HENDRA DERMAWAN, salah seorang pengrajin limbah sawit lidi mendapat dorongan dari Bank Republik Indonesia [BRI] yang meningkatkan portofolio pembiayaan untuk segmen Usaha mikro kecil menengah [UMKM].
"UMKM olah limbah lidi sawit jadi produk kreatif."
“Saya mendirikan Rumah Tamadun berarti Rumah Peradaban. Selain untuk menyelamatkan lingkungan dari limbah, juga memberi inovasi bagi masyarakat Rohil untuk melihat peluang bisnis baru,” sebut Hendra Dermawan seorang pemuda dari Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), pada media, Jumat (22/3).
Limbah padat seperti pelepah kelapa sawit juga bernilai ekonomis tinggi.
Pelepah sawit ini memang sering dibuang begitu saja, bahkan dibakar sehingga bisa menimbulkan polusi udara.
Namun Hendra Dermawan melihat peluang dari limbah tersebut. Ia memutuskan mendirikan Rumah Tamadun pada tahun 2017, sebuah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang sukses mengubah limbah lidi sawit menjadi produk bernilai tinggi.
Limbah lidi produk kerajinan bercorak Melayu bisa disulap menjadi berbagai macam produk.
Lidi sawit yang itu dijalin menjadi seperti piring, hiasan, tas sandang, bakul, mangkok nasi, kotak tisu, dan banyak lagi.
Hendra dibantu warga sekitar terutama ibu-ibu untuk memanfaatkan limbah pelepah kelapa sawit. Misalnya untuk membuat satu piring, setidaknya membutuhkan dua sampai tiga pelepah atau lebih kurang 100 batang lidi.
Selain produk yang ramah lingkungan, Rumah Tamadun juga membantu perekonomian masyarakat sekitar.
Harga produk kerajinan lidi sawit bervariasi. Seperti tas dengan berbagai model bisa dibeli mulai Rp 150 ribu–300 ribu, untuk piring lidi sawit mulai dari Rp 7 ribu–35 ribu dan kotak tissue mulai dari Rp 50 ribu –100 ribu.
Selain kerajinan berbahan lidi sawit, Rumah Tamadun juga menjual kerajinan tanjak Melayu dan kain songket.
Baginya tidak ada kesuksesan yang instan. Seperti dirinya yang terus belajar dan tak lelah memperkenalkan produk berkualitas.
Berkat ketekunan dan kesabaran, ia berhasil memperkenalkan Rumah Tamadun ke panggung Internasional.
Rumah Tamadun yang terletak di Jalan Merdeka Bagansiapiapi ini sudah meraih pengakuan internasional dengan memperoleh sertifikasi kompetensi dan perlindungan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).
Hendra juga menjalankan strategi pemasaran secara online, sehingga penjualan melonjak pesat.
Berkat prestasi dan penghargaan yang diraih, protensi Rumah Tamadun ini dilirik Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Sampai akhirnya pada produk dari rumah kreatif ini diikutkan sertakan pada UMKM Export BRILian Preneur tahun 2019.
“Saya sudah menjadi nasabah BRI sejak 2018. Kemudian pada tahun 2019 saya terpilih untuk mewakili produk lokal Riau ikut pada ajang BRILian Preneur 2019 di Jakarta,” sebut Hendra.
"Alhamdulillah, support terus diberikan dan sekitar tahun 2021 saya mendapat dukungan finansial dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI senilai Rp130 juta," sambungnya.
Dana tersebut dipakai untuk melakukan renovasi tempat usaha dan membuat galeri yang lebih bagus dari sebelumnya. Ia juga menambah mesin produksi dan bahan baku.
Kini Rumah Tamadun terus berkembang dengan menambah unit bisnis baru. Ada Tamadun Cafe, studio, Dejavu Drinks, workshop, dan jahit.
“Dulu awal-awal Rumah Tamadun ada tiga karyawan dan 20 pengrajin. Alhamdulillah sekarang dengan penambahan unit baru sudah 12 orang karyawan dan 40 pengrajin,” ujar Pemenang Adikriya I Provinsi Riau 2019.
Bank Republik Indonesia [BRI] juga meningkatkan portofolio pembiayaan untuk segmen UMKM. Upaya ini dilakukan sebagai cara memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
“Fokus BRI ke UMKM tidak perlu dipertanyakan lagi. Karena secara bisnis portofolio kami, di Riau khususnya itu 90 persen penyaluran kredit kita di sektor UMKM,” kata Regional CEO Office BRI Pekanbaru, Kicky Andre Davetra usai launching program SERAMBI 2024 di Pekanbaru belum lama ini.
"Semua produk layanan kami bisa dinikmati di unit kerja BRI yang tersebar di 12 kabupaten dan kota di Riau," ujarnya.
Kicky menambahkan pihaknya terus mendorong realisasi KUR selain menambah debitur baru, juga bisa membuat UMKM naik kelas. Artinya UMKM yang sudah menikmati KUR tiga atau empat kali, bisa kemudian meningkatkan kelas masuk kredit Kupedes yang memiliki plafon sampai dengan Rp 250 juta.
“Alhamdulillah dari BRI Kanwil Pekanbaru untuk pemasaran kredit hingga Februari 2024 kami tumbuh 16 persen secara year on year. Ini membuktikan perekonomian di Riau ini sedang bertumbuh. Karena dari sisi penyaluran kredit bisa tumbuh double digit, kita harapkan juga pertumbuhan kualitas lebih baik,” sebutnya.
Apalagi UMKM punya dampak ke masyarakat sekitar cukup besar. UMKM bisa mengurangi pengangguran dan meningkatkan pendapatan. Menjadi sentral perputaran ekonomidi mana ada arus barang dan uang di tengah UMKM tersebut.
“Semakin tumbuh UMKM di Pekanbaru akan mendorong perekonomian lebih baik lagi. Jadi bagi masyarakat yang punya bisnis untuk dijaga track record dengan baik. Sehingga membuka jalan untuk hubungan bisnis dengan perbankan khususnya BRI untuk periode dalam jangka panjang,” tutupnya. (*)
Tags : limbah sawit lidi, limbah lidi jadi produk kreatif, KUR BRI Dorong UMKM, limbah lidi sawit bernilai jual tinggi,