JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mendorong kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) untuk memanfaatkan momentum meningkatnya harga minyak mentah dunia saat ini.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi Suryodipuro mengatakan, momentum lonjakan harga minyak kali ini bakal direspons KKKS untuk mempercepat kegiatan yang sudah masuk dalam rencana kerja tahun berjalan.
Selain itu, kata Hudi, KKKS bakal berupaya untuk meningkatkan identifikasi potensi tambahan kegiatan workover dan stimulation yang dapat meningkatkan produksi.
“Karena dengan harga yang lebih tinggi menjadi lebih ekonomis,” kata Hudi saat dihubungi, Jumat (19/4/2024).
Di sisi lain, Hudi mengatakan, pelaksanaan proyek yang tepat jadwal sepanjang tahun ini juga diharapkan dapat mendongrak penerimaan negara dari sektor hulu migas di tengah tren penguatan harga minyak mentah dunia.
“Tentunya SKK Migas akan fokus agar rencana kegiatan 2024 dapat terlaksana sesuai jadwal sehingga momentum harga minyak tinggi dapat menjadi tambahan penerimaan pemerintah,” tuturnya.
Berdasarkan data Bloomberg pada Jumat (19/4/2024), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Maret 2024 menguat 3,60% atau 2,98 poin menjadi US$85,71 per barel pada pukul 09.30 WIB.
Sementara itu, harga minyak Brent kontrak Juni 2024 menguat 3,44% atau 3 poin ke US$90,11 per barel pada pukul 09.29 WIB.
Diketahui bahwa harga minyak mentah sepanjang tahun ini lebih tinggi. Kenaikan terjadi didorong oleh konflik Timur Tengah yang memburuk dan pemangkasan pasokan dari OPEC+.
Di sisi lain, pemerintah tengah menjajaki potensi impor minyak mentah alternatif untuk mengantisipasi risiko terganggunya pasokan hingga pelayaran akibat eskalasi konflik Iran-Israel pekan ini.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, kementeriannya telah memetakan sejumlah kawasan yang relatif tidak tergantung pada pasokan minyak dan garis pelayaran Timur Tengah.
“Kalau kita lihat petanya kita bisa dari beberapa Afrika, kemudian juga dari Amerika Latin, tapi Venezuela disetrap [diembargo AS],” kata Arifin di Kantor Ditjen Migas, Jakarta, Jumat (19/4/2024).
Ihwal potensi dari Amerika Latin itu, Arifin memerinci, penjajakan lebih lanjut pembelian minyak mentah bisa ditarik dari Guyana. Sementara itu, impor minyak dari Mozambik dapat menjadi alternatif untuk kawasan di Afrika.
Kementerian ESDM memproyeksikan subsidi dan kompensasi BBM serta LPG 3 kilogram (kg) bakal makin melebar dari asumsi APBN 2024 akibat konflik Iran vs Israel.
Lewat simulasi yang disusun Kementerian ESDM dan PT Pertamina (Persero), apabila harga Indonesian Crude Price (ICP) parkir di level US$100 per barel dengan kurs Rp15.900 maka anggaran subsidi dan kompensasi BBM serta LPG 3 kg bakal melebar ke Rp356,14 triliun dari pagu yang disiapkan dalam APBN tahun ini.
Perinciannya, subsidi BBM dan kompensasi BBM naik ke level Rp249,86 triliun dari asumsi APBN 2024 di level Rp160,91 triliun. Sementara itu, subsidi LPG 3 kg naik menjadi Rp106,28 triliun dari asumsi APBN 2024 sebesar Rp83,27 triliun.
Seperti diketahui, sensitivitas asumsi dasar ekonomi makro (ADEM) APBN mengikuti pola setiap kenaikan ICP US$1 per barel bakal berdampak pada kenaikan PNBP Rp1,8 triliun, kenaikan subsidi energi Rp1,7 triliun dan kompensasi energi mencapai Rp5,3 triliun.
Sementara, setiap kenaikan kurs rupiah Rp100 per dolar AS bakal berdampak pada PNBP sebesar Rp1,8 triliun, kenaikan subsidi energi Rp1,19 triliun dan kompensasi energi Rp3,89 triliun, seperti yang dilansir dari bisnis.(*)
Tags : SKK Migas Dorong KKKS Bisa Manfaatkan Momentum Lonjakan Harga Minyak Mentah Dunia,