Headline Seni Budaya   2021/06/09 21:11 WIB

LMR Meragukan 'Mahkota Setara Rp1,0 T' Milik Sultan Siak Sri Indrapura di Museum Nasional

LMR Meragukan 'Mahkota Setara Rp1,0 T' Milik Sultan Siak Sri Indrapura di Museum Nasional
H Darmawi Zalik Aris Se, Ketua Lembaga Melayu Riau [LMR] meragukan keaslian Mahkota Emas Kerjaan Siak.

RIAUPAGI.COM, PEKANBARU  - Lembaga Melayu Riau [LMR] meragukan keaslian Mahkota Sultan Siak Sri Indrapura (Sultan Syarif Kasim II), yang kini berada di Museum Nasional Jakarta.

"Mahkota kebesaran Sultan Syarif Kasim II ketika bertahta di kesultanan adalah benar-benar asli, namun setelah berada di Museum Nasional apakah masih benar-benar asli dilihat dari mata kasar. Karena mengingat kecanggihan sekarang bisa saja tanpa sepengetahuan masyarakat Riau permata yang ada di mahkota bisa saja diganti dengan kaca [berlian palsu]," sebut H Darmawi Zalik Aris, Ketua LMR, Rabu (9/6/2021). 

Pemerintah Provinsi harus senantiasa melihat benda-benda berharga [Mahkota] yang diletakkan di Museum Nasional, "ini harus sering dilakukan peninjauan kembali," ujarnya.

Darmawi mengakui sejarah telah mencatat pada tahun 1915-1949 Sultan Syarif Kasim II, sultan terakhir Siak Sri Indrapura telah memberikan sumbangsihnya mahkota itu kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Beliau telah menyumbangkan mahkota Sultan Siak Sri Indrapura dibuat dari emas bertahtakan berlian dan uang sebesar 13 juta gulden.

Diberikan secara cuma-cuma oleh Sultan Syarif Kasim II kepada Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Sukarno untuk memperjuangkan NKRI," sebut Darmawi.

Keberadaan mahkota yang berhiaskan berlian dan permata rubi itu kini berada di Museum Nasional Jakarta. Sumbangsih ini dilakukan sebagai penegas bahwa Kesultanan Siak Sri Indrapura yang dipimpinnya meleburkan diri ke dalam NKRI. Mahkota yang bertaburkan berlian dan batu rubi, dengan hiasan tiga bunga teratai diatasnya itu, menurut Darmawi, setara dengan Rp1,074 triliun. Uang yang sangat banyak di waktu itu [13 juta gulden Belanda] untuk menyokong perjuangan menegakkan kemerdekaan Indonesia.

"Riau salah satu yang andil dalam menegakkan kemerdekaan RI dan mahkota kerajaan itu apakah merupakan kolektral mata uang RI," tanya dia. Namun Darmawi balik menyebutkan mahkota itu bukan dijadikan agunan untuk modal pendirian BI, melainkan kolektral dalam pencetakkan uang,” terangnya. 

Penampakan asli Mahkota Sultan Siak Sri Indrapura dibuat dari emas bertahtakan berlian dan rubi dengan diameter 33 cm, tinggi 27 cm, dan berat mencapai 1.803,3 g. Mahkota ini dihiasi oleh tiga bunga teratai bertaburkan batu merah delima dan intan.

Selain itu juga dihiasi dengan filigran motif sulur-sulur benang emas dan bunga. Daun-daun emas kecil dikaitkan dengan cincin menggantung di keempat lengkungan mahkota. Kemudian, pada bagian kening terdapat inskripsi Arab yang berarti “mahkota emas”, yang terbuat dari kawat emas tipis. Mahkota emas tersebut saat ini dalam keadaan baik serta terawat dan menjadi koleksi Museum Nasional dengan nomor inventaris E 26.

"Mahkota kebesaran sultan itu merupakan aset masyarakat Riau pada umumnya, lantaran satu-satunya yang merupakan salah satu situs budaya yang berada di bumi Melayu Riau dengan berdirinya kerajaan Siak," kata Darmawi.  

Namun Darmawi balik bertanya apa yang telah diberikan oleh pemerintah pusat konpensasi yang sesungguhnya terhadap masyarakat Riau. "Pada hal begitu besarnya sumbangsih harta kekayaan Sultan diberikan kepada pemerintah RI," sebutnya.

"Mulai dari minyak bumi dan gas [Migas] yang diekploitasi 92 tahun dari perut bumi Melayu barulah dua hari ini masyarakat Riau menikmati mulusnya jalan dengan adanya tol".

LMR minta pada Gubernur Riau, Syamsuar situs bangunan gedung kerajaan Siak yang berdiri di Kesultanan Siak harus di perjuangkan ke UNISCO. Karena dinilai umum bangunan sudah berabad-abad berdiri di Kabupaten Siak yang merupakan kota sejarah. "Ini supaya anak cucu kita tidak kehilangan jejak mengingat nama Siak Sriindrapura sudah mendunia," sebutnya menambahkan pemimpin Riau sudah banyak berasal dari Siak Sriindrapura. 

Gubernur Riau Drs H Syamsuar MSi menyaksikan mahkota asli di ruang Kepala Museum Nasional dengan dimensi lebar 33 cm, tinggi 27 cm, dan berat 1,803,3 gram.

Gubernur Syamsuar sendiri melalui akun resmi Pemprov Riau, @humas_riau, sudah pernah melihat dari dekat Mahkota Sultan Siak di Museum Nasional di Jakarta. Sekitar satu jam Gubernur Riau menyaksikan mahkota asli di ruang Kepala Museum Nasional mahkota ini terbuat dari emas asli, dengan dimensi lebar 33 cm, tinggi 27 cm, dan berat 1,803,3 gram.

Selama melihat dari dekat Mahkota Sultan Siak, Gubernur Riau Syamsuar tak henti hentinya berdecak kagum karena mahkota dari emas sebesar 1,8 Kg itu ditaburi berlian dan batu permata berwarna merah itu. Gubri mengaku baru pertama kali, ia melihat mahkota asli ini. Sungguh luar biasa pengorbanan sultan. Selain menyumbang satu triliun untuk Republik Indonesia, ternyata juga diserahkan mahkotanya di museum.

"Masih ada yang lain seperti keris dan lain lain. Pemprov Riau ingin menjadikan kebudayaan sebagai payung negeri kepariwisataan. Potensi budaya itu banyak, termasuk mahkota sultan ini,” kata Gubernur Riau didampingi Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, Raja Yoserizal

Sementara, Raja Yoserizal mengatakan, Mahkota Emas Kerajaan Siak itu telah resmi ditetapkan sebagai benda cagar budaya (BCB) dan memiliki peringkat sebagai BCB tingkat nasional. Peringkat ini menandakan nilai penting dari benda tersebut unggul dalam aspek estetika dan historis yang mewakili nilai penting budaya Indonesia.

Mahkota Emas Kerajaan Siak

"Sehingga Mahkota Emas Kerajaan Siak itu tidak dipamerkan untuk umum sehari-hari, dan bahkan hanya orang-orang tertentu saja yang diperkenankan untuk melihatnya secara langsung di dalam Museum,” kata Raja Yose Rizal. (*)

Tags : Lembaga Melayu Riau, LMR Meragukan Keaslian Mahkota Sultan Siak Sri Indrapura, Mahkota Sultan Siak di Museum Nasional,