingga 2024, sebagaimana ditegaskan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL). "Kami menargetkan untuk mencetak 2,5 juta petani milenial hingga tahun 2024. Ada beberapa strategi yang kami terapkan untuk mencapai target tersebut," papar Dedi Nursyamsi, Kamis.

Pertama, melalui pendidikan vokasi dan kejuruan mulai dari tingkat menengah hingga pendidikan atas. Strategi itu efektif untuk menghasilkan tenaga-tenaga muda andal di masing-masing sektor, khususnya pertanian. "Pendidikan vokasi ini sudah kami dirikan di beberapa daerah. Ada sepuluh sekolah dan politeknik pertanian di Indonesia. di antaranya di Medan, Bogor, Serpong, Yogyakarta, Malang, Kupang, Manokwari dan lainnya," tutur Dedi.

Strategi kedua adanya menciptakan pertanian yang mandiri, modern dan maju sebagaimana tagline yang dicanangkan oleh Mentan SYL. Hal itu dilakukan sebagai bentuk adaptasi sistem pertanian dengan teknologi 4.0. "Pertanian harus masuk ke dalam era industri 4.0. Di mana cirinya adalah mengedepankan modernitas dan teknologi digital," ujar Dedi. Strategi berikutnya adalah memperkuat pendataan dari pusat hingga unit paling kecil di desa-desa seluruh Indonesia. caranya adalah melalui Komando Strategis Pembangunan Pertanian Indonesia (Kostratani). "Program petani milenial menekankan pada pembangunan SDM pertanian. Kostratani ini menyiapkan data dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten, provinsi hingga nasional. Melalui sistem digitalisasi, sistem pertanian Indonesia dapat dikontrol dengan baik mulai dari pola, treatmen, panen hingga pasca-panen. Dari hulu hingga hilir,” tutur Dedi.

Berikutnya, Dedi melanjutkan, Kementan juga memiliki program magang ke luar negeri. Salah satunya adalah ke Negeri Jepang dan beberapa negara lainnya. "Dari sekitar seribu petani yang kami kirim magang setiap tahunnya. Petani-petani milenial yang pulang dari magang langsung difasilitasi untuk mengimplementasikan ilmu yang didapat sembari transfer knowledge kepada daerahnya masing-masing," urai Dedi.

Sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) bahwa petani milenial merupakan tumpuan harapan pertanian Indonesia di masa mendatang. "Petani milenial saat ini banyak meraup hasil dan keuntungan yang melimpah dari hasil bertani. Kuncinya adalah mereka mengunakan akses market internasional dan komunitas pertanian untuk memasarkan hasil pertanian di dalam negeri dan luar negeri," papar Mentan. (*)

Tags : kementan, fao, petani milenial, menteri pertanian,