Seni Budaya   2025/08/20 10:37 WIB

Lemari Besi Berwarna Hitam di Istana Siak jadi Misterius, 'karena Memiliki Sejarah dan Mitos yang tak Pernah Bisa Dibuka'

Lemari Besi Berwarna Hitam di Istana Siak jadi Misterius, 'karena Memiliki Sejarah dan Mitos yang tak Pernah Bisa Dibuka'
Brankas misterius yang tak pernah bisa dibuka di Istana Siak

Misteri brankas yang tak pernah bisa dibuka yakni lemari besi berwarna hitam di Istana Siak tetap menjadi salah satu misteri terbesar yang belum terpecahkan.

SENI BUDAYA - Istana Siak Sri Indrapura, yang juga dikenal sebagai Istana Asserayyah Hasyimiah atau Istana Matahari Timur, adalah sebuah bangunan bersejarah yang terletak di Jalan Sultan Syarif Kasim, Kampung Dalam, Kabupaten Siak, Provinsi Riau.

Ditetapkan sebagai cagar budaya pada 3 Maret 2004, istana ini tidak hanya menawarkan arsitektur megah yang menggabungkan gaya Eropa, Arab, Melayu, dan India, tetapi juga menyimpan banyak benda peninggalan bersejarah dan unik, termasuk sebuah lemari besi misterius yang hingga kini belum terungkap rahasianya.

Istana Siak mengadopsi gaya arsitektur yang memadukan elemen-elemen dari berbagai budaya.

Bangunan ini dihiasi dengan ornamen-ornamen yang mencerminkan kekayaan budaya Melayu, dipadukan dengan sentuhan Eropa, Arab, dan India.

Di dalam istana, pengunjung dapat menemukan berbagai artefak bersejarah, termasuk alat musik kuno bernama Komet yang hanya ada dua di dunia.

Alat musik ini dibawa dari Jerman oleh Sultan Siak ke XI, Sultan Assyaidis Syarif Hasyim Abdul Jalil, pada tahun 1986.

Di antara berbagai peninggalan bersejarah, ada satu benda yang menarik perhatian khusus: sebuah lemari besi berukuran 0,5 x 1,2 meter dengan berat 300 kilogram.

Lemari besi ini terletak di bagian belakang istana dan belum pernah berhasil dibuka sejak kuncinya dibuang ke laut oleh Sultan Syarif Kasim II, Sultan terakhir Kerajaan Siak, saat menjadi penasehat Presiden Soekarno antara tahun 1945 hingga 1950.

Menurut Ujang, seorang warga sekitar, lemari besi tersebut pernah dibawa ke Jakarta namun kemudian dikembalikan ke Riau tanpa kuncinya.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk membuka lemari ini, termasuk menggunakan jasa ahli kunci, orang pintar, dan berbagai metode fisik seperti pengeboran dan pengelasan, namun semua usaha tersebut tidak membuahkan hasil.

Sejak tahun 1950-an, sayembara telah diadakan untuk membuka lemari besi ini, namun hingga kini, belum ada yang berhasil.

Pemerintah Kabupaten Siak dan keturunan kerajaan terus berusaha untuk memecahkan teka-teki ini.

Upaya menggunakan bahan peledak sangat dihindari karena khawatir merusak isi misterius di dalam lemari besi.

Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan selama puluhan tahun, misteri ini masih menarik minat banyak orang dan menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung istana.

Hingga kini, lemari besi tersebut terus menantang para peneliti dan pencinta sejarah untuk mengungkap rahasia yang terkandung di dalamnya.

Kabupaten Siak, banyak benda-benda bernilai bersejarah. Sebagian besar benda ini menjadi saksi bisu perjalanan Kesultanan Siak Indrapura dari masa jaya, hingga bergabung ke dalam NKRI.

Benda lemari besi berupa kotak hitam yang terletak di dekat tangga berputar untuk menuju ke lantai 2 itu ternyata adalah sebuah brankas. Bukan sembarang brankas, melainkan brankas khusus.

"Ini brankas milik Sultan Syarif Kasim II. Brankas ini buatan Jerman. Dulu dipesan khusus oleh sultan waktu lawatan ke Eropa," ujar Sulaiman, pemandu.

Yang unik dari brankas ini adalah, hingga saat ini tidak ada seorang pun yang pernah tahu apa isi di dalam brankas berukuran 1x2x1 meter tersebut. Tidak ada satu orang pun yang berhasil membuka brankas ini dan melihat isinya.

"Sudah banyak orang yang coba buka, tetapi tidak pernah ada yang bisa. Dari dibor, sampai discan ahli dari ITB, tetap tidak bisa tembus dan kebuka," imbuh Sulaiman.

Brankas ini pernah dibor, namun yang terjadi adalah mata bor yang digunakan patah.

Pernah juga didatangkan juga orang pintar dari Banten, tetapi dia tidak bisa membukanya juga.

Sampai mesin scan dari ITB pun tidak bisa menembus brankas, padahal mesin scan ini bisa menangkap citra gambar sampai kedalaman 2 meter ke bawah permukaan tanah.

Meski tidak ada yang tahu apa isi dari brankas ini, tetapi brankas ini sangat berat dan hampir tidak bisa digeser dari tempatnya semula.

"Saya pernah mencobanya sendiri, saya dorong sekuat mungkin, tapi brankas itu bergeser barang 1 cm pun tidak," kata Sulaiman.

Menurut cerita, kunci brankas ini dipegang oleh seorang pria bernama Wak Molan, yang hidup dari tahun 1889-1945.

Dia adalah Kepala Urusan Rumah Tangga Istana Siak. Wak Molan merupakan orang kepercayaan Sultan Syarif Kasim II.

Wak Molan sama sekali tidak pernah membocorkan rahasia tentang isi dari brankas ini kepada siapa pun. Tidak pula pada istri dan anak-anaknya.

Ketika Wak Molan wafat, Sultan Syarif Kasim II mengambil kunci brankas dari Wak Molan lalu membuangnya ke Sungai Siak.

Setelah membuang kunci brankas, Sultan Syarif Kasim II pun pergi ke Jakarta. Tidak ada yang tahu pasti apa alasan sultan melakukan hal tersebut.

Sampai sekarang brankas dan isinya ini pun masih jadi misteri. Suatu hari riaupagi.com liburan ke Siak dan mampir ke Istana Asherayah Hasyimiyah itu untuk melihatnya langsung. Istana ini buka dari jam 09.00 sampai pukul 16.00 WIB.

Tetapi lemari besi itu informasinya digunakan untuk menyimpan harta berharga para pemiliknya, dan hanya pemiliknya yang bisa membuka lemari besi kapan saja. (*)

Tags : Lemari Besi, Istana Siak, Kerajaan Siak, Siak Indrapura, Riau, Cagar Budaya, Misteri, Besi, Istana Siak Sri Indrapura, wisata Budaya, Lemari Besi di Istana Siak Misterius ,