
SEBAGAI negara pecahan Uni Soviet, Rusia menganut paham komunis yang sering kali menentang keberadaan Islam. Namun, jumlah umat Muslim di Negara Beruang Merah itu sebenarnya jauh lebih banyak dari yang dibayangkan.
Tercatat ada sekitar 25 juta Muslim atau sekitar 17% dari total penduduk Rusia.
Pemerintah Rusia sendiri bahkan mengakui Islam adalah agama yang sudah ada sejak dahulu, bukan berasal dari imigran di luar Eropa.
Lalu, bagaimana Islam bisa masuk ke Rusia?
Diketahui, Islam sudah memasuki tanah Rusia sejak awal masa Hijriah. Dakwah tersebut dipelopori oleh Ahmad bin Fadhlan, salah seorang utusan dari Daulah Abassiyah.
Penduduk Muslim pertama terdapat di wilayah Dagestani, tepatnya di kota Derbent. Letak kota Derbent berada di selatan Rusia, kawasan Kaukasus Utara.
Kota itu diperkirakan telah ada sejak abad ke-8 dan menjadi kota tertua di Rusia.
Di Kota Derbent, ditemukan 40 makam sahabat Nabi Muhammad SAW.
Islam di Rusia berkembang pada penaklukan Volga Tengah pada abad ke-16, yang kemudian membawa orang Tatar dan Turk di kawasan tersebut ke wilayah Rusia.
Pada abad ke-18 dan ke-19, penaklukan Rusia di Kaukasus Utara juga menambah daftar panjang penyebaran Muslim. Umat Muslim dari Dagestan, Chechen, Circassia, Ingush, dan lain-lain menyebar ke daerah dan pelosok Rusia.
Pada 922 M, Kerajaan Bulgaria di Volga, juga mengakui Islam sebagai agama resmi. Pada saat itu, pemerintahan mereka dipimpin oleh Almysh.
Mayoritas Muslim di Rusia menganut ajaran Islam Sunni, yakni mereka yang menjalani sunah Nabi Muhammad dengan penekanan pada peneladanan kehidupan Muhammad.
Al Quran pertama di negara itu terbit di Kazan, Rusia pada 1801.
Sempat terjadi peristiwa di mana banyak masyarakat Rusia yang telah memeluk Islam, berpindah ke Nasrani.
Hal ini karena pemimpin Rusia pada saat itu menentang larangan meminum khamr yang diajarkan Islam.
Padahal khamr sendiri sudah menjadi bagian dari budaya Rusia.
Adapun pada 1917, Vladimir Lenin pemimpin revolusi Komunis, melakukan diskriminasi terhadap umat Islam. Pendiskriminasian itu baru berakhir pada 1950, ketika Uni Soviet hancur.
Setelah negara tersebut berganti nama menjadi Rusia, barulah umat Muslim mendapat hak dan kewarganegaraan mereka.
Diperkirakan, saat ini sudah ada 9.000 masjid yang dibangun di Rusia, dan bisa terus bertambah jumlahnya.
Tidak ada indikasi bahwa Rusia sedang mengalami "Islamisasi" dalam arti perubahan agama mayoritas.
Meskipun Islam adalah agama terbesar kedua di Rusia dan memiliki populasi yang signifikan, Rusia secara historis merupakan negara dengan mayoritas Kristen Ortodoks.
Ada pertumbuhan komunitas Muslim, tetapi hal ini tidak berarti bahwa Rusia sedang mengalami "Islamisasi".
Islam dianut oleh sekitar 10-15% dari populasi Rusia, menjadikannya agama terbesar kedua setelah Kristen Ortodoks.
Populasi Muslim di Rusia tumbuh, sebagian karena tingkat kelahiran yang lebih tinggi di kalangan komunitas Muslim.
Meskipun ada pertumbuhan komunitas Muslim, tidak ada indikasi bahwa Rusia akan menjadi negara dengan mayoritas Muslim.
Rusia memiliki sejarah panjang keragaman agama dan secara resmi menjamin kebebasan beragama.
Islam telah ada di wilayah Rusia selama berabad-abad, terutama di wilayah Kaukasus Utara dan Volga Tengah.
Pemerintah Rusia telah mendukung pembangunan masjid, madrasah, dan pusat keislaman lainnya.
Jadi, meskipun ada pertumbuhan komunitas Muslim dan Islam memiliki sejarah panjang di Rusia, tidak ada indikasi bahwa Rusia sedang mengalami "Islamisasi" dalam arti perubahan agama mayoritas.
Puluhan makam sahabat Rasulullah SAW jasadnya masih utuh
Terakhir yang menghebohkan negara beruang es itu terdapat puluhan makam sahabat Rasulullah SAW di Rusia yang jasadnya masih utuh dan wangi.
Masyarakat muslim Dagestani , Rusia, meyakini Islam telah masuk ke negerinya pada era Khalifah Umar bin Khattab.
Makam 40 Sahabat Rasulullah atau Kyrkhlyar adalah salah satu buktinya. Makam ini diyakini sudah ada sejak tahun 642-643 M.
Sahabat Nabi atau aṣḥāb al-nabī adalah orang-orang yang mengenal dan melihat langsung Nabi Muhammad SAW , membantu perjuangannya dan meninggal dalam keadaan Muslim.
Jumlah mereka amatlah banyak. Jika merujuk pada jumlah sahabat Nabi yang tercatat dalam berbagai buku biografi karangan ulama yang membahas mereka, seperti kitab Thabaqat Al-Kabir karya Ibnu Sa'ad, kitab Al-Isti'ab karya Ibnu Abdil Barr dan Mu'jam as-Shahabah karya Ibnu Qani', maka terdapat sekitar 2700-an sahabat laki laki dan 380-an sahabat perempuan.
Sedangkan Imam Al-Qasthalani dalam kitab Al-Mawahib menyatakan bahwa jumlah sahabat Nabi ketika peristiwa Fathu Makkah adalah sekitar 7.000 orang, lalu dalam peristiwa Perang Tabuk bertambah menjadi 70.000, dan terakhir pada peristiwa Haji Wada' jumlahnya mencapai sekitar 124.000 orang.
Nah, pada suatu hari, tepatnya pada tahun 640 M, Khalifah Umar bin Khattab memerintahkan Komandan Suraqah bin Amr untuk pergi ke Bab al-Abwab (Derbent).
Mengikuti perintah sang khalifah, detasemen Abd ar-Rahman bin Rabiah, yang merupakan bagian dari unit Suraqah bin Amr, mendekati Derbent pada tahun 642-643.
Di Derbent, pasukan Arab menghadapi orang-orang Khazar yang merebut Derbent pada tahun 630-an.
Orang-orang Khazar adalah bangsa nomaden, sekutu penting Kekaisaran Byzantium dalam menghadapi Kekaisaran Sassania, kekaisaran Persia pra-Islam terakhir.
Kala itu pasukan Khazar memiliki lebih dari 30 ribu tentara, sementara pasukan Muslim hanya berjumlah 4000 tentara dengan 40 sahabat nabi atau Ashab memimpin di baris depan.
Menurut sejarawan Persia seperti ath-Thabari, kedua belah pihak dalam pertempuran menggunakan ketapel satu sama lain.
Pertempuran itu berlangsung selama enam hari dan menewaskan 20 ribu kafir Khazar dan 40 orang prajurit Muslim.
Setelah syahidnya para Ashab, termasuk Abd ar-Rahman bin Rabiah dan saudaranya, Salman ibn Rabiah, terjadi keajaiban besar.
Untuk lebih mempermalukan musuh, bangsa Khazar melarang penguburan tubuh keempat puluh jasad Ashab itu. Tak lama, bencana dan penyakit melanda seluruh daratan Khazar.
Para tetua kemudian mengatakan bahwa wabah dan bencana tak akan usai sampai mereka menguburkan jasad para Ashab dengan hormat dan layaknya para pejuang.
Akhirnya, orang-orang Khazar menghampiri lokasi jasad 40 Ashab, tetapi kemudian terkejut karena tubuh mereka tak membusuk, justru mengeluarkan aroma mawar yang harum.
Alhasil, orang-orang Khazar yang melihat peristiwa ini memutuskan memeluk Islam. Dengan demikian, sekalipun kalah, agama Allah berhasil ditegakkan.
Makam 40 sahabat Rasulullah atau Kyrkhlyar itu sampai kini menjadi tempat yang disucikan.
Menurut Russia Beyond, permakaman ini termasuk dalam daftar situs yang dilindungi negara.
Makam ini tak hanya dihormati sebagai tempat suci umat Islam di Derbent, juga di seluruh wilayah Kaukasus Utara.
Banyak muslim secara khusus datang ke sini untuk berziarah.
40 Orang Suci Kisah di era Khalifah Umar bin Khattab tersebut masih ada yang meragukan kesahihannya.
Seorang peneliti menyebut Kyrkhlyar bukan makam sahabat nabi, melainkan makam prajurit Muslim di era Dinasti Seljuk pada tahun 1071.
Mereka adalah para pemimpin detasemen Ghazi.
Cendekiawan Moldavia Dimitrie Cantemir, yang pada awal abad ke-18 mempelajari barang-barang antik Derbent secara menyeluruh, mencatat legenda pertalian asal-usul pekuburan ini dengan Oghuz Turk, sebuah bangsa Turk barat. Legenda ini juga dikutip oleh Adam Olearius.
Ilmuwan Jerman itu melaporkan bahwa “40 pangeran, orang-orang suci” dikubur di permakaman, yang “dipimpin oleh seorang raja bernama Kassan, yang berasal dari bangsa Okus (maksudnya Oghuz -red.)”.
AK Alikberov, penulis buku "Kenangan Sejarah dan Identitas Rusia di Kaukasus Utara", mendukung pendapat ini dan menafsirkan permakaman Kyrkhlyar sebagai pekuburan “para pemimpin detasemen Ghazi, yang disebut sultan semasa Dinasti Seljuk sebagai bentuk penghormatan”.
Maknanya, secara historis hanya mungkin terjadi pada sepertiga terakhir abad ke-11 di bawah kepemimpinan gubernur-gubernur Seljuk, Yagma dan Sau-Tegine, ketika Derbent menjadi pos terdepan Kesultanan Seljuk di wilayah Kaukasus.
MS Gadzhiev, seorang doktor ilmu sejarah dan pengarang buku Kota Kuno Dagestan: Pengalaman Analisis Historis-Topografi dan Sosial-Ekonomi, menulis bahwa epigrafi (tulisan kuno) yang ditemukan pada sarkofagus serupa berfungsi sebagai referensi penanggalan tambahan untuk menentukan waktu kemunculan Kyrkhlyar.
Berdasarkan hasil penelitian, semuanya dibuat dengan gaya yang sama: kaligrafi Kufi dengan ornamen “berbunga” yang terlihat dengan jelas. Ini semua merupakan ciri khas zaman Seljuk.
Nisan paling awal dengan bentuk semacam ini, biasanya berasal dari abad XI—XII, berdasarkan kalender 469 Hijriyah (tahun 1076—1077 Masehi), ditemukan pada nisan di sektor selatan tanah pemakaman Derbent.
Kyrkhlyar merupakan makam para pemimpin pasukan “pejuang akidah” atau Ghazi yang diberi gelar sultan semasa Kesultanan Turki Seljuk, bukan makam sahabat-sahabat Rasulullah.
Tetapi apapun alasannya, Rusia sangat ramah pada umat Muslim sejak negaranya dipimpinan Presiden Vladimir Putin.
Rusia mungkin bukan negara berpenduduk mayoritas Islam. Kendati begitu, Rusia selama ini dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki hubungan ramah dengan para penganut Muslim.
Kondisi tersebut bisa ditelusuri sejak beberapa waktu ke belakang, terutama setelah Vladimir Putin menjadi Presiden Rusia.
Lalu, apa alasan negara berpenduduk mayoritas Kristen Ortodoks ini sangat ramah terhadap Muslim?
Alasan Rusia Sangat Ramah Terhadap Umat Muslim:
1. Rusa Punya Populasi Muslim Besar Rusia memiliki populasi Muslim yang besar meski bukan mayoritas. Pada 2018, perkiraan Mufti Ravil Gaynutdin selaku ketua Dewan Agama Muslim Federasi Rusia menyebut terdapat 25 juta Muslim atau sekitar 18 persen dari populasi.
Angka tersebut menjadikan Rusia sebagai salah satu negara dengan populasi Muslim terbesar di Eropa. Persebarannya pun beragam dengan sebagian mendiami kota-kota seperti Moskow, St Petersburg hingga Kazan.
Adapun pertumbuhan umat Muslim di Rusia disebabkan beberapa faktor. Di antaranya terkait tingginya tingkat kelahiran di antara keluarga muslim hingga meningkatnya kedatangan orang-orang dari Asia Tengah.
2. Berperan dalam Sejarah Rusia Umat Muslim di Rusia dianggap memiliki peran penting dalam sejarah. Hal tersebut sudah beberapa kali ditekankan Presiden Vladimir Putin dalam berbagai forum berbeda.
Mengutip Al Estiklal, pada 2013 Putin pernah menyebut umat Islam di negaranya menjadi bagian integral dari sejarah Rusia.
Dia juga berjanji tak akan membiarkan persahabatan antara kelompok etnis Rusia dirusak oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Melihat ke belakang, Putin memang memiliki pendekatan berbeda terhadap umat Islam jika dibandingkan dengan pemimpin-pemimpin Rusia sebelumnya. Hal tersebut kemudian menjadikan negaranya dikenal sangat ramah terhadap umat Muslim.
3. Hubungan Diplomatik dengan Negara-Negara Muslim Pada tujuannya menjaga pengaruh, Rusia juga menjalin hubungan baik dengan banyak negara Muslim di dunia. Sebut saja seperti Iran, Arab Saudi, Turki, dan negara-negara di Asia Tengah.
Pada aktivitasnya, mereka sering terlibat dalam kerja sama ekonomi, energi, dan pertahanan dengan negara-negara Islam. Selain itu, Rusia juga diketahui menjadi anggota pengamat Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
4. Dukungan Terhadap Infrastruktur dan Tradisi Islam Pemerintah Rusia di era Vladimir Putin juga mendukung pembangunan infrastruktur Islam. Misalnya masjid, madrasah, dan pusat keislaman lainnya. Sementara soal tradisi, pemerintah di sana juga cukup terbuka untuk perayaan hari raya Islam seperti Idul Fitri dan Idul Adha.
5. Bagian Strategi Geopolitik Rusia senantiasa ingin memperkuat pengaruhnya di dunia Islam guna menandingi pengaruh Barat. Terlebih, saat ini Amerika Serikat juga sudah mulai membuka hubungan mesra dengan negara seperti Arab Saudi dan sejumlah tetangganya di Timur Tengah. Menjaga hubungan baik dengan Muslim dianggap Rusia mampu memperkuat aliansi strategis dan ekonomi. Maka dari itu, tak heran apabila mereka sangat ramah terhadap umat Muslim, baik dalam negeri dan dunia Islam internasional. Itulah beberapa alasan Rusia sangat ramah terhadap umat Muslim. (*)
Tags : muslim, Rusia, islam, umar bin khatab, nabi muhamad, muslim, muslim-eropa, penduduk, muslim-rusia, agama-islam, Rusia, Penyebaran Islam, Islam,